Daging menjadi salah satu makanan favorit selain ayam dan seafood. Bagaimanapun olahannya, daging selalu menjadi menu favorit.
Daging adalah bagian lunak pada hewan yang terbungkus kulit dan melekat pada tulang. Daging tersusun sebagian besar dari jaringan otot, ditambah dengan lemak yang melekat padanya, urat, serta tulang rawan.
Jenis daging yang dikonsumsi orang pada umumnya adalah daging sapi. Selain rasanya yang lezat, daging sapi tentunya juga menjadi sumber protein yang baik bagi tubuh.Keunggulan dari kandungan daging sapi adalah kadar sodiumnya yang rendah. Selain itu daging sapi juga merupakan sumber dari protein, vitamin B3, vitamin B6, fosfor, zinc, selenium, dan vitamin B12.
Selain mengandung banyak manfaat untuk kesehatan ternyata apabila kita mengkonsumsi terlalu banyak juga akan menimbulkan risiko. Apa saja risikonya ?
- Lebih Sering Mengalami Konstipasi
Daging merupakan salah satu sumber makanan yang hampir tidak memiliki serat. Gejala utama yang akan dialami jika kekurangan serat adalah mengalami sembelit dan susah buang air besar. Untuk melancarkan sistem pencernaan, tentunya memerlukan kebutuhan serat harian yang cukup, yang mana sumber serat ini biasanya didapatkan dari sayuran, buah, kacang-kacangan, dan agar-agar.
Untuk itu, perlu mengimbangi konsumsi daging dengan makanan lain yang tinggi akan serat untuk mencegah dan mengatasi konstipasi.
- Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Jantung
Manfaat lainnya dari serat adalah membantu menjaga tubuh dari penyerapan kolesterol yang berlebihan, karena itu serat mampu membantu melindungi jantung. Jika kita terlalu sering mengkonsumsi daging, apalagi jenis daging merah dan diproses dengan cara yang tidak baik, misalnya digoreng, hal ini akan menimbulkan dampak negatif bagi jantung.
Karena jenis daging ini memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi dan dapat meningkatkan kolesterol LDL atau kolesterol buruk dan nantinya akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Untuk itu, The American Heart Association merekomendasikan tiap individu untuk membatasi asupan lemak jenuh, yaitu sebanyak 5 hingga 6 persen dari total kalori harian.
- Potensi Mengalami Batu Ginjal
Kelebihan protein dalam tubuh dapat mempengaruhi fungsi ginjal, dan daging sendiri merupakan makanan yang kaya akan protein. Secara khusus, protein hewani tinggi akan senyawa yang disebut purin, yang dapat terurai menjadi asam urat, dan tingginya asam urat dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal.
Menurut The Healthy, secara normal ginjal sebenarnya mampu memecah protein. Akan tetapi jika memiliki riwayat keluarga dengan masalah ginjal, alangkah baiknya wajib membatasi asupan daging atau makanan lainnya yang tinggi protein.
- Munculnya Masalah Penglihatan
Konsumsi daging merah yang berlebihan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko degenerasi makula terkait usia, yang merupakan penyebab nomor satu kebutaan orang lanjut usia di Amerika. Alasannya, lemak jenuh yang biasa terdapat dalam daging dianggap berbahaya bagi pembuluh darah kecil di mata.
Selain itu, beberapa jenis daging juga mengandung nitrosamin, yang merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab kerusakan mata.
- Dehidrasi
Akibat adanya peningkatan asam urat dari pemrosesan protein dalam tubuh, sehingga akan mudah merasa haus jika terlalu banyak mengkonsumsi daging. Kondisi ini terjadi lantaran ginjal membutuhkan lebih banyak air untuk mengencerkan produk limbah yang dianggap beracun bagi tubuh tersebut. Sehingga untuk mengeluarkan limbah dari tubuh, kita perlu mengeluarkan lebih banyak urin yang membawa limbah tersebut. Yang mana hal tersebut bisa membuat dehidrasi.
- Berat Badan Mudah Naik
Faktanya, 7000 orang dewasa di Amerika ditemukan 90% lebih mudah naik berat badannya akibat mengkonsumsi daging lebih dari 250 gram seharinya. Mengkonsumsi daging dalam jumlah banyak, memang akan mudah menurunkan berat badan dalam kurun waktu yang singkat karena proteinnya. Tetapi jangan salah, berat badan akan mudah naik kembali.
- Mengalami Kanker
Harvard University menyatakan, orang yang suka mengkonsumsi daging lebih dari 3 kali dalam sehari berisiko terkena kanker usus besar daripada mereka yang makan daging lebih sedikit.
- Perubahan Pada Rambut dan Kulit
Vitamin C berperan dalam membentuk kolagen, protein yang memberi struktur pada kulit, rambut, kuku, tulang, dan masih banyak lagi. Sedangkan di dalam daging atau produk hewani, vitamin C sangat jarang ditemukan.
“Kulit Anda bisa kasar dan bergelombang. Anda mungkin melihat beberapa pertumbuhan rambut tubuh yang menarik,” tutur Jenna Braddock, ahli gizi dan diet.
- Napas Bau
Tubuh yang kebanyakan mengkonsumsi daging artinya juga akan kelebihan kandungan protein. Kondisi ini akan mengacu pada kondisi ketosis, yang mana tubuh akan membakar lemak untuk dijadikan energi. Memang berpotensi untuk menurunkan berat badan secara perlahan, tapi akan berdampak buruk untuk bau napas .
Pasalnya, tubuh yang terlalu banyak membakar lemak akan menghasilkan bahan kimia bernama keton. Keton ini lah yang akan membuat aroma napas menjadi tidak sedap. Walaupun sudah menyikat gigi ataupun berkumur dengan cairan mulut agar wangi, bau mulut akan susah hilang apabila masih suka mengkonsumsi daging dalam jumlah banyak.
- Radang
Penelitian menunjukkan bahwa lemak jenuh dalam daging dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh karena daging kurang mengandung antioksidan yang dapat melawan peradangan.
“Alasan mengapa ada rekomendasi bagi orang untuk ‘makan diet penuh warna’ karena masing-masing warna dalam buah dan sayuran adalah kelompok antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh,” tutur Jenna Braddock, ahli gizi dan diet.
KL For GAEKON