Kehamilan menjadi salah satu yang selalu ditunggu – tunggu oleh beberapa pasangan. Karena menurut mereka, dengan kehadiran buah hati maka akan semakin lengkap keluarga mereka.
Setiap bulannya wanita mengalami siklus menstruasi. Ketika siklus bulanan tersebut berhenti, bisa dikatakan itu tanda awal terjadinya kehamilan. Namun, sebagian wanita terkadang masih bisa mengalami gejala mirip menstruasi ketika sudah dinyatakan positif hamil. Hanya saja jumlah darah yang keluar intensitasnya sangat sedikit atau sering disebut dengan flek.
Berhentinya siklus menstruasi hanyalah satu dari sekian banyak tanda kehamilan. Terkadang ibu juga mengalami ngidam dan mengalami ‘roller coaster‘ emosi. Selain itu saat usia kehamilan bertambah, berbagai perubahan akan terjadi pada tubuh ibu hamil dan sejumlah gejala pun muncul. Gejala dan perubahan yang dialami setiap ibu hamil tidak selalu sama, tergantung tahap kehamilannya. Terkadang, perubahan ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman saat hamil.
Banyak sekali perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh selama hamil. Ini termasuk berbagai perubahan yang terjadi di area lain selain perut.
Selama kehamilan, perubahan kulit yang mungkin dialami yaitu :
- Kulit Lebih Glowing
Perubahan kulit saat hamil yang pertama adalah kulit jadi lebih glowing. Ibu hamil memiliki kecantikan khas yang tampak dari kulit yang lebih glowing. Biasanya, kondisi tersebut terjadi saat trimester pertama kehamilan.
“Kehamilan menyebabkan peningkatan volume darah yang menyebabkan ‘pregnancy glow’,” ujar Jennifer MacGregor, ahli kulit di New York City.
- Stretch Mark
Perubahan kulit saat hamil yang selanjutnya adalah stretch mark. Hampir setiap ibu hamil akan mengalami stretch mark, yaitu garis-garis kemerahan yang timbul di payudara ataupun di perut. Setelah melahirkan, stretch mark akan berubah menjadi warna putih yang samar.
Faktor genetik, penurunan atau kenaikan berat badan yang cepat, dan peregangan pada kulit yang menyebabkan terjadinya stretch mark.
Dermatologist Brigham and Women’s Hospital di Boston, Abigail Waldman mengatakan, presentase ibu hamil yang mengalami Stretch Mark cukup tinggi.
”Stretch mark dialami sekitar 75 persen ibu hamil,” kata Abigail Waldman.
Untuk mencegah stretch mark bisa mencoba dengan menjaga kulit tetap lembap dengan rutin menggunakan cocoa butter atau lotion.
Menurut American Pregnancy Association, stretch mark muncul bukan hanya di area perut dan payudara, tetapi juga di area paha, pinggang, punggung bagian bawah dan pantat.
- Jerawat, Freckles, dan Tahi Lalat Lebih Gelap
Perubahan kulit saat hamil yang selanjutnya adalah jerawat, freckles, dan tahi lalat lebih gelap. Saat hamil, memang biasanya tiba – tiba muncul banyak jerawat, freckles, atau tahi lalat terlihat lebih hitam. Semua itu dikarenakan hormon esterogen yang meningkat saat hamil.
Hormon dalam tubuh dapat menyebabkan kelenjar minyak mengeluarkan lebih banyak minyak sehingga menyebabkan jerawat.
Selain itu, sekitar 70 persen ibu hamil mengalami melasma atau kulit wajah menjadi gelap yang tidak merata. Bukan hanya di wajah saja, namun area puting juga tampak lebih gelap dan munculnya garis hitam pada perut yang disebut linea nigra.
”Estrogen merangsang peningkatan produksi pigmen yang menyebabkan bintik-bintik menjadi lebih gelap, memburuknya freckles, dan bahkan tahi lalat yang lebih gelap,” kata MacGregor.
- Skin Tag (Akrokordon)
Perubahan kulit saat hamil yang selanjutnya adalah skin tag. Skin tag merupakan pertumbuhan kulit yang kecil yang tidak berbahaya. Biasanya, paling sering muncul di bawah lengan dan payudara. Waldman menyebutkan, skin tag terbentuk ketika terdapat area kulit saling bergesekan.
Hal tersebut terjadi secara alami ketika mengalami penambahan berat badan. Selain itu, hormon juga berperan karena skin tag bisa juga muncul pada area kulit yang tidak bergesekan.
”Pada beberapa ibu ini terjadi secara genetik dan sebagian besar tidak berbahaya. Namun jika dirasa menganggu bisa dilakukan prosedur untuk menghilangkan skin tag, setelah melahirkan,” kata MacGregor.
- Gatal – Gatal
Perubahan kulit saat hamil yang selanjutnya adalah gatal-gatal. Seiring perut yang semakin membesar bisa menyebabkan gatal-gatal. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengoleskan pelembab.
“Ketika kulit mengembang, kulit menjadi kering, dan teriritasi yang menyebabkan rasa gatal,” kata MacGregor.
Selain itu, pada ibu hamil juga mengalami Pruritic Urticarial Papules And Plaques Of Pregnancy (PUPP), yaitu gatal-gatal pada stretch mark yang dapat menyebar ke lengan, kaki, dan pantat. Kondisi tersebut terjadi menjelang akhir kehamilan ketika perut membesar.
”Ini tidak berbahaya tetapi bisa disertai dengan rasa gatal yang ekstrem,” jelas MacGregor.
Hampir ¼ ibu hamil mengalami kulit yang gatal. Gatal yang dirasakannya pun berbeda – beda.
- Gatal Umum
Merasa akan lebih sensitif terhadap bahan yang biasanya tidak berpengaruh, seperti klorin pada kolam renang. Oleskan lotion calamine pada area yang gatal.
- Gatal Parah
Ada kondisi yang relatif langka, yaitu obstetric cholestasis (OC) yang dapat menyebabkan gatal pada seluruh tubuh. Rasa gatal dapat menjadi lebih intens pada telapak tangan atau kaki.
- Ruam
Ada beberapa ruam yang berwarna merah dan gatal, namun tidak berbahaya yang disebabkan oleh kehamilan. Seperti Atopic Eruption of Pregnancy (AEP) menyebabkan benjolan yang gatal pada kulit dan biasanya muncul pada trimester pertama. Kondisi ini tidak berbahaya dan akan hilang setelah bayi lahir. Untuk meringankan rasa gatal bisa dengan mengoleskan krim emollient.
Selain itu Polymorphic Eruption of Pregnancy (PEP). PEP lebih sering terjadi jika mengandung bayi pertama, mengandung anak kembar, maupun salah satu keluarga ada yang pernah mengalami PEP. Biasanya akan hilang 1-2 minggu pasca melahirkan.
KL For GAEKON