7 PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN DI INDONESIA

0
7 PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN DI INDONESIA

Kematian pasti akan dirasakan oleh setiap yang bernyawa. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah kematian, tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan.

Berdasarkan pantauan tim Gaekon dari laman Ecology, setiap tahun, ada sekitar 55,3 juta orang meninggal di seluruh dunia. Itu berarti, ada 151.600 orang meninggal setiap hari, 6.316 orang meninggal setiap jam, 105 orang meninggal setiap menit dan hampir dua orang meninggal setiap detik. Penyebab dari kematian ini sendiri cukup beragam, mulai dari penyakit, kecelakaan hingga bunuh diri.

Penyakit yang datang dan hinggap dalam tubuh manusia tidak semuanya bisa menyebabkan kematian. Terkadang ada penyakit yang bisa disembuhkan dengan obat, sehingga siapapun yang merasakan sakit itu akan sembuh.

Namun ada juga penyakit mematikan yang mungkin saja sudah tidak ada obatnya, ataupun kondisi tubuh yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk menahan rasa sakit tersebut. Inilah beberapa penyakit yang menjadi penyebab utama kematian di Indonesia :

  1. Stroke

Populasi orang Indonesia di tahun 2017 berjumlah 258,1 juta jiwa. Sebanyak 29,2 persen dari total kematian di tahun 2017 disebabkan oleh stroke. Bisa dibilang, stroke adalah pembunuh nomor satu di Indonesia. Sementara, stroke adalah penyebab kematian nomor 5 di Amerika Serikat dan membunuh 37,6 juta orang di sana, jelas laman Centers for Disease Control and Prevention.

Stroke adalah kondisi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang. Sehingga hal ini menyebabkan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel dalam otak pun dapat mati dalam hitungan menit.

Stroke adalah penyakit dimana nyawa pasien bergantung pada tindakan penyelamatan secepat mungkin. Semakin cepat pasien ditangani maka risiko kerusakan otak dan komplikasi lainnya dapat ditekan.

Pengobatan yang efektif pun dapat menghindari pasien stroke dari kondisi disabilitas. Gejalanya sendiri cukup mudah dideteksi seperti kesulitan berbicara, bergerak, melihat, kondisi mati rasa, serta sakit kepala. Penyebabnya adalah arteri yang terhambat atau pembuluh darah yang pecah.

Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang rentan terhadap stroke. Misalnya, memiliki berat badan berlebih. Seseorang juga lebih rentan terhadap stroke bila memiliki kebiasaan minum minuman keras, tidak aktif secara fisik, menggunakan obat-obatan terlarang, tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, diabetes, atau masalah pernapasan ketika tidur. Laki-laki, orang yang melakukan terapi hormon, dan berusia di atas 55 tahun berisiko lebih besar terhadap stroke.

  1. Jantung Koroner

Di Indonesia setiap tahunnya tercatat rata-rata ada 2 juta kasus penyakit jantung koroner. Penyakit ini ditandai dengan tiga ciri utama yaitu sakit pada dada (angina), serangan jantung, dan gagal jantung. Ada gejala lain juga meski tidak begitu umum seperti palpitasi jantung dan sesak napas yang tidak biasa. Palpitasi merupakan kondisi ketika seseorang merasakan degup jantung yang begitu cepat.

Penyakit jantung koroner merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi ketika suplai darah terhalang atau terganggu oleh penumpukan lemak di arteri koroner. Proses terjadinya hal ini disebut sebagai arterosklerosis.

Beberapa penyebabnya antara lain merokok, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Jantung koroner tidak dapat disembuhkan total tetapi dapat ditekan risikonya dengan mengubah gaya hidup, obat-obatan penunjang, dan operasi.

Seseorang pun dapat memulihkan diri apabila telah menjalankan prosedur operasi. Meski demikian bukan berarti orang tersebut dapat hidup bebas tanpa menjaga pola hidupnya. Inilah mengapa kita perlu memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Selain itu rajin berolahraga tentu akan membantu.

  1. Diabetes

Diabetes sebagai penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Jumlah kematian akibat diabetes meningkat pesat. Diabetes menduduki peringkat 6 sebagai penyakit yang menyebabkan kematian di tahun 2007 dan merangsek maju di posisi ketiga pada tahun 2017, ungkap laman Health Data.

Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi dalam jangka waktu panjang. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, biasanya akibat diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri (autoimun).

Sedangkan pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh tidak peka terhadap insulin, sehingga fungsi insulin dalam menurunkan kadar gula darah tidak efektif meskipun jumlahnya cukup.

Fungsi insulin adalah untuk mengubah zat gula menjadi energi. Ketika insulin tidak cukup jumlahnya atau tidak dapat digunakan secara efektif, zat gula akan menumpuk di dalam darah. Akibatnya, penderita diabetes dapat mengalami komplikasi yang dapat membahayakan nyawa, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung.

  1. Tuberkulosis (TBC)

Berdasarkan data yang dikutip dari WHO Tahun 2017, Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi keempat di Indonesia pada tahun 2017. Jumlah ini menurun dari tahun 2007, di mana TBC merupakan pembunuh nomor 3 di Indonesia. Sementara, di seluruh dunia terdapat 1,6 juta orang yang meninggal akibat TBC.

TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Penyakit ini mudah menyebar melalui butiran air liur yang dikeluarkan oleh penderita lewat bersin atau batuk. Sebagian besar kematian akibat TBC terjadi di negara-negara miskin, di mana pasokan obat-obatan dan tingkat pelayanan kesehatan sangat terbatas.

  1. Sirosis Hati

Sirosis hati menduduki peringkat kelima sebagai penyakit penyebab kematian di Indonesia pada tahun 2017. Peringkat ini turun satu level, di mana di tahun 2007 sirosis hati berada di posisi keempat. Sirosis hati menyebabkan kematian 35 ribu jiwa di Amerika Serikat, ungkap laman Medscape.

Sirosis adalah tahap akhir dari jaringan parut (fibrosis hati) yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti hepatitis dan alkoholisme kronis. Gejala sirosis hati adalah kelelahan, mudah berdarah atau memar, mual, kehilangan selera makan, penurunan berat badan, bengkak di kaki, perubahan warna kulit, bola mata jadi kuning dan lain sebagainya, tutur laman Mayo Clinic

  1. Diare

Anggapan sepele orang terhadap diare ternyata salah besar. Faktanya, penyakit diare adalah pembunuh nomor 6 terbanyak di Indonesia pada tahun 2017, berdasarkan laman Health Data. Diare membunuh sekitar 2.195 anak-anak setiap harinya. Bahkan, diare membunuh 1 dari 9 anak di seluruh dunia, ungkap laman Centers for Disease Control and Prevention.

Diare terjadi karena menipisnya cairan tubuh yang mengakibatkan dehidrasi berat. Sekitar 88 persen kematian akibat diare disebabkan karena air yang tidak aman, sanitasi yang kurang dan kebersihan yang tidak memadai. Kuman diare umumnya menyebar melalui air, makanan atau benda yang terkontaminasi.

  1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit ini menyebabkan kematian tertinggi ketujuh di Indonesia pada tahun 2017, ungkap laman Health Data. Penyakit ini naik satu peringkat dari tahun 2007 sebagai penyebab kematian di negeri ini. WHO melaporkan bahwa lebih dari 3 juta orang meninggal akibat penyakit ini di tahun 2015.

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) ialah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penyakit paru-paru serta ditandai dari meningkatnya sesak napas, sering batuk dan napas menjadi pendek. Dua tipe PPOK paling umum adalah emfisema dan bronkitis kronis. 

Dengan mengetahui apa saja yang termasuk penyakit mematikan, kita dapat melakukan langkah-langkah pencegahannya. Misalnya dengan menerapkan pola hidup sehat. Bukankah mencegah itu lebih baik ?

KL For GAEKON