Arak Bali terpilih menjadi salah satu souvenir dalam rangkaian KTT G20 di Bali. Arak Bali berbahan dasar arak jung atau arak rempah. Arak ini merupakan salah satu kekayaan budaya lokal zaman kuno yang digunakan untuk pengobatan. Arak Bali diracik oleh para leluhur Bali diniatkan untuk sarana kesehatan. Seperti menyembuhkan penyakit batuk, flu, atau sariawan, dengan manfaat sebagai penghangat tubuh. Menurut Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020, koperasi mengumpulkan arak dari petani, kemudian diproses dengan inovasi agar naik kelas.
Arak murni dari petani diawetkan terlebih dahulu agar baunya hilang. Setelah itu arak dicampur dengan rempah, buah, dan madu, kemudian disimpan selama enam bulan. Hasil fermentasi ini kemudian dibawa ke pabrik dan baru bisa dikonsumsi.
Perbedaan Arak dan Alkohol Lain
Arak Bali berbeda dengan minuman beralkohol lainnya karena dibuat tanpa campuran alkohol sama sekali dan tetap memakai bahan tradisional. Sedangkan pada minuman alkohol lainnya, umumnya dicampur bahan kimia. Bahan dasar pembutan arak Bali adalah tuak pohon kelapa.
Arak Bali Dapat Dicampur Buah dan Rempah
Arak Bali dapat dicampur dengan buah, rempah, bahkan madu dan jeruk nipis. Beberapa rempah yang umum dicampurkan adalah cengkeh, jahe merah, vanili, pala (jebugarum), dan kayu manis. Beberapa buah yang umum menjadi campuran arak Bali adalah mangga, jeruk, nanas, beberapa jenis beri, hingga kurma.
Arak Bali Terpilih Menjadi Souvenir KTT G20
Salah satu produsen arak Bali adalah Ida Ayu Puspa Eny (65) yang telah memulai usahanya sejak tahun 2008. Pada bulan Agustus 2022 arak produksi Puspa terpilih untuk menjadi souvenir rangkaian KTT G20, yakni pertemuan yang diadakan Kementerian Kesehatan “Health Working Group” (HWG) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak “Minestrial Conference on Women’s Empowerment” (MCWE). Dalam kedua rangkaian KTT G20 tersebut, disiapkan masing-masing 50 botol arak Bali 750ml. Varian rasa yang disediakan adalah manggis, kopi, beri (stroberi, bluberi, dan rasberi), original (rempah), dan ameritha (murni).
Lima varian arak Bali yang disediakan untuk rangkaian KTT G20 merupakan rasa unggulan yang telah berpita cukai, sehingga dapat diedarkan. Souvenir ini hanya diberikan untuk menteri-menteri di G20 sehingga jumlahnya terbatas.
Cara Membuat Arak Bali
Secara sekilas, arak Bali dibuat dengan cara mengiris tuak pohon aren dengan hati-hati. Orang yang akan mengiris tuak pohon aren biasanya adalah laki-laki yang melekatkan pisau ke ikat pinggangnya dan memanjat pohon kelapa setinggi sekitar 15 meter. Setiap hari, ia akan mengambil air tuak untuk diolah menjadi minuman fermentasi.
Tuak kelapa kemudian disimpan pada wadah plastik besar selama empat sampai lima hari hingga tuak berasa asam. Tuak kemudian dimurnikan dengan tiga toples besar. Setiap toples akan menghasilkan kadar alkohol yang berbeda. Umumnya, proses penyulingan dilakukan oleh para wanita.
Arak Bali tidak hanya dibuat dari sari kelapa yang difermentasi, melainkan ada juga yang dibuat dari beras merah tang difermentasi. Proses pembuatannya biasanya masih tradisional dan dilakukan di desa. Kandungan alkohol arak Bali bervariasi, yaitu 15-20% atau ada juga yang mengandung 40% alkohol.
Arak Bali selain dapat diminum secara tradisional, juga dapat dinikmati dengan kreasi baru. Koktail arak merupakan salah satu kreasi baru dan populer di kalangan masyarakat Bali. Arak Bali dapat dicampur dengan madu dan jus lemon, jus jeruk, gula pasir dan jeruk nipis, atau dengan soda.
FT for GAEKON