Gaekon.com – Tanaman hias Monstera banyak diburu para pecinta bunga terutama saat masa pandemi. Tanaman hias ini harganya terbilang cukup fantastis, yaitu mencapai Rp 15 juta untuk sehelai daunnya.
Nah, tanaman Monstera yang harganya selangit ini justru kerap dikenal dengan nama ‘Janda Bolong’.
Terdengar sedikit unik memang, kenapa bisa sebuah tanaman memiliki nama seperti itu. Kalian pasti menduga bahwa tanaman ini awalnya ditemukan oleh seorang janda, atau mungkin orang yang pertama membelinya adalah seorang janda.
Melansir dari CNN Indonesia, seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yuzammi, memberikan penjelasan soal asal usul penamaan tanaman hias janda bolong.
Yuzammi menjelaskan, nama “janda bolong” berasal dari Bahasa Jawa yaitu “ron phodo bolong” yang berarti daun bolong.
Ron phodo bolong kerap diucapkan secara singkat menjadi “ron dho bolong” yang terdengar seperti sedang mengucapkan kata “rondo”. Dalam Bahasa Indonesia, rondo memiliki arti ‘janda’.
Meskipun sang peneliti, merasa risih mendengar penamaan “janda bolong”. Namun hal itu menjadikan tanaman hias berdaun bolong tersebut semakin populer.
Tanaman janda bolong aslinya berasal dari Amerika Tropis yang termasuk dalam marga Monstera. Karakteristik utamanya adalah memiliki daun berlubang-lubang.
Setiap corak dan lubang ini menjadi variasi yang berbeda-beda untuk setiap jenisnya, seperti Monstera deliciosa, Monstera adansonii, Monstera borsigiana, dan lain-lain.
Di habitat aslinya, janda bolong merupakan tumbuhan semi epifit atau tumbuhan yang akarnya tetap sampai tanah, merambat, dan menempel pada tanaman lain dengan instensitas cahaya yang rendah.
Sementara dilingkungan dengan kelembapan tinggi, tanaman ini dapat berbunga sepanjang tahun. Namun, umumnya dapat berbunga setelah 3 tahun.
KA For GAEKON