Gaekon.com – Jajanan permen rasanya sudah menjadi pilihan utama para anak-anak. Setiap kali pergi ke toko kelontong hingga supermarket, banyak anak-anak yang lebih memilih permen dari pada makanan ringan. Meskipun rasanya manis dan enak, namun apakah kalian tahu seberapa bahaya permen ini, terlebih untuk anak-anak.
Rasanya yang manis dan porsinya yang kecil kadang membuat seseorang bisa mengonsumsinya secara berlebihan. Apalagi untuk anak-anak, hal ini bisa mengganggu kesehatan giginya.
Bahaya Makan Permen Berlebihan
Permen mengandung berbagai bahan tambahan lain seperti bahan pengawet, pewarna dan perasa buatan, hingga lemak. Meski tak masalah jika mengonsumsinya sesakali, namun kebiasaan makan permen berlebihan bisa memicu berbagai efek negatif untuk kesehatan.
Terlalu banyak makan permen menyebabkan gigi berlubang, obesitas, risiko diabetes, malnutrisi, hingga hambatan pada tumbuh kembang.
-
Mengganggu Tumbuh Kembang Anak
Anak-anak yang terlalu kenyang karena makan banyak permen, pasti akan menolak untuk makan masakan yang sudah dipersiapkan. Padahal dari makanan itu akan memeroleh berbagai asupan yang diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang.
Seperti yang kita tahu, protein dan lemak sehat diperlukan tubuh anak untuk bisa berkembang dengan sehat dan maksimal. Apabila seorang anak kekurangan protein dan lemak sehat, maka akan terjadi gangguan pada pertumbuhan tulang dan otot, saraf, hingga otak.
Tumbuh kembang anak yang tidak berjalan maksimal ini akan berbahaya untuk kesehatan anak. Hal ini bisa berisiko memicu munculnya berbagai penyakit ketika bertumbuh besar nantinya.
-
Kecanduan Gula
Terlalu banyak mengonsumsi permen untuk anak-enak ini juga bisa berakibat kecanduan gula. Kondisi ini memiliki potensi bahaya fisik dan psikologis bagi anak-anak. Kecanduan gula adalah jenis khusus kecanduan makanan dan telah terbukti berkembang dalam penelitian pada hewan dan memiliki kesamaan dengan jenis kecanduan obat tertentu.
Gejala penarikan kecanduan gula dapat mencakup perubahan suasana hati, seperti mudah marah, dan gejala fisik, seperti tremor, atau perubahan tingkat aktivitas, seperti anak menjadi lebih aktif, atau lesu dari biasanya.
-
Gigi Berlubang
Permen mengandung gula yang sangat tinggi. Gula ini memiliki konsistensi lengket yang bisa memicu gigi berlubang. Kombinasi rasa manis dan lengket pada gula adalah makanan utama untuk bakteri penyebab gigi berlubang. Tekstur lengket membuat sisa permen sulit dibersihkan dengan sempurna dari gigi.
-
Memicu Malnutrisi
Malnutrisi tidak selalu membuat seseorang tampak kekurangan berat badan. Seseorang bisa terlihat punya berat badan normal namun sebenarnya mengalami malnutrisi. Kondisi ini bisa terjadi ketika anak tidak memperoleh nutrisi yang cukup dalam makanan yang dikonsumsinya sehari-hari.
Seorang anak yang memiliki kebiasaan makan permen berlebihan akan cepat merasa kenyang dan membuatnya jadi susah makan. Kondisi ini jika terus menerus terjadi akan berpotensi membuat anak kehilangan berbagai nutrisi penting untuk kesehatan tubuhnya.
-
Memicu Tumbuhnya Jerawat
Makanan tinggi karbohidrat olahan, termasuk makanan dan minuman manis, telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena jerawat.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti permen olahan, meningkatkan gula darah lebih cepat daripada makanan dengan indeks glikemik lebih rendah. Makanan manis cepat meningkatkan kadar gula dan insulin dalam darah, menyebabkan peningkatan sekresi androgen, produksi minyak dan peradangan, yang semuanya memainkan peran dalam pengembangan jerawat.
-
Obesitas
Permen mengandung kalori yang tinggi, apalagi beberapa permen juga menambahkan asupan lemak pada ingridient atau bahan baku pembuatannya.
Apalagi akan sangat berbahaya untuk permen yang tersaji dalam kemasan kecil, orang cenderung makan lebih banyak permen sampai merasa cukup. Kebiasaan ini bisa menyebabkan lonjakan berat badan hingga risiko obesitas atau berat badan berlebih.
-
Meningkatkan Risiko Penyakit Kronis
Kondisi gula yang tinggi dalam tubuh bisa meningkatkan risiko muncul dan berkembangnya penyakit kronis berbahaya seperti diabetes, penyakit jantung, hingga kanker.Risiko ini bisa terus berkembang jadi dampak jangka panjang ke depannya yang akan memburuk seiring pertambahan usia.
Kapan Anak Boleh Makan Permen?
Melansir dari laman Cleveland Clinic, anak usia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan makanan yang mengandung gula tambahan. Gula ini bukan hanya pemanis buatan tetapi juga bahan pemanis pada umumnya, misalnya gula pasir, gula merah, gula jagung, dan sebagainya.
Anak usia di bawah 2 tahun sebaiknya hanya menyantap rasa manis asli dari makanan tanpa ditambahkan pemanis apapun.
Sementara itu anak baru bisa makan manis, seperti permen, di usia 2 tahun ke atas, dengan catatan dalam jumlah yang terbatas.
American Heart Association (AHA) menyebutkan bahwa anak usia 2 tahun sampai 18 tahun hanya boleh makan gula paling banyak 6 sendok teh (25 gram) dalam sehari. Jumlah ini adalah total gula dari apapun yang anak konsumsi dalam satu hari, termasuk yang ada dalam makanan, minuman, dan camilan mereka.
KA For GAEKON