Gaekon.com – Daster menjadi salah satu baju favorit para ibu rumah tangga. Mengapa demikian? Iya! Karena pakaian ini tidak memiliki unsur karet, sehingga saat digunakan tubuh tidak terikat dan bisa bebas. Namun apakah kalian tahu bagaimana sejarah daster ini?
Jadi Ibu rupanya tak bisa lepas dari kata “daster”. Iya, karena pakaian itu adalah pakaian yang dikenakan saat berdinas di rumah. Baik ibu rumah tangga maupun ibu pekerja, setiap hari banyak yang memilih mengenakan daster saat di rumah.
Bahkan, sejumlah remaja juga memilih hal yang sama. Mereka merasa bebas saat mengenakan daster di rumah, dari pada harus mengenakan pakaian yang ketat dan menyiksa tubuh.
Sejarah Daster
Pakaian dengan cutting longgar dan sangat nyaman ini, memiliki sejarah yang cukup panjang. Daster diadaptasi dari fashion para koboi Amerika Serikat. Pakaian ini ternyata awalnya adalah pakaian yang dikenakan khusus oleh pria.
Daster diadaptasi dari fashion Amerika Serikat yaitu duster. Menurut Wikipedia, duster adalah jubah atau mantel panjang yang khusus dibuat dengan material ringan dan berpotongan longgar.
Dulunya duster dipakai oleh para penunggang kuda atau koboi untuk melindungi pakaian mereka dari paparan debu.
Duster bahkan sudah populer pada tahun 1800-an di mana para koboi akan mengenakan duster beraksen kancing yang terbuat dari bahan linen atau parafin yang sifatnya anti air. Tak hanya digunakan untuk melindungi pakaian dari paparan debu, duster juga digunakan sebagai jas hujan.
Pada abad ke-19, duster mulai dipakai oleh para perempuan. Fungsinya masih sama yaitu melindungi pakaian dari paparan debu, karena pada saat itu, mereka masih mengendarai mobil dengan desain terbuka.
Seiring berjalannya waktu, duster mulai menjadi “must have item” di kalangan masyarakat AS. Tak heran jika beberapa film populer AS seperti The Good, the Bad and the Ugly (1966) dan Once Upon a Time in the West (1968) mulai menjadikan duster sebagai salah satu busana para pemeran utama di dalam film.
Hampir semua film dengan genre heroic berlatar abad ke-20, memakai duster sebagai busananya. Memasuki era 50-an, desain dari daster semakin menarik dan simple. Pada awalnya daster hanya dibuat sepanjang lutut dan masih dengan aksen kancing di bagian depan agar bisa dipakai sebagai outer.
Fungsi daster masih untuk melindungi pakaian, namun bukan dari paparan debu. Para perempuan memakainya saat sedang memasak atau membersihkan rumah.
Sedangkan di era 70-an, desain daster semakin variatif. Daster dibentuk seperti cardigan oleh beberapa rumah fashion ternama seperti Yves Saint Laurent, Halston, Betsey Johnson dan Pierre Cardin sehingga keberadaan daster semakin meluas, populer dan digemari.
Daster Favorit Wanita Indonesia
Daster sendiri umumnya digunakan Wanita Indonesia untuk beraktivitas di rumah. Memasuki tahun 2015, perkembangan model daster terbaru semakin meningkat apalagi dikenakan oleh deretan selebriti Indonesia di kesehariannya seperti Istri Ruben Onsu, Sarwendah hingga istri Anang Hermansyah, Ashanty.
Sejak masa pandemi tahun 2020, desain daster dengan potongan pola yang beragam sangat mudah ditemukan. Ada yang bentuknya menyerupai abaya, gaun panjang hingga piyama berukuran longgar. Selain modelnya yang semakin menarik, harga daster juga tidak terlalu mahal dan pastinya ramah dikantong.
Daster hadir dengan berbagai cutting dan motif yang menarik. Mulai dari daster basic, loose, tali, serut hingga renda, semuanya sangat nyaman dikenakan dan jauh dari kesan “ibu-ibu”. Hal inilah yang membuat para remaja ikut suka mengenakan daster.
Daster menjadi daily-wear yang unik dengan aneka motif dan warna menarik yang memberi kesan classy. Modelnya pun semakin beragam. Misalnya, daster berpotongan loose panjang.
Model daster seperti ini memiliki bagian lengan yang lebih lebar dibandingkan dress pada umumnya. Panjangnya pun beragam, mulai dari sebatas mata kaki, selutut, bahkan mini di atas lutut.
Ada pula model vintage dengan aksen kerut di bagian lengan layaknya baju tidur putri kerajaan. Selain itu, terdapat daster tanpa lengan dengan desain minimalis yang cocok digunakan saat cuaca panas sehingga memberi kesan sejuk saat digunakan.
Tak ketinggalan, daster dengan motif batik. Daster model ini tergolong klasik karena lumrah digunakan para ibu sejak zaman dahulu. Kini, daster batik dibuat kekinian dengan mengombinasikan dua hingga tiga motif batik berbeda sehingga lebih modern dan cocok untuk anak muda.
KA For GAEKON