Berujung ‘Perceraian’ Bagi Yang Melewatinya, Ini Mitos Gunung Pegat

0
Gunung Pegat
Sumber Foto: Turisian.com

Gaekon.com – Orang asli Jawa ataupun orang yang sudah lama hidup di Jawa pasti sudah tak asing lagi dengan Gunung Pegat. Gunung ini merujuk pada kawasan pegunungan kapur yang membentang antara Bojonegoro hingga Babat Lamongan.

Setiap tempat selalu memiliki mitos dan kepercayaan masing-masing yang terus tumbuh ditengah masyarakat. Seperti mitos yang dimiliki Gunung Pegat, sesuai dengan namanya, gunung ini selalu dikaitkan dengan ‘perceraian’.

Kenapa kira-kira yaa kok bisa begitu?

Asal Usul Nama ‘Pegat’

Nama Gunung Pegat sudah ada sejak lama, jauh sebelum masa penjajahan Belanda. Pegiat Budaya Lamongan Supriyo mengatakan, merujuk pada peta-peta lama abad 18 atau abad 19, sudah tertulis nama Gunung Pegat.

Priyo juga menduga, kata ‘pegat’ berasal dari kata ‘pugawat’. Lebih jauh ia menjelaskan, Gunung Pegat bisa berarti sebagai batas wilayah atau pemisah Lamongan dengan Sidayu di masa lalu. Pasalnya, wilayah di mana Gunung Pegat ini ada, dulunya berbeda secara kewilayahan.

Seperti diketahui sebelumnya, Pegat dalam Bahasa Indonesia berarti ‘cerai’.

Kerja Rodi Gunung Pegat

Dari kabar yang beredar di sekitar lokasi, penamaan gunung pegat konon dimulai pada saat kolonial Belanda sedang berkuasa di wilayah tersebut.

Guna melancarkan arus ekonomi pemerintah kolonial, mereka melaksanakan tahap pembangunan jalan yang menjadi titik perdagangan, yaitu Babat-Jombang. Selain itu, konon pemerintah kolonial juga membangun lintasan kereta api di area tersebut.

Namun, di kawasan tersebut terdapat gunung kapur yang menghalangi jalan, sehingga pemerintah kolonial terpaksa harus melakukan sebuah pekerjaan berat atau kerja rodi membelah gunung tersebut.

Masyarakat sekitar dipaksa untuk melakukan pekerjaan membelah gunung tanpa digaji, bahkan tanpa diberi makan dan minum.

Konon dari kerja paksa ini, banyak memakan korban jiwa. Berawal dari sinilah, warga yang menjadi pelaku kerja paksa dengan perasaan sakit, emosi dan penuh keterpaksaan ini mengucapkan sumpah. Bahwa, siapapun yang melewati gunung ini, maka tidak akan menemukan kebahagiaan, jika sudah berkeluarga.

Dan bagi yang belum berkeluarga, niscaya keluarga tersebut tidaklah menjadi keluarga yang bahagia. Akan tetapi menjadi keluarga yang selalu dihinggapi kesulitan hidup. Terutama mengalami perpisahan/pegat (Jawa; Perpisahan).

Mitos Gunung Pegat

Bagi masyarakat Jawa, bicara soal mitos tidak akan ada habisnya. Di Lamongan sendiri terkenal akan mitos di Gunung Pegat.

Sesuai namanya, “pegat” dalam bahasa Jawa adalah cerai. Mitosnya, orang yang hendak melangsungkan pernikahan dan terpaksa melewati gunung ini, harus melemparkan ayam di sini agar pernikahannya tidak mengalami prahara apalagi sampai bercerai.

Mitos ini tidak hanya dipercaya oleh masyarakat Lamongan, tapi juga kabupaten yang berbatasan langsung dengan Lamongan, yakni Tuban, Bojonegoro, dan Jombang. Meski hanya mitos, kepercayaan ini masih dipegang kuat.

Tidak sedikit orang yang yang ingin melangsungkan pernikahan dan melewati gunung ini harus mencari jalur alternatif. Ini bukan karena rawan cegatan, tapi rawan pegatan. Bagi masyarakat Lamongan, biasanya lebih memilih lewat jalur Mantup (jalur Mojokerto-Lamongan).

Selain lewat jalur ini, biasanya untuk mengelabuhi mitos Gunung Pegat, para rombongan pengantar pengantin juga memilih ospi lewat Kabupaten Bojonegoro. Tentu ini rute yang lebih jauh kalau tujuannya ingin ke Jombang dan sekitarnya.

Jika terpaksa harus melewati jalur yang penuh mitos ini, berarti harus siap membawa ayam untuk dilemparkan. Tidak sedikit yang berprinsip, lebih baik kehilangan ayam daripada kehilangan anggota keluarga atau pernikahannya ditimpa banyak masalah.

Lokasi Gunung Pegat

Gunung Pegat terletak di Desa Karang Kembang yang juga merupakan wilayah dari Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. Jika kalian sedang melakukan perjalanan dari arah Babat menuju Jombang, atau dari arah Jombang menuju Babat, kalian akan melewati gunung ini, yang melintasi jalan raya Babat-Jombang dari timur-barat.

 

 

KA For GAEKON