Bulat Berbintik, Ini Sejarah Onde-Onde

0
Onde-onde
Sumber Foto: tastynesia.com

Gaekon.com – Kalian pasti tak asing lagi dengan jajanan yang satu ini, iya onde-onde. Jajanan ini sangat mudah ditemui dimana-mana. Mulai dari di pasar tradisional hingga di supermarket. Meski sudah sering mencicipinya, namun apakah kalian tahu bagaimana sejarah jajanan ini?

Jajanan ini rupanya sudah menjadi favorit semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. Kue berbentuk bulat ini terbilang cukup unik lantaran dilapisi dengan biji wijen. Isian onde-onde biasanya adalah kacang hijau, namun seiring perkembangan zaman isiannya semakin beragam dan disesuaikan dengan selera masyarakat misalnya varian matcha, cokelat, nangka, durian, hingga keju.

Sejarah Onde-onde

Onde-onde disebut sudah ada sejak masa kerajaan Majapahit yang ketika itu berpusat di kota Mojokerto, Jawa Timur. Namun ternyata, Onde-onde bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari Tiongkok.

Onde-onde dibuat pada masa kekuasaan Dinasti Zhou di Tiongkok sekitar 1045 SM – 256 SM. Jajanan ini dulunya bukan untuk dinikmati oleh kalangan atas, namun untuk dinikmati para kuli bangunan. Mereka adalah tukang batu dan tukang kayu yang bekerja membangun istana kerajaan.

Kue yang dilapisi wijen ini menjadi perlambang keselamatan dan kebersamaan. Saat masa kekaisaran Dinasti Tang, seorang sastrawan bernama Wang Fanzhi menuliskan bahwa sajian ini merupakan salah satu makanan istimewa di istana kekaisaran Chan’an dan dikenal dengan nama ludeui. Masyarakat juga ada yang menyebutnya dengan nama matuan, ma yuan dan jen dai.

Onde-onde Masuk Nusantara

Onde-onde dibawa masuk pertama kali ke wilayah Nusantara oleh para pedagang Tiongkok sekitar 1300- 1500 M. Awalnya, onde-onde diisi dengan pasta gula merah yang manis, namun, seiring perkembangannya onde-onde di Indonesia terkenal dengan isian kacang hijau.

Proses masuknya onde-onde ke Nusantara ini berkat para saudagar China yang sering mendaratkan kapalnya di pesisir utara Jawa, tepatnya wilayah Majapahit. Saat itu mereka mencoba menjajakan onde-onde dan ternyata banyak yang menyukainya.

Filosofi Mendalam Onde-onde

Meski terlihat seperti jajanan biasa, onde-onde juga memiliki filosofi tersendiri. Bagi Masyarakat China, onde-onde terbuat dari tepung ketan berbentuk bulat berwarna kekuningan. Hal ini melambangkan keberuntungan, serta harapan untuk kehidupan lebih baik ke depannya.

Sementara untuk permukaan onde-onde berbalut wijen melambangkan keselamatan dan kebersamaan. Onde-onde ini menjadi sajian wajib saat perayaan Cap Go Meh bagi masyarakat Indonesia. Hal ini sudah menjadi tradisi sejak era Dinasti Song pada tahun 90-1279 Masehi.

Aneka Resep Onde-onde

“Onde-onde Kacang Hijau”

Bahan Kulit:

  • 7 sdm tepung ketan
  • 50 gr ubi, kukus dan haluskan
  • 2 sdm gula pasir
  • Garam
  • Sedikit vanili
  • Secukupnya Air
  • Wijen
  • Minyak goreng

Bahan Isian:

  • 1/4 kacang hijau (rendam 2 jam)
  • 150 g gula pasir
  • 1/2 sdt vanili
  • Sedikit garam

Cara Membuat:

  1. Cuci bersih kacang hijau lalu rebus sekitar 5 menit, kemudian matikan api. 30 menit setelah itu nyalakan api sekitar 7 menit sampai kacangnya lunak.
  2. Setelah matang, saring dan haluskan.
  3. Masak bersama gula, garam dan vanili. Setelah matang, bentuk bulat kecil.
  4. Kemudian buat kulit dengan mencampurkan tepung ketan, gula, vanili, garam, ubi.
  5. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diuleni.
  6. Ambil adonan kulit, pipihkan taruh isian di tengahnya dan bentuk bulat.
  7. Masukkan ke dalam air dan langsung gulingkan pada wijen.
  8. Goreng sampai berwarna kuning (goreng dengan api kecil)

 

“Onde-onde Ceria”

Bahan Kulit:

  • 250 gr tepung ketan
  • 15 gr tepung beras
  • 50 gr kentang kukus
  • 200 ml air + 75 gr gula pasir, didihkan
  • Pewarna kuning, merah, hijau
  • Wijen secukupnya

Bahan Isian:

  • 100 gr kacang hijau kupas, rendam 1 jam
  • 50 gr gula pasir
  • 100 ml santan
  • Daun pandan
  • 1/2 sdt garam

Cara Membuat:

  1. Buat adonan kulit, campur bahan kering lalu tuang air gula hingga tercampur rata.
  2. Terakhir, masukan kentang.
  3. Bagi adonan kulit menjadi tiga bagian, masing-masing beri pewarna kuning, merah dan hijau.
  4. Bulatkan adonan masing-masing 20 gram.
  5. Buat isian, kukus kacang hijau selama 25 menit.
  6. Blender bersama santan, dan gula pasir hingga halus.
  7. Masukkan ke wajan, tambahkan daun pandan dan garam.
  8. Masak hingga kalis, dinginkan dan bulatkan kecil-kecil.
  9. Pipihkan adonan kulit beri bahan isian di tengahnya, bentuk bulat.
  10. Masukkan ke air dan gulingkan ke wijen
  11. Goreng dalam minyak panas hingga matang.

 

KA For GAEKON