Seorang ibu yang disibukkan dengan pekerjaan sehari – hari, membuatnya harus memberikan susu formula untuk buah hatinya. Hampir setengah hari ia menghabiskan waktu untuk bekerja di kantor. Hal inilah yang membuat sebagian ibu yang bekerja di luar menjadi tidak bisa memberikan air susu ibu (ASI) untuk anaknya.
Alternatif untuk mengganti ASI tersebut adalah dengan memberikan susu formula. Pemberian susu formula ini sendiri sesuai dengan usia bayi masing – masing. Dengan rutinitas yang selalu minum susu menggunakan botol, hal ini akhirnya mempersulit bayi ketika hendak tidur.
Ketika masih minum ASI, seringkali bayi menghisap puting ibunya hanya supaya bisa tertidur pulas. Namun ketika ia sudah tidak mengkonsumsi ASI, alhasil untuk memulainya tidur ia akhirnya menghisap dot bayi atau sering disebut dengan ‘empeng’.
Seperti yang sudah dijelaskan tim Gaekon pada artikel sebelumnya, bukan hanya agar tertidur pulas. Bayi yang menghisap empeng atau dot bayi karena untuk memuaskan rasa ingin tahu si kecil. Terbukti, ketika anak menangis dan diberikan empeng, biasanya mereka akan lebih tenang. Tekstur empeng dan puting dot yang cukup elastis membuat anak nyaman.
Menurut studi yang diterbitkan American Family Physician, penggunaan empeng bayi masih menjadi pergulatan. Pasalnya, ada manfaat dan risikonya jika bayi menggunakan empeng ini.
Menggunakan empeng dapat melatih kekuatan dan fungsi otot mulut bayi, terutama bayi prematur. Empeng juga membantu orangtua untuk menenangkan bayi ketika ia menangis.
Selain itu empeng dianggap dapat mengurangi resiko SIDS (Suddent Infant Death Syndrome) yaitu kematian mendadak pada anak usia sebelum 1 tahun yang penyebabnya hingga saat ini belum diketahui.
Menghentikan kebiasaan ngempeng sebaiknya dilakukan sebelum masa prasekolah atau usia 3 tahun. Semakin lama anak memiliki kebiasaan ngempeng, semakin sulit untuk menghentikannya. Berbagai cara dapat dicoba untuk menghentikan kebiasaan ngempeng, berikut tips – tipsnya:
Jauhkan Anak dari Empeng Bayi
Alasan kenapa anak sangat sulit berhenti ngempeng karena benda ini selalu ada di dekatnya. Biasanya empeng bayi dilengkapi dengan tali yang dapat dikalungkan di leher, sehingga mudah digapai. Nah, cara pertama agar anak berhenti ngempeng adalah menjauhkan empeng dari si kecil.
Selain tidak mempermudah akses bayi untuk mendapatkan empeng, kita perlu melakukan hal ini lebih cepat. Tujuannya supaya si kecil tidak terlalu lengket dengan empeng.
Jangan Terpancing Oleh Rengekan Anak
Setelah menjalankan langkah pertama, seharusnya tetap bersikap konsisten. Jangan biarkan kita termakan rengekan anak yang memohon untuk menggunakan empengnya kembali.
Kemudian, jangan simpan empeng bayi tempat yang mudah dijangkau olehnya. Simpan di dalam kotak laci yang dikunci atau di atas lemari supaya anak tidak bisa mengambilnya dengan mudah.
Buat Empeng Terasa Tidak Enak
Supaya anak lebih mantap untuk berhenti ngempeng, Hal yang seharusnya dilakukan adalah dengan trik licik. Mungkin trik licik ini bisa membuat anak tidak menyukai empeng bayi. Misalnya, membuat rasa empeng yang tadinya hambar menjadi terasa tidak enak dan bau.
Hal ini bisa dilakukan dengan melumuri perasan air lemon atau bawang putih yang berbau sangat kuat pada empeng. Cara ini biasanya berhasil menjauhkan si kecil dari empeng. Selain itu bisa juga dengan memanfaatkan jamu pahit atau cairan brotowali untuk dioleskan pada empeng. Hal ini dilakukan supaya anak merasa pahit dan kapok dengan empengnya.
Beri Si Kecil Pemahaman
Bila buah hati sudah cukup besar dan mengerti apa yang di katakan orang tuanya, kita bisa menjelaskan alasan kenapa anak harus berhenti ngempeng. Jangan terlalu berbelit-belit, cukup beri tahukan jika kebiasaan ngempeng biasanya dilakukan oleh bayi kecil bukan anak-anak seusianya.
Lakukan Secara Perlahan
Kebiasaan ngempeng pasti sangat sulit dihilangkan. Untuk itu, butuh kesabaran untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Kita perlu menerapkan cara agar bayi berhenti ngempeng (yang sudah dijelaskan di atas) secara perlahan supaya bayi tidak menolak atau lebih sulit dihadapi nantinya.
Bantuan Boneka atau Teddy Bear
Bicaralah dengan anak agar ia mau berusaha meninggalkan empeng. Setelah ia menyetujuinya, belilah boneka atau teddy bear yang terbuat dari kain sehingga dapat dibongkar dan dijahit kembali.
Ajaklah anak membongkar boneka tersebut agar empeng dapat dimasukkan ke dalamnya, lalu jahit kembali boneka tersebut. Biarkan boneka tersebut menjadi kenang – kenangan untuknya karena ada empeng kesayangan di dalamnya.
Menyumbangkan Empeng Kepada Bayi Lain
Ajak anak untuk mengunjungi kerabat yang memiliki bayi. Lalu bujuk agar ia tergerak hatinya untuk “menyumbangkan” empengnya untuk bayi tersebut. Namun sebaiknya sebelum melakukan hal tersebut, anak harus dilatih terlebih dahulu untuk menyumbangkan barang lain yang ia tidak terlalu pedulikan kepada orang yang lebih membutuhkan, sehingga sifat dermawannya mulai terlatih.
Lubangi atau Gunting Empengnya
Selain cara – cara yang terkesan membohongi anak, cara ini lebih sering dilakukan orang tua, yaitu menggunting atau melubangi empeng supaya sudah tidak nyaman untuk digunakan. Lama kelamaan, anak akan menyerah sendiri dengan empeng tersebut.
Stop Ngempeng Secara Tegas
Ini adalah cara yang tidak menggunakan trik apapun. Cukup dengan ketegasan kita untuk melarang anak mengempeng. Untuk cara ini memang harus tegas apabila ia menangis atau sulit tidur di beberapa hari pertama. Namun setelah beberapa hari seharusnya ia sudah mulai bisa meninggalkan ketergantungannya pada empeng.
KL For GAEKON