Gaekon.com – Pohon kelapa memiliki nama latin Coconus nucifera. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan tropis dan mudah sekali ditemukan di hampir semua wilayah nusantara.
Pohon tinggi yang biasanya ada di pantai ini ternyata memiliki cerita rakyat tersendiri.
Pohon kelapa merupakan cerita rakyat Suku Asmat Papua.
Pada masa lampau ada seorang anak bernama Si Priyu. Berbeda dengan anak asmat pada umumnya, Priyu ini sangat manja dengan sang ibu.
Ayah Priyu merupakan seorang pemburu yang handal. Ia selalu mendapatkan hasil setiap kali berburu.
Pada suatu malam, Ayah Priyu membawa seekor kaswari hasil berburu, mereka duduk bersama menikmati makan malam.
Ia kemudian mengatakan pada Priyu jika dirinya sudah waktunya untuk belajar berburu dan mempelajari keahlian lainnya.
Namun sang ibu melarangnya. Ayah Priyu kemudian emosi dengan mengatakan jika dirinya saat seumur Priyu sudah bisa berburu hingga membuat panah dan tidur di jew.
Jew adalah rumah khusus yang ditempati kaum laki-laki suku asmat yang belum menikah. Rumah jew ini tidak boleh dimasuki oleh kaum perempuan. Anak laki-laki yang belum berusia 10 tahun juga tidak boleh menempati rumah jew.
Ayah Priyu pun pergi ke rumah jew untuk berkumpul dengan laki-laki dewasa lainnya, sedangkan Si Piyu yang ketakutan, tidur di rumah bersama ibunya.
Priyu takut dengan pohon wucu yang terletak antara rumahnya dengan rumah jew. Pohon wucu adalah sebutan untuk pohon beringin bagi suku asmat. Di pohon wucu tersebut memang dihuni oleh roh.
Keesokan hari, ayahnya mengatakan bahwa mulai malam ini si Priyu harus tinggal di rumah jew karena itu adalah sebuah tata tertib adat istiadat suku asmat yang tidak boleh dilanggar.
Malam harinya, Si Priyu dengan ayahnya berjalan menuju rumah jew dengan melewati pohon wucu.
Di dalam rumah jew, seperti biasanya para tetua adat akan memberikan petuah-petuah maupun cerita mengenai perang atau dongeng-dongeng yang membesarkan semangat para pemuda.
Sayangnya Si Priyu yang ketakutan tidak sempat mendengarkan ceritanya. Ia menutup tubuhnya dengan tapin (tikar dari daun pandan).
Setiap malam Priyu selalu ketakutan lantaran berjalan sendiri menuju rumah jew.
Suatu malam, roh pohon wucu itu mendekati rumah jew dan mengambil roh Si Priyu. Pagi harinya semua bingung karena Si Priyu tidak bangun sampai siang hari.
Teman-temannya curiga karena tidak biasanya Si Priyu seperti itu. Sri Priyu biasanya tidur lebih awal dan bangun lebih pagi.
Saat dicek ternyata Si Priyu telah meninggal. Semua warga terkejut melihat keadaan Priyu. Ibu dan ayah Si Priyu sedih luar biasa mendapatkan anaknya telah tiada.
Di malam harinya tiba-tiba ada tanaman aneh di atas makam Priyu. Semakin lama pohon itu semakin tinggi dan berbuah lebat.
Keesokan harinya, warga suku asmat heran melihat tanaman tersebut. Sebuah pohon yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Tanaman yang tumbuh di makam Si Priyu tersebut disebut dengan istilah jisin atau pohon kelapa dalam bahasa suku asmat.
KA For GAEKON