Danau Tamblingan adalah sebuah danau yang terletak di lereng sebelah utara Gunung Lesung, Kawasan Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Danau Tamblingan merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar. Di sebelah timurnya berturut-turut terdapat Danau Buyan dan Danau Beratan. Danau Tamblingan diapit oleh hutan disekelilingnya dan terletak di dataran tinggi sehingga menyebabkan danau ini berhawa sejuk.
Danau Tamblingan tidak dikembangkan ke arah pariwisata moderen demi menjaga kelestarian alam dan lingkungannya. Daya tarik objek wisata ini bukan hanya pesona alamnya, namun juga karena banyaknya pura yang menyimpan sejarah dan perkembangan peradaban dan kebudayaan Bali, khususnya menyangkut pembentukan dan perkembangan Desa Tamblingan.
Sejarah Danau Tamblingan
Pada abad 10 masehi hingga 14 masehi lingkungan Danau Tamblingan adalah sebuuah pemukiman yang pusatnya berada di Gunung Lesung, sebelah selatan danau. Karena suatu alasan penduduknya kemudian berpindah ke empat daerah berbeda yang jaraknya masih berdekatan dengan area danau. Keempat desa itu kemudian disebut Catur Desa, yang berarti empat desa yakni: Desa Munduk, Desa Gobleg, Desa Gesing, dan Desa Umejero. Keempat desa ini memiliki ikatan spiritual dan memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga kesucian danau dan pura yang ada di sekitarnya.
Nama Tamblingan berasal dari dua kata dalam Bahasa Bali yaitu Tamba berarti obat, dan Elingang yang berarti ingat atau kemampuan spiritual. Diceritakan dalam Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul bahwa masyarakat di wilayah itu konon pernah terkena wabah epidemi. Sebagai jalan keluar seseorang yang disucikan kemudian turun ke danau kecil di bawah desa untuk mengambil air untuk obat. Berkat doa dan kemampuan spiritual orang tersebut, air itu kemudian dijadikan obat dan mampu menyembuhkan masyarakat desa. Kata Tamba dan Elingang inilah lama kelamaan menjadi Tamblingan.
Deretan Pura yang Ada di Kawasan Danau Tamblingan
Di Kawasan Danau Tamblingan terdapat beberapa pura, diantaranya adalah:
- Pura Dalem Tamblingan
- Pura Endek
- Pura Ulun Danu dan Sang Hyang Kangin
- Pura Sang Hyang Kawuh
- Pura Gubug
- Pura Tirta Mengening
- Pura Naga Loka
- Pura Pengukiran, Pengukusan
- Pura Embang
- Pura Tukang Timbang
- Pura Batulepang
Pura Embang dan Pura Tukang Timbang adalah sebuah kawasan pura kecil yang dibangun dari batu ” bebaturan “. Diperkirakan pura ini adalah peninggalan masyarakat pra Hindu sebelum abad 10 masehi yang telah bermukim di kawasan ini.
Bagaimana Sampai ke Danau Tamblingan?
Ada beberapa jalur yang dapat ditempuh untuk sampai ke Danau Tamblingan. Apabila berangkat dari bandara Ngurah Rai, perjalanan akan memakan waktu 2 jam. Perjalanan akan menyusuri Jalan Raya Bedugul menuju ke Singaraja. Lalu naik ke arah perbukitan, melewati Desa Pancasari, Desa Wanagiri, dan Desa Munduk, hingga tampak papan bertuliskan Danau Tamblingan.
Harga Tiket, Jam Operasional, dan Fasilitas Danau Tamblingan
Harga tiket yang dikenakan untuk dapat menikmati Danau Tamblingan adalah Rp10.000/orang. Dengan biaya tersebut pengunjung sudah dapat menikmati wisata alam danau dan camping ground. Danau Tamblingan buka setiap hari dan 24 jam. Fasilitas yang ada di Danau Tamblingan tidak banyak. Hal ini ditujukan untuk menjaga kelestarian alam danau. Jadi, pastikan Anda membawa perlengkapan yang memadai ya.
Tempat Foto di Sekitar Danau Tamblingan
Ayunan ini tergantung langsung dari pohon besar yang menghadap langsung ke Danau Tamblingan. Ayunan ini terletak di Dusun Yeh Ketipet, Desa Wanagiri. Tepatnya berada di jalur antara Desa Wanagiri dan Desa Munduk. Tarif untuk menikmati ayunan ini adalah Rp10.000.
- Desa Munduk
Desa Munduk menawarkan suasana yang tenang, sepi, udara yang sejuk, dan perkebunan cengkeh serta kopi dengan latar belakang gunung yang menjulang.
Tips Sebelum Mengunjungi Danau Tamblingan
- Usahakan kondisi badan bugar
Jalan menuju danau berkelok-kelok dan sedikit tinggi sehingga mungkin dapat menyebabkan mabuk.
- Pastikan membawa perlengkapan sendiri
- Datang saat pagi hari atau musim hujan
Saat pagi hari danau terlihat sangat indah dan udara alamnya masih sejuk. Saat musim hujan, pura-pura akan terlihat seakan mengapung di atas air.
- Tidak melanggar etika saat berada di danau
Ternyata jika membahas wisata di Bali memang tidak ada habisnya ya Gaekoners. Danau Tamblingan ini dapat dijadikan destinasi wisata baru hlo buat Gaekoners yang suka atau berencana berlibur ke Bali.
FT for GAEKON