Fakta Singkat Tentang Candi Arjuna

0
2__Di_kawasan_candi_yang_luasnya_sekitar_1_hektare_ini_terdapat_5_bangunan_empat_merupakan_candi_utama_sedang_yang_satu_merupakan_candi_sarana-edit.jpg (855×570)
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/kompleks-candi-arjuna-kompleks-candi-terbesar-di-dieng/

Kompleks Candi Arjuna merupakan area yang paling luas di Dataran Tinggi Dieng. Dataran Tinggi Dieng memang diketahui memiliki kawasan candi yang luas. Diperkirakan candi-candi di sini menempati area seluar 90 hektar. Namun baru sebagian kecil saja yang sudah selesai direstorasi.

Kompleks Candi Arjuna diketahui memiliki area seluas sekitar satu hektar di Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Terdapat lima bangunan candi yang ada di kompleks ini, yakni Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembrada. Seluruh candi ini, selain Candi Semar, merupakan candi utama yang digunakan untuk sembahyang.

Sejarah Singkat Kompleks Candi Arjuna

Jika dilihat dari bentuk dan ornamen yang ada pada setiap candi di Kompleks Candi Arjuna, keempat candi diperkirakan dibangun pada masa yang berbeda. Diperkirakan candi yang paling awal dibangun adalah Candi Arjuna, sedangkan candi yang paling akhir dibangun adalah Candi Sembrada. Perbedaan gaya bangunan antara kedua candi tersebut menjadi dasar perkiraan masa pembangunan.

Candi Arjuna memiliki gaya bangunan yang masih kental seperti candi-candi dari India. Sedangkan Candi Sembrada sudah memperlihatkan gaya bangunan yang ada pengaruh kebudayaan lokal. Salah satu contohnya dapat dilihat dari relung yang ada pada candi. Relung pada candi yang bergaya India menjorok ke dalam. Sedangkan relung yang dipengaruhi kebudayaan lokal menjorok ke luar.

Pertama Kali Ditemukan

Kompleks Candi Arjuna pertama kali ditemukan pada abad ke-18 oleh seorang tentara Belanda bernama Theodorf Van Elf. Kondisi Candi Arjuna ketika pertama kali ditemukan sedang tergenang air. Sedangkan upaya penyelamatan candi dilakukan pertama kali oleh H. C. Corneulius, seseorang yang berkebangsaan Inggris, sekitar 40 tahun setelah candi tersebut ditemukan. Upaya penyelamatan kemudian dilanjutkan oleh seseorang berkebangsaan Belanda bernama J. Van Kirnbergens.

 

Kompleks Candi Arjuna biasa digunakan sebagai tempat pelaksanaan Galungan, dan terkadang digunakan sebagai tempat pelaksanaan ruwatan anak gimbal.

Tiket masuk ke Kompleks Candi Arjuna sebesar Rp10.000 yang meliputi akses mengunjungi Kompleks Candi Arjuna, Sendang Sedayu, Sedang Maerokoco, Dharmasala, serta Kawah Sikidang.

 

FT for GAEKON