Hepatitis menjadi salah satu penyakit yang sifatnya sangat berbahaya. Penyakit ini merujuk pada peradangan yang terjadi di hati. Infeksi virus menjadi penyebab utamanya. Virus sendiri terbagi menjadi lima, yaitu A, B, C, D, dan E.
Selain virus, hepatitis juga bisa disebabkan karena auto imun. Hal ini bisa terjadi karena, tubuh memproduksi antibodi berlebihan sehingga berbalik menyerang organ tubuh sendiri, dalam hal ini adalah liver.
Hepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis. Orang yang mengalami hepatitis akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit. Mulai dari tidak bergejala, bergejala, sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling berbahaya adalah berkembang menjadi gagal hati. Seperti yang dilansir GAEKON dari IDNTimes, berikut fakta-fakta mengenai hepatitis.
- Hepatitis tidak memunculkan gejala
Penyakit berbahaya ini seringkali tidak menunjukkan gejala. Memang dalam beberapa kasus hepatitis bisa menunjukkan gelaja. Namun pada hepatitis B dan C tidak memunculkan gejala sama sekali. Hal ini membuat orang tersebut tidak mempedulikan kesehatannya karena merasa tidak ada tanda-tanda terinfeksi hepatitis.
- Gejala hepatitis bisa muncul dalam hitungan minggu atau bulan
Gejala yang ditimbulkan dari hepatitis sulit ditandai. Gejalanya menyerupai flu ringan, kelelahan, demam, dan nyeri badan. Gejala-gejala ringan seperti itu sering disalahpahami oleh penderita hepatitis. Ruam pada kulit, kehilangan berat badan, warna kuning pada kulit, urin, dan mata (sering disebut penyakit kuning) adalah ciri akibat hepatitis. Dalam hitungan minggu atau bulan saja ciri-ciri tersebut bisa muncul.
- Makanan dan minuman yang terkontaminasi bisa menularkan hepatitis A dan E
Meskipun melalui pertukaran cairan tubuh virus ini tidak dapat menular, namun makanan dan minuman yang terkontaminasi bisa menularkan hepatitis A dan E. Asia Tenggara menjadi wilayah dengan kejadian hepatitis, penyebab utamanya adalah kontaminasi virus pada air yang dikonsumsi. Untuk mencegah terinfeksi hepatitis bisa minum air dengan sanitasi dan higien.
- Tidak terkena penyakit kuning bukan berarti bebas hepatitis
Berbeda dengan hepatitis B dan C yang dapat menyebabkan sirosis dan kanker liver, hepatitis A dan E justru penderitanya mempunyai sistem kekebalan tubuh yang kuat. Hal ini membuat penderita hepatitis A dan E tidak memerlukan perawatan medis yang intensif. Ketika gejala sudah mulai muncul memang dapat berbahaya bagi penderita hepatitis. Namun tidak adanya tanda-tanda atau gejala yang muncul, bukan berarti bisa dikatakan bebas hepatitis. Sampai saat ini untuk vaksin hanya tersedia hepatitis A dan B.
- Penanganan terlambat menyebabkan kanker liver
Bagi semua penderita hepatitis tentunya harus melakukan pengecekan kesehatan secara rutin. Pengecekan ini guna memantau status penderita, sampai mana virus yang menyerang tubuh tersebut. Apabila penanganan terlambat, maka akan memicu peradangan liver akibat hepatitis kronis. Hal ini berbahaya untuk sel dan dapat memicu kanker liver.
Meski perawatan khusus dapat membantu mengendalikan hepatitis, mengubah gaya hidup juga dapat mengendalikan hepatiti. Seperti contohnya tidak mengonsumsi alkohol. Karena pada hepatitis B dan C, alkohol dapat memperburuk kondisi liver dan menurunkan fungsinya pada tubuh.
- Vaksinasi tidak selalu melindungi bayi dari hepatitis yang diturunkan ibunya
Apabila ada seorang wanita hamil yang terinfeksi hepatitis, sebaiknya melakukan vaksinasi guna mencegah virusnya menular kepada bayinya. Namun tidak semua hepatitis bisa diturunkan ibu hamil pada bayinya. Hepatitis B bisa menular melalui darah, sperma, dan cairan tubuh lainnya, sementara hepatitis C hanya menular melalui darah. Hepatitis B bisa menurun dari seorang ibu kepada bayinya, tetapi tidak dengan hepatitis C.
Bayi yang terinfeksi hepatitis dari ibunya harus segera divaksin dengan menyuntikkan antibodi untuk melawan infeksi hepatitis. Dalam kasus seperti ini sekitar 10 persen penularan masih terjadi. Hal ini terjadi apabila level virus dalam darah ibu tergolong tinggi. Bagaimana pun, bayi yang baru lahir harus segera divaksin untuk mencegah penularan hepatitis.
- Mengendalikan berat badan bermanfaat mencegah hepatitis
Cara mencegah hepatitis ternyata bisa dengan mengendalikan berat badan. Berat badan yang ideal dapat menghindari penumpukan lemak pada liver yang bisa menjadi penyebab sirosis. Hidup sehat bukan hanya sekedar mencegah sebuah penyakit saja, namun juga bisa membuat hidup lebih nyaman, tentram dan bahagia.
KL For GAEKON