Gaekon.com – Bulan Ramadhan seringkali identik dengan kata ‘Ngabuburit’. Sejauh yang mereka pahami, ngabuburit adalah kegiatan sore mencari takjil hingga bersantai ria menunggu adzan Magrib tiba.
Mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua masa kini semua menggunakan bahasa tersebut.
Bahkan konten-konten di sosial media juga dipenuhi dengan kata ‘Ngabuburit’. Kalian sendiri pasti juga pernah mengungkapkan ataupun mengadopsi kata tersebut.
Namun pertanyaannya, apakah kalian tahu arti sesungguhnya dari ‘Ngabuburit’? dan bagaimana asal muasal adanya kata ajaib tersebut?
Bermakna ‘Petang’
Ngabuburit secara etimologis berasal dari bahasa Sunda yang berasal dari kata dasar “burit” yang bermakna petang.
Melansir dari Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadagoan burit yang memiliki makna bersantai sambil menunggu waktu sore.
Waktu ini biasanya antara usai salat asar hingga sebelum matahari terbenam.Kini, ngabuburit menjadi suatu istilah populer yang bermakna sebagai kegiatan pengisi pada saat bulan Ramadhan.
Arti dari berbagai Istilah
Sementara itu dalam bahasa Minang, ngabuburit ini sering disebut dengan malengah puaso yang berarti “melakukan kegiatan untuk mengalihkan rasa lapar dan haus selama berpuasa”.
Dalam bahasa Madura, ngabuburit dikenal dengan istilah nyaré malem (mencari malam) atau nyaré bhuka’an (mencari takjil atau bukaan), yaitu ketika orang yang berpuasa melakukan berbagai cara dalam menanti adzan magrib.
Sedangkan istilah ini dalam bahasa Banjar dikenal dengan basambang, yang berarti “jalan-jalan saat senja”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ngabuburit adalah kegiatan yang dilakukan untuk menunggu adzan magrib menjelang buka puasa ketika bulan Ramadhan.
Menyebar di Indonesia
Istilah “ngabuburit” ini lama-kelamaan menyebar ke seluruh pelosok Indonesia sebelum tahun 1990-an hingga akhirnya menjadi tradisi sampai sekarang ini. Biasanya, kegiatan ngabuburit ini akan dilaksanakan pukul 15.30 hingga 17.30 (bergantung waktu adzan magrib akan berkumandang).
Kegiatan saat Ngabuburit
Ngabuburit sering diisi dengan kegiatan jalan-jalan, berburu takjil, mengikuti kultum, bermain layangan, bahkan ada juga yang bermain sepak bola.
Oleh karena itu, banyak penjual yang menjajakan makanan dan camilan tradisional, baik di pinggir jalan atau di pasar ketika menjelang berbuka puasa.
Fenomena ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu, namun tentu saja kegiatan yang dilaksanakan berbeda.
Pada masa lampau, terutama di pelosok perkampungan, masyarakat akan ngabuburit dengan menganyam tikar daun pandan, bersenda gurau dengan keluarga dan tetangga, hingga tadarusan membaca Al-Quran di surau.
Kini dengan perkembangan zaman yang semakin modern, tradisi ngabuburit juga ikut berkembang. Zaman sekarang, muda-mudi biasanya akan ngabuburit dengan nongkrong di kafe, berkendara motor bersama, jalan-jalan di alun-alun kota, bermain sepak bola, mencari jajanan takjil, hingga memasak makanan untuk berbuka puasa nanti.
Berikut ini ada beberapa kegiatan ngabuburit yang mungkin bisa menjadi referensi untuk kalian lakukan:
- Berbelanja
- Olahraga
- Merapikan Rumah
- Membaca Buku
- Berburu Takjil
- Memasak di Rumah
- Jalan-jalan sore
- Mengikuti kultum Ramadhan
- Melihat matahari Terbenam
KA For GAEKON