Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi yang ada di Pulau Sumatera dan gunung kedua tertinggi di Indonesia. Gunung yang termasuk dalam jajaran Pegunungan Bukit Barisan ini memiliki tinggi 3.805 mdpl dengan perkiraan suhu di puncak berkisar antara 5 hingga 10 derajat celcius pada musim kemarau. Gunung ini diapit empat provinsi, namun sebagian besar berada di wilayah Jambi. Gunung Kerinci terletak di perbatasan Kerinci, Provinsi Jambi, dengan Provinsi Sumatera Barat di Kabupaten Solok Selatan, di Pegunungan Bukit Barisan. Gunung ini telah ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia The Tropical Rainforest Heritage of Sumatra pada tahun 2006.
Mitos Gunung Kerinci
- Cindaku
Cindaku adalah sosok setengah manusia dan setengah harimau. Legenda ini tak hanya populer di Jambi, melainkan di Malaysia juga. Asal mula Cindaku berawal dari sosok bernama Tingkas yang merupakan kelompok orang yang memiliki kedekatan ikatan batin dengan harimau. Tingkas dahulu berjasa membantu masyarakat sekitar Gunung Kerinci dalam melestarikan hutan. Cindaku konon dapat berubah menjadi harimau jika marah atau merasa terancam. Kesaktian itu hanya berlaku di Kawasan Gunung Kerinci saja.
- Pintu Rimba
Pintu rimba adalah perbatasan antara ladang penduduk dan hutan yang terletak di ketinggian 1.800 mdpl. Menurut cerita masyarakat setempat, sesosok perempuan kerap menampakkan diri. Sosok itu tidak menampakkan wajah dan berpakaian putih.
- Pohon Bolong
Ketika mendaki Gunung Kerinci, pendaki akan menemui Pohon Bolong. Pohon ini memiliki lubang besar yang berada di jalur kanan pendakian, antara jalur pos II menuju shelter I. Peringatan yang beredar adalah pendaki jangan berhenti untuk makan, buang air, atau berfoto ketika menemui pohon ini. Hal ini karena terdapat mitos penunggu pohon tersebut adalah sosok nenek tua dan genderuwo. Apabila para pendaki berhenti di depan Pohon Bolong, tidak menutup kemungkinan ia akan menghilang.
- Uhang Pandak
Uhang Pandak dalam Bahasa Indonesia memiliki arti orang pendek. Legenda orang pendek ini pertama kali ditemukan dari catatan perjalanan Marco polo pada tahun 1292 saat ia berpetualang ke Asia. Seorang zoologi asal Belanda, Van Heerwarden pernah melakukan penelitian di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat pada tahun 1923. Ia mengatakan bahwa Uhang Pandak memiliki perawakan seperti anak 3 – 4 tahun namun wajahnya terlihat tua dan memiliki rambut hitam sebahu dengan tubuh dipenuhi bulu. Ia mengatakan Uhang Pandak bukan termasuk spesies primata.
Gunung Kerinci merupakan gunung berapi jenis stratovolcano yang termasuk dalam Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) dan merupakan gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia. Kawah puncaknya memiliki kedalaman 600 meter dan luas sekitar 48.000 meter persegi. Ketika pendaki camping, salah satu fenomena yang akan ditemukan pada pagi hari adalah adanya abu vulkanik tipis yang menutupi tenda.
FT for GAEKON