Gunung Salak: Ada Kerajaan Gaib?

0
3654942423.png (800×455)
https://deskjabar.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-1135023999/2-tempat-wisata-view-gunung-salak-bogor-luar-biasa-indah-dan-lagi-hits-instagramable-cocok-buat-hanimun

Gunung Salak merupakan gunung yang terletak di antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Sejak tahun 2003 kawasan ini dikelola oleh Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Gunung ini memiliki beberapa puncak, namun yang tertinggi adalah Puncak Salak I dengan ketinggian 2.211 meter di atas permukaan laut. Selain dikenal karena keindahannya, banyak juga misteri yang menyelimuti gunung ini.

Pesawat Sering Jatuh

Banyak pesawat yang sering jatuh di Kawasan Gunung Salak. Salah satunya adalah kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang terjadi pada tahun 2012. Kecelakaan itu menewaskan 45 orang. Kecelakaan pesawat yang terjadi di gunung ini sering kali dikaitkan dengan cerita mistis. Banyak orang percaya bahwa gunung ini merupakan tempat yang angker dan tidak bisa dilalui secara sembarangan.

Ada Kerajaan Gaib

Banyak orang percaya adanya kerjaan gaib di Gunung Salak, yaitu kerajaan gaib Pajajaran. Kerajaan Pajajaran merupakan Kerajaan Sunda yang berdiri pada tahun 1030 Masehi di Tatar Pasundan, wilayah barat Pulau Jawa. Kerajaan ini kemudian runtuh sebelum masuknya Belanda ke Indonesia. Masyarakat kemudian percaya bahwa arwah raja, ratu, dan masyarakat Kerajaan Pajajaran masih bergentayangan di sekitar wilayah berdirinya kerajaan itu. Hal ini juga didukung dari banyaknya orang yang sering melihat penampakan orang yang sedang patroli dengan memakai seragam tentara. Masyarakat percaya bahwa arwah dari Prabu Siliwangi yang merupakan pemimpin Kerajaan Pajajaran ada di sekitar Gunung Salak.

Letak kerajaan gaib Pajajaran dipercaya ada di Puncak Manik. Pada bulan-bulan tertentu di puncak ini akan digelar acara Dongdang yang dimainkan oleh bangsa gaib. Jika kebetulan ada pendaki di sekitar sana, maka akan terjadi kejadian yang tak masuk akal. Hal itu seperti cuaca yang berubah secara tiba-tiba atau hembusan angin yang dirasa tak tentu arahnya.

Melempar Minyak Wangi untuk Menemukan Emas

Para penambang emas illegal atau gurandil memiliki ritual khusus untuk menemukan emas di Gunung Salak. Untuk menentukan lokasi galian, mereka akan melemparkan minyak wangi jenis apel jin yang telah diberi mantra oleh dukun. Lokasi jatuhnya minyak wangi apel jin itulah yang dipercaya memiliki kadar emas.

Tradisi Hasil Panen

Terdapat tradisi di Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Sukabumi yang sudah berusia ratusan tahun. Tradisi yang disebut dengan Seren Taun ini dilakukan pada ketinggian 1.200 meter di sisi timur Gunung Salak yang ditujukan untuk bersyukur atas hasil panen. Bagi masyarakat Sunda, tradisi ini dilakukan saat menutup dan membuka tahun baru dalam kalender Jawa. Tradisi ini biasanya dilakukan pada Kamis Wage dan Jum’at Kliwon.

Pantangan

Ada beberapa pantangan yang tak boleh dilanggar saat berada di Gunung Salak. Pantangan tersebut antara lain dilarang memetik Bunga Anggrek sembarangan dan dilarang menyebut buah salak. Hal ini karena menyebut buah salak akan bertolak belakang dengan nama salak yang diambil dari Bahasa Sansekerta ‘salaka’ yang memiliki arti perak.

Kejadian Aneh

Banyak pendaki yang hilang di Gunung Salak kerap dikaitkan dengan larangan untuk memetik Bunga Anggrek. Ketika pendaki nekat memetik Bunga Anggrek maka ia akan kehilangan arah. Ia akan merasa berjalan jauh untuk menemukan jalan keluar, namun sebenarnya hanya berputar di tempat yang sama. Pendaki baru dapat selamat jika ia meletakkan kembali Bunga Anggek yang dipetik ke tempat semula.

Alasan banyak pendaki hilang lainnya adalah karena munculnya jalan bercabang. Jalan ini tiba-tiba muncul padahal pada awal pendakian tidak terlihat. Para pendaki juga telah memberi tanda jalan dengan pita untuk mengingat jalur, namun tetap saja tersesat.

 

Gunung Salak dinilai memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi karena vegetasi maupun medannya. Estimasi waktu pendakian gunung ini via jalur Pasir Reungit berkisar 9 – 10 jam. Gimana nih Gaekoners berminat kah untuk mendaki? Atau sudah pernah sampai puncaknya?

 

FT for GAEKON