Indonesia, Cikal Bakal Raja Lithium Dunia?

0
Indonesia, Cikal Bakal Raja Lithium Dunia?

Gaekon.com – Beberapa saat yang lalu, sempat beredar kabar tentang kedatangan 500 TKA asal China yang akan bekerja di pabrik pengolahan nikel PT Virtue Dragon Industrial Park di Konawe, Sulawesi Utara.

Berita ini membuat pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah memunculkan isu bahwa China secara perlahan akan menguasai Indonesia. Demikian juga dengan apa yang terjadi di PT Indonesia Morowali Industrial Park di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang kebetulan juga bergerak di bidang pemurnian nikel.

Isu tersebut sebenarnya telah diklarifikasi, baik oleh Kementerian Tenaga Kerja, pun oleh masyarakat sekitar yang tahu betul kenyataan di lapangan. Isu seperti pelarangan ibadah serta pelarangan menggunakan jilbab bagi pekerja perempuan, toh tidak terbukti.

Yang menarik, ada benang merah yang bisa kita telusuri. Kenapa isu-isu itu dikaitkan dengan dua pabrik pengolahan nikel? Ada apa sebenarnya?

Nikel atau yang dikenal dengan simbol Ni dalam gugus unsur kimia, merupakan salah satu sumber daya mineral yang terkandung dalam bumi Indonesia. Nikel juga merupakan salah satu bahan mineral untuk memproduksi baterai jenis Lithium, salah satu jenis baterai yang bisa digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik untuk kendaraan listrik.

Saat ini, minyak bumi masih menjadi pilihan utama sebagai bahan bakar kendaraan ataupun peralatan mekanik lainnya. Namun perlu diingat, bahwa minyak bumi yang sekarang terus dieksploitasi, akan habis suatu saat nanti.

Banyak negara di dunia yang sudah menyadari hal ini, dan mulai mencari sumber energi alternatif. Salah satunya, ya energi listrik dari baterai Lithium itu. Disinilah Indonesia boleh dibilang mempunyai modal yang kuat.

Diperkirakan Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 21 juta metriks ton atau setara dengan hampir 40% cadangan nikel dunia. Ini tentunya sangat mendukung bila Indonesia ingin menjadi salah satu pemain besar dalam pasar alternatif energi dunia.

Presiden Jokowi dan pemerintah pun telah bersiap mewujudkan hal itu, dengan mempersiapkan pabrik-pabrik pengolahan nikel. Yang nantinya nikel tidak hanya diekspor sebagai bahan mentah, namun bisa diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang lebih tinggi harganya.

Tentunya hal ini perlu didukung pula oleh kemajuan teknologi di Indonesia itu sendiri, serta sumber daya manusia yang mendukung.

Sebab, negara-negara yang selama ini mengandalkan minyak, tentu tak akan dengan gampang membiarkan hal ini terjadi. Mereka tentu tak menginginkan bila suatu saat kandungan minyak mereka habis, membuat para investor besar dari benua Eropa dan Amerika menarik diri.

Sayangnya, masih jauh api dari panggang melihat keadaan dalam negeri kita sendiri. Di bidang migas, keberadaan mafia yang meraup keuntungan dari hasil alam Indonesia, sudah menjadi rahasia umum. Demikian juga dengan teknologi seperti mobil listrik. Esemka, yang sempat digadang bakal menjadi mobil listrik nasional, sekarang juga sudah tak terdengar kabarnya.

Pemerintah sudah selayaknya menaruh perhatian serius kepada masalah ini. UU Minerba yang telah disahkan, sempat membuat sebagian pihak khawatir bahwa sumber daya alam Indonesia, termasuk Nikel, akan habis disedot oleh pihak lain.

Bila tidak, selamanya Indonesia hanya akan menjadi negara sapi perah, yang setiap hari dipegang dan diperah susunya, namun tidak diajak menikah. Hanya akan menjadi lahan subur bagi para kapitalis pemegang modal.

Demikianlah #suaragaekoners. Bagaimana pendapat anda?

W For GAEKON