
Gaekon.com – Indonesia Kembali mengirim bantuan sekitar 242 ton menggunakan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 untuk korban Gaza.
Adapun bantuan yang diberikan di antaranya bahan makanan, selimut, pakaian, perlengkapan bayi, pakaian wanita, susu, tenda lapangan, perlengkapan kebersihan, air mineral, perlengkapan ibadah, dan lain sebagainya.
Komandan Satuan Tugas (Satgas) Port Visit Mesir 2024 Laksamana Pertama Sumarji Bimoaji memastikan bantuan dari Indonesia tersebut telah diterima korban agresi Israel di Jalur Gaza.
Sumarji mengatakan saat KRI Radjiman tiba di Pelabuhan El-Arish Mesir pada 13 Februari. Bantuan langsung diserahkan kepada Egypt Red Crescent (Bulan Sabit Merah Mesir).
Ia memastikan bantuan itu telah diserahkan ERC kepada korban di Gaza.
“Kami berkoordinasi ketat dengan KBRI, bahwa ERC memastikan bantuan kemanusiaan tersebut diterima di Gaza, sampai saat ini sudah masuk ke Gaza dan mereka meyakinkan dukungan atau bantuan kemanusiaan tersebut dapat diterima langsung oleh korban konflik Gaza,” kata Sumarji di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (15/3) malam.
Ia menjelaskan dalam rencana awal, selain menurunkan bantuan, kapal bantu rumah sakit dr Radjiman ini diharapkan dapat memberi bantuan penanganan medis.
Namun setelah berkoordinasi dengan otoritas Mesir, KRI Radjiman hanya diberi waktu empat hari untuk bersandar di Pelabuhan El-Arish Mesir.
“Rencana awal akan melaksanakan kegiatan sampai satu bulan, selain dropping bantuan, juga diharapkan dapat melaksanakan bantuan penanganan medis, namun setelah dilaksanakan koordinasi ketat, dari otoritas setempat hanya memberikan waktu selama 4 hari dan hanya untuk menurunkan bantuan kemanusiaan saja,” kata Sumarji.
KRI Radjiman telah tiba di Indonesia setelah berlayar sekitar 57 hari. Mereka disambut oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak di Dermaga Kolinlamil.
Sumarji mengatakan dalam misi kemanusiaan ini, prajurit TNI AL berlayar melewati perairan yang cukup berbahaya.
Selain 214 personel satgas, ada tim force protection terdiri dari Kopaska, Denjaka dan Yontaifib yang dibawa selama misi kemanusiaan tersebut.
“Etape pelayaran kami transit di Batam, Belawan, kemudian direct menuju ke area of interest di gulf of aden sampai dengan ke red sea, dimana di sana ada situasi yang cukup menjadi tantangan bagi kami,” ujarnya.
Sebelumnya diketahui, Agresi Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 31 ribu warga Palestina. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan.
Invasi yang sudah berlangsung selama lima bulan ini menyebabkan krisis kemanusiaan parah di Gaza.
Rakyat Palestina tak mendapat makanan, air bersih, hingga akses terhadap obat-obatan. Mereka juga mulai terkena penyakit menular seiring dengan kondisi permukiman yang tak manusiawi.
KA For GAEKON