Kanjuruhan Berduka: Datang Penuh “Suka Cita” Pergi Tinggal “Nama”

0

Kanjuruhan

Gaekon.com – Indonesia kini tengah digemparkan dengan tragedi Kanjuruhan. Tak ada yang menyangka bahwa pertandingan sepak bola bisa berujung dengan pulangnya banyak Nyawa.

Ratusan orang yang fanatik dengan sepak bola menjadi korban. Ada yang mengalami luka ringan maupun luka berat, sehingga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Bahkan ada pula yang meninggal dunia, menjadi duka mendalam keluarga.

Kronologi Tragedi Kanjuruhan

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi pasca-pertandingan Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10). Peristiwa ini bermula saat pertandingan antara Arema FC kalah 2-3 melawan Persebaya. Diduga kuat, salah seorang suporter kecewa dengan hasil yang telah diperoleh tim kebanggaannya yaitu Arema.

Oknum yang belum diketahui identitasnya itu turun ke lapangan meluapkan emosinya dengan berlari di area lapangan. Ia diduga berusaha mencari para pemain dan official untuk melampiaskan kekecewaannya. Hal ini akhirnya memancing ratusan suporter lainnya untuk ikut turun ke lapangan. Kekecewaan terbesarnya ini diluapkan lantaran tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri.

Ratusan orang yang tersulut emosinya itu membuat polisi harus bertindak tegas dengan menembakkan gas air mata. Menurut keterangan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, para suporter anarkis hingga menyerang petugas kepolisian dan merusak sejumlah fasilitas stadion.

Nico kemudian mengatakan bahwa para suporter akhirnya pergi menghindari gas air mata dengan lari ke pintu keluar. Disitulah rupanya maut mulai menjemput, ratusan bahkan ribuan orang menumpuk lantaran berebut untuk keluar stadion.

“Mereka pergi keluar di satu titik, di pintu keluar yaitu kalau nggak salah pintu 10.. kemudian terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah terjadi.. kurang oksigen yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit,” terang Nico.

Jumlah Korban Tragedi Kanjuruhan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan untuk saat ini berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan kab/kota, jumlah korban meninggal dunia akibat peristiwa tersebut berjumlah 125 orang, 2 diantaranya adalah anggota polisi. Jumlah tersebut membuat insiden pada laga Arema FC vs Persebaya menjadi tragedi paling berdarah di sepak bola Indonesia.

Tak berhenti disitu, sampai saat ini 180 orang yang mengalami luka-luka akibat kerusuhan ini dievakusi di sejumlah rumah sakit dan puskesmas di Kota dan Kabupaten Malang. Diantaranya yaitu Rumah Sakit Wava Husada, RSUD Kanjuruhan, Teja Husada, Kecamatan Kepanjen.

Sigit menyebut, kepolisian akan melakukan pengumpulan data, fakta dan rekaman CCTV di tempat kejadian perkara atau stadion Kanjuruhan.

Pintu “10” Stadion Jadi Saksi

Polisi mengatakan insiden terjadi di gerbang 10 di stadion. Banyak korban yang terinjak-injak dan tak bisa bernapas karena berdesak-desakan berebut untuk keluar stadion.

Menurut cerita dari salah satu suporter, Abdi yang saat itu berada di lokasi, suara teriakan terdengar jelas saat penonton berusaha keluar. Ribuan orang berhamburan mencari jalan keluar agar bisa segera terhindar dari serangan gas air mata.

Namun menurut kesaksiannya, hanya ada 1 pintu yang bisa dilewati, sehingga ribuan orang itu berdesakan untuk keluar. Dengan terpaksa, ratusan suporter lainnya harus bertahan berjam-jam di dalam stadion dalam keadaan mata perih dan sesak.

Abdi menceritakan bahwa ia bersama ratusan orang lainnya berebut mencari air hangat di penjual kopi, hanya demi membasuh matanya agar bisa bertahan sembari antri untuk keluar. Pasalnya, jika harus mengambil air di kamar mandi, mereka harus antri dengan ratusan orang lainnya juga.

Tak hanya di dalam stadion, kericuhan juga terjadi di luar stadion. Sehingga Abdi dan rombongannya ini merasa bingung, karena di dalam terkena gas air mata dan diluar pun juga masih harus menghirupnya. Dalam waktu kurang lebih 3 jam, hingga jam 02.00 WIB dini hari, ia dan rombongan baru bisa meninggalkan kawasan stadion menggunakan kendaraan pribadi.

Sejumlah fasilitas di luar stadion juga menjadi korban amuk. Beberapa mobil aparat hingga mobil milik pribadi rusak berat. Ada yang dilempar batako hingga ada yang dibakar bak sate ayam.

Penyelidikan Tragedi Kanjuruhan

Menko Polhukam, Mahfud MD, mengatakan pemerintah melakukan penelusuran bila kemungkinan ada tindak pidana dalam kejadian ini.

Mahfud mengatakan akan mengadakan pertemuan Senin (3/10) dengan kementerian-kementerian terkait untuk mengambil tindakan secepatnya.

Sejumlah langkah yang diambil itu, kata Mahfud termasuk “melakukan penelitian jika kemungkinan ada pelanggaran hukum atau tindak pidana dalam peristiwa itu, rehabilitasi dan penyantunan terhadap korban dan keluarga korban yang sekarang dalam perawatan ataupun akan dikuburkan karena meninggal.”

Mahfud juga mengatakan langkah yang diambil termasuk “antisipasi pengelolaan dunia sepak bola ke depan agar menjadi tertib dan lebih beradab dan tidak memberi image jelek di dunia internasional.”

Tindakan yang diambil, kata Mahfud termasuk meneliti dan menindak “dengan tepat sesuai aturan hukum, siapapun yang sengaja ataupun lalai dalam terjadinya peristiwa ini.”

KA For GAEKON