Berbagai macam olahan makanan yang selalu dikonsumsi belum tentu akan menyehatkan tubuh. Karena seringkali banyak campuran bahan pengawet dan lain sebagainya yang justru akan mengganggu kesehatan.
Makanan atau tepatnya jajanan jaman dahulu justru dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. Karena pada jaman dahulu bahan pengawet masih belum terlalu dikenal. Namun generasi jaman sekarang banyak yang menyepelekan jajanan jaman dahulu. Mereka lebih menyukai junkfood.
Seorang laki – laki dari Samigaluh Kulonprogo, Murni, mengungkapkan, olahan singkong cukup direbus atau dibuat aneka makanan ringan tradisional, misalnya utri atau lemet juga diyakini bagus untuk kesehatan.
Makanan olahan singkong ini sudah ada sejak jaman dahulu. Namun sampai sekarang makanan tersebut masih tetap bertahan di tengah merebaknya makanan moderen. Khasiatnya yang dapat menyehatkan tubuh membuat keberadaan makanan ini dapat dipertahankan.
Semua orang tua pasti menggemari jenis makanan olahan singkong yang dikombinasi dengan gula merah. Apalagi dibungkus menggunakan daun pohon pisang kluthuk. Hal ini akan menambah kesan tradisionalnya. Secara tidak langsung ketika mereka menyantapnya sama saja sedang bernostalgia mengingat jaman dahulu.
“Makanan seperti ini selain enak, juga bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan. Ketika dibungkus daun pisang lalu dikukus akan memunculkan zat-zat yang bagus untuk kesehatan seperti ada antioksidannya,” ungkap Pak Murni, sapaan akrabnya.
Dalam antioksidan juga terkandung apigenin dan luteolin. Zat ini akhirnya dapat membantu melawan dan membersihkan radikal bebas yang menjadi penyebab penyakit kanker.
Manfaat penting lainnya, asupan berbahan baku singkong dipercaya juga ditakuti beberapa keluhan kesehatan seperti radang lambung dan tenggorokan. Tanpa memerlukan obat – obat kimia, cukup dengan asupan makanan berbahan baku singkong ini dapat menghindari semua gangguan penyakit tersebut.
Tidak ketinggalan, asupan berbahan baku singkong juga dipercaya dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Ada pula yang cocok, cukup dengan rutin mengkonsumsi asupan berbahan baku singkong dapat juga membantu menyingkirkan kebiasaan atau kecanduan rokok maupun alkohol. Bahkan bisa berperan dalam membantu menjaga kesehatan gusi, gigi, radang lambung, dan tenggorokan.
“Menurut saya asupan berbahan singkong, baik cukup direbus maupun diolah menjadi beberapa makanan, enak untuk dikonsumsi,” tegasnya.
Makanan berbahan baku singkong berupa lemet ini sendiri nikmat dihidangkan ketika masih hangat. Ketika digigit rasanya kenyal, empuk, dan nikmat. Perpaduan aroma singkong rebus dan rasa manis dari gula merah memberikan sensasi yang tidak terlupakan. Apalagi dengan harum bau pandan yang diramu menjadi satu membuat kelezatan itu terasa melekat di pikiran bawah sadar.
Meskipun makanan tradisional, lemet ini sendiri mengandung banyak manfaat. Lemet bisa digunakan untuk pengganti sarapan pagi atau bahkan makan siang. Karena singkong yang ada dalam lemet ini mengandung karbohidrat sebagai sumber tenaga. Begitu juga dengan gula merah yang banyak mengandung glukosa.
Selain itu semua bahan yang digunakan untuk membuat lemet ini alami dan tidak mengandung pengawet. Bungkusnya yang terbuat dari daun sangat baik untuk kesehatan tubuh. Karena semuanya serba alami dan tidak membutuhkan banyak biaya untuk produksi, lemet pasti dijual dengan harga murah sehingga bisa dibuat oleh kalangan ekonomi manapun.
Namun karena bahannya alami seringkali lemet tidak bisa bertahan lebih dari 2 hari. Apabila tidak dihangatkan atau dimasukkan dalam lemari es, lemet akan basi sehingga tidak bisa dikonsumsi lagi. Salah dalam memilih singkong juga bisa membuat lemet menjadi sedikit pahit rasanya.
Tidak jauh beda dengan lemet, makanan olahan dari singkong yang disebutkan Pak Murni, utri tadi juga hampir sama dengan lemet. Olahan ini di buat dengan cara memarut lembut singkong, kemudian di tambahkan sedikit garam dan di campur hingga merata. Setelah itu akan di bungkus daun pisang dan di kukus.
Namun sebelum di bungkus, terlebih dahulu adonan ini di bagian tengahnya akan di tambahkan bubuk gula merah, baru kemudian di kukus. Setelah matang, kuliner ini akan berwarna kekuningan dengan tekstur lengket dan kenyal serta rasanya yang sangat manis. Mirip kan dengan lemet ? Banyak yang bilang sama, namun ada juga yang bilang keduanya berbeda. Ada yang menambahkan taburan kelapa di atas utri, dan mengisinya dengan pisang bukan dengan gula merah. Hal inilah yang membuat terkadang hampir tidak sama keduanya.
Apabila dilihat dari bahan yang digunakan keduanya sama sama dari olahan singkong. Dan tentunya sangat baik untuk dikonsumsi. Sebagai informasi, karena makanan ini bisa sebagai pengganti asupan karbohidrat yang baik, sehingga sangat cocok untuk para pelaku diet. Tetapi jangan memakan area yang bergula, karena nanti akan sia – sia program dietnya.
KL For GAEKON