Rahim menjadi salah satu organ tubuh yang begitu berharga bagi wanita. Karena dengan adanya rahim ini wanita bisa melahirkan seorang anak. Sehingga ketika terjadi apa – apa dengan rahimnya, maka kepanikan dan ketakukan yang akan melanda.
Salah satu masalah yang mungkin bisa dialami oleh beberapa wanita adalah rahim dingin. Memang pada umumnya ketika mendengar kata “Rahim Dingin” kita bingung untuk mengartikannya. Karena sebagian wanita masih awam dan belum mengetahui apa itu Rahim Dingin.
Rahim dingin ini merupakan kondisi cold uterus, hal ini bisa diartikan sebagai kondisi di mana lapisan rahim belum merespon dengan tepat terhadap hormon progesteron. Sebagai informasi hormon progesteron adalah hormon untuk menaikkan suhu tubuh.
Ketika hormon progesteron ini menaikkan suhu tubuh, saat itu pula dapat membantu embrio menempel pada dinding rahim dan membantunya berkembang. Kondisi ini yang kemudian mempengaruhi peluang wanita untuk bisa hamil.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Pondok Indah, dr. Dinda Derdameisya, SpOG., mengatakan istilah rahim dingin atau cold uterus ini sebenarnya masih asing di dunia medis. Selain itu kondisi ini di Indonesia masih sangat jarang dijelaskan.
“Definisi cold uterus ini masih sangat jarang dijelaskan di Indonesia. Kondisi ini dimana rahim wanita sulit sekali atau kurang merespon terhadap penempelan embrio akibat kurangnya hormon,”Kata dr. Dinda.
Seperti yang dikatakan dr. Dinda embrio akan melekat pada dinding rahim. Wanita dengan cold uterus itu terjadi apabila embrio tidak bisa menempel di dalam rahim. Hal ini erat kaitannya dengan faktor hormon progesteron.
Kondisi cold uterus ini dapat diartikan bahwa di mana hormon progesteronnya tidak bekerja secara optimal untuk penempelan si calon bayi atau embrio. Saat terjadi pembuahan, sperma bertemu dengan sel telur, secara normal dia akan tertanam dan menempel di dinding rahim. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh hormon progesteron yang tinggi.
Namun hal sebaliknya akan terjadi ketika hormon progesteronnya kurang optimal, sperma dan sel telur akan susah menempel dan tertanam di dinding rahim. Artinya, pembuahan sel telur dan sperma sudah sempurna namun embrio yang sudah berada di dalam rahim tidak bisa menempel dan berkembang.
“Cold uterus sangat berpengaruh terhadap progesteron atau hormon yang seharusnya tinggi pada kehamilan. Di mana embrio atau calon bayi yang seharusnya bisa menempel pada rahim kemudian hormon progesteronnya meningkat. Nah pada kasus cold uterus ini, hormon progesteronnya itu tidak tinggi, jadi biasanya embrio yang tertanam langsung luruh, tidak bisa berkembang dengan baik di dinding rahim,” Tambah dr. Dinda.
CIRI – CIRI RAHIM DINGIN ?
Tanda-tanda wanita yang memiliki cold uterus atau rahim dingin antara lain adalah:
• Suhu basal tubuh (suhu terendah yang dicapai tubuh saat beristirahat) akan sulit naik atau lebih cepat turun. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun lalu naik menjadi 37-38 derajat. Jika esok hari suhu tubuh tidak kembali pada suhu 35 derajat celcius, saat itulah terjadi masa subur.
• Terasa dingin pada telapak tangan dan kaki.
• Darah menstruasi berwarna gelap dan teksturnya lebih pekat.
• Jadwal haid juga tidak teratur. Rata-rata, siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Namun, siklus menstruasi yang berlangsung selama 21-35 hari, juga masih masuk dalam jangka waktu normal. Dalam beberapa kasus, wanita yang memiliki rahim dingin bahkan bisa lebih sering mengalami menstruasi.
• Kerap menderita kram perut.
• Sakit pada bagian bawah punggung.
• Minim gairah seks.
• Sering buang air kecil pada malam hari.
Ciri – ciri tersebut tidak sepenuhnya akurat. Karena setiap wanita yang mengalami kondisi cold uterus ini pasti mengalami gejala yang berbeda – beda.
Menurut dr. Dinda ciri – ciri yang dapat terlihat pada kondisi ini sebenarnya tidak spesifik. Ciri yang mungkin mendekati adalah siklus haid yang tidak teratur. Selebihnya untuk memastikan apakah seorang wanita itu mengalami kondisi tersebut haruslah diperiksakan langsung ke dokter untuk mengetahui level progesteronnya.
“Biasanya untuk mengetahui kondisi tersebut harus dilihat level progesteronnya, dengan cara diperiksakan darahnya. Kemudian kalau misalnya sebelum pemeriksaan darah, ya terjadi kesulitan hamil, jadi haid terus, maka nanti pasti ditanya ini kenapa, biasanya dicari tahu di situ,” jelas dr. Dinda
RAHIM DINGIN MASIH BISA HAMIL ?
Wanita pada umumnya pasti menantikan kehamilan mereka. Bukan sepenuhnya karenanya saja, namun pasangannya juga sangat menantikan kehadiran buat hati. Hal ini yang membuat wanita segera ingin mengandung. Bagimana agar bisa tetap hamil ketika wanita sudah di vonis mengalami kondisi ini ?
Ada cara lain yang dapat dilakukan seseorang apabila mengalami kondisi cold uterus ini. Yaitu dengan mengkonsumsi pil hormon pada masa ovulasi.
“Cara menyiasatinya, pada saat program hamil, kita harus membantu memberikan hormon progesteron dari luar. Hal ini sering didengar dengan penguat kehamilan. Biasanya pada program inseminasi, bayi tabung atau program hamil alami itu biasanya obat – obat hormon ini diberikan pada saat ovulasi sampai dua minggu,” ujar dr. Dinda
Dengan obat – obat hormon sebagai penguat kehamilan ini diharapkan saat terjadi penempelan embrio, calon bayi akan berkembang dengan baik tanpa kekurangan hormon progesteron.
“Sehingga ketika terjadi penempelan dari hasil konsepsi atau embrionya mau menempel di dinding rahim. Suasana progesteronnya sudah tinggi sehingga dia bisa berkembang dengan baik,” jelas dr. Dinda.
Mengalami masalah rahim menjadi musuh dan hal yang paling dikhawatirkan wanita. Namun, kondisi rahim dingin atau cold uterus ini masih memungkinkan seorang wanita bisa mengandung. Banyak cara yang bisa dilakukan agar embrio dapat menempel di dinding rahim. Salah satunya yaitu dengan mengkonsumsi pil hormon atau progesteron sebagai penguat kehamilan.
KL For GAEKON