MENDOAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAK BENDA

0
MENDOAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAK BENDA

Banyumas – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata mengusulkan mendoan menjadi warisan budaya tak benda kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia sebelum akhirnya disetujui dan maju ke tingkat dunia, UNESCO.

Diusulkannya mendoan menjadi warisan budaya merupakan bentuk kebanggaan warga Banyumas sendiri. Selain itu juga untuk mengantisipasi jika suatu waktu mendoan diklaim milik atau dari daerah lain bahkan dari negara lain. Hal tersebut juga mengingat pentingnya nilai historis dan sosial yang terdapat pada makanan yang dapat membuat ketagihan ini.

Kepala Seksi Pengelolaan dan Pelestarian Tradisi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Mispan mengatakan, bahwa mendoan telah menjadi makanan khas dan ikon dari Banyumas. 

“Tetapi tidak ada catatan sejarah yang pasti, dari kapan sesungguhnya mendoan itu ada. Apakah dari pertama kali ada Kabupaten Banyumas atau 449 tahun lalu, atau justru lebih dari itu. Barangkali bisa saja, sejak zaman kerajaan Hindu,” Kata Mispan kepada wartawan.

Mispan menambahkan, dalam catatan kesejarahan yang tercatat adalah, ketika zaman Bupati Sudjiman Mertadiredja Gandasoebrata tahun 1937, telah menyebut mendoan.

“Jadi, pada saat pemindahan Sakaguru Pendopo Si Panji dari Banyumas ke Purwokerto, Bupati Gandasoebrata mengajak para pembawa sakaguru untuk ‘medang’ dengan mendoan,” tambah Mispan.

Sebagai ungkapan syukur atas lancarnya pemindahan pendopo tersebut, Bupati Sudjiman meminta warganya untuk berisitirahat dengan menonton lengger (salah satu kesenian tari di Banyumas) dan menikmati mendoan.

Dapat diketahui, pada masa itu mendoan sudah dikenal baik dan menjadi makanan favorit masyarakat, dibuktikan dengan dikenalnya mendoan oleh sang Bupati. Hal tersebut menandakan bahwa mendoan sudah ada jauh sebelum pada masa pemerintahan Bupati ke 19 yang menurut Mispan sudah ada sejak tahun 1870-an. Namun, Mispan juga berpendapat bahwa mendoan kemungkinan sudah ada sejak awal berdirinya Kabupaten Banyumas yang mana kini usianya 449 tahun.

Dengan kesejarahan dan telah menjadi ikon Banyumas, maka pemkab telah mengajukan mendoan sebagai warisan budaya tak benda.

Di Banyumas sendiri, tempe mendoan tidak dapat dilepaskan dari masyarakat Banyumas, bahkan telah menjadi menu harian.

Alasan lain diajukannya mendoan menjadi warisan budaya tak benda adalah, karena mendoan sudah dikenal luas oleh masyarakat, baik di dalam Kabupaten Banyumas hingga luar Banyumas seperti area ngapak lainnya.

Salah satu daerah penghasil atau pembuat mendoan yang terkenal di Banyumas adalah Desa Piken yang berada di Kecamatan Kembaran. Disana terdapat lebih dari 700-an pembuat mendoan yang mana dalam sehari dapat membuat mendoan sebanyak 12 ton yang tidak hanya dipasarkan di wilayah Banyumas, namun juga sekitarnya seperti Cilacap dan Banjarnegara.

“Apalagi di Banyumas, ada sentra tempe yang membuat mendoan yakni di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran dengan jumlah perajin sebanyak 720 orang. Setiap harinya ada 12 ton kedelai yang menjadi bahan baku tempe,” ungkapnya.

Selain Desa Piken, ternyata Banyumas memiliki ribuan pembuat mendoan yang tersebar di 27 kecamatan dan 300 desa dan kini mendoan sudah dapat ditemukan diberbagai daerah.

“Selain mendoan, kami juga mengusulkan Bawor sebagai tokoh pewayangan gaya Banyumasan dan gubrak lesung atau alat penumbuk padi yang terbuat dari kayu,” katanya.

Usulan tersebut bertujuan agar warisan budaya tak benda dapat terus dilestarikan dan tidak diklaim oleh pihak lain.

“Sampai sekarang, warisan budaya tak benda yang dimiliki oleh Banyumas di antaranya adalah getuk goreng untuk kulinernya dan keseniannya ada tiga yakni calung, begalan dan lengger,” ujarnya.

Sebagai informasi, selain nilai historisnya, mendoan juga memiliki nilai sosial, yang mana menurut Mispan terwujud dalam bentuk mendoan itu sendiri. Mendoan memiliki tekstur yang lembek, tekstur tersebut merupakan gambaran dari masyarakat Banyumas yang fleksibel, namun akan berubah wataknya ketika marah serupa dengan tekstur keras keripik tempe.

Langkah mendoan menjadi warisan budaya dunia tergolong masih panjang. Dokumen pengajuan mendoan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus diaudit dan diperbaiki kekurangannya.

Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat optimis Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk membawa mendoan ke kancah dunia mewakili masyarakat Banyumas dan menjadi kebanggaan Banyumas. Keputusan jadi atau tidaknya mendoan menuju warisan dunia UNESCO akan keluar pada bulan Agustus tahun ini.

Untuk diketaui, tempe mendoan merupakan salah satu makanan yang biasa di konsumsi oleh masyarakat indonesia. Makanan ini merupakan tempe yang di goreng menggunakan tepung terigu dengan daun bawang.

Berbicara tentang makanan ini ternyata banyak mengandung gizi tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, serat, genisten, daidzein, serta komponen antibakteri. Manfaat makanan ini adalah :

1. Dapat Membantu Dalam Proses Metabolisme Tubuh

Khasiat tempe mendoan yang pertama bisa membantu dalam proses metabolisme tubuh. Makanan ini memiliki senyawa vitamin B3, niacin, riblovin serta vitamin B2 yang memiliki peranan penting dalam proses metabolisme tubuh. Selain itu, kandungan riboflavan berguna bagi kesehatan mata serta kulit.

2. Sebagai Sumber Protein

Selain dapat membantu dalam proses metabolisme tubuh tempe mendoan ini memilki beberapa manfaat lain salah satunya sebagi sumber protein. Makanan ini memiliki kandungan protein serta asam amino yang diperlukan oleh tubuh. Senyawa protein ini mampu mempertahankan jaringan otot serta membuat enzim berguna untuk kebutuhan sel di dalam tubuh.

3. Ramah Dikonsumsi Bagi Penderita Diabetes

Tempe mendoan memiliki senyawa protein yang sangat baik jika dikonsumsi oleh penderita diabetes. Selain itu, protein ini juga dapat berperan di dalam mencegah naiknya kadar tekanan darah sekaligus menjaga gula darah agar tetap terkontrol.

4. Memiliki Kandungan Antibiotik Natural

Ternyata tempe mendoan ini memiliki senyawa jamur rhizopus yang dapat memproduksi antibiotk alami yang mempunyai kemampuan untuk mencegah terjangkitnya infeksi penyakit diare serta disentri.

5. Tinggi Akan Kandungan Kalsium

Beberapa penelitian mengungkapakan bahwa kandungan senyawa yang ada di dalam tempe mendoan ini sama dengan kalsium pada susu sapi.

6. Membantu Dalam Mengurangi Resiko Penyakit Jantung dan Kolesterol

Kandungan yang ada di dalam tempe mendoan memiliki senyawa isoflavon yang mampu untuk mengurangi kadar kolestrol jahat. Selain itu, senyawa lemak tak jenuh serta niacin bersifat menurunkan kolesterol jahat sekaligus dapat menurunkan resiko penyakit jantung dan beberapa penyakit lainya.

Manfaat makanan ini bagi kesehatan sangat baik untuk diberikan kepada semua umur dari bayi hingga lanjut usia.

KL For GAEKON