Misteri Keraton Yogyakarta

0
Keraton Yogyakarta
Sumber Foto: sibakuljogja.jogjaprov.go.id

Gaekon.com – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menjadi salah satu tempat yang mencuri perhatian. Bagaimana tidak, istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini menyimpan banyak misteri. GAEKON akan berbagi sedikit informasi mengenai misteri Keraton Yogyakarta.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi objek wisata favorit orang banyak. Pasalnya, ditempat ini banyak bangunan bersejarah yang menarik untuk dikulik.

Mulai dari Tugu Pal Putih, Taman Sari, Situs Warungboto hingga Keraton Yogyakarta. Salah satu tempat yang mungkin sangat menarik adalah Keraton Yogyakarta. Tempat wisata yang terletak di pusat kota ini menjadi salah satu objek unggulan untuk menarik perhatian wisatawan.

Keraton Yogyakarta memiliki banyak cerita sejarah yang tak kalah menarik untuk dipelajari. Keraton ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I pada tahun 1755 sebagai Istana/Keraton Yogyakarta yang baru berdiri akibat perpecahan Mataram Islam dengan adanya Perjanjian Giyanti.

Keraton ini adalah pecahan dari Keraton Surakarta Hadiningrat dari Mataram Islam Surakarta (Kerajaan Surakarta). Sehingga dinasti Mataram diteruskan oleh 2 Kerajaan yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta.

Total luas wilayah keseluruhan keraton yogyakarta mencapai 184 hektar, yakni meliputi seluruh area di dalam benteng Baluwarti, alun-alun Lor, alun-alun Kidul, gapura Gladak, dan kompleks Masjid Gedhe Yogyakarta.

Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Salah satu sejarah yang banyak dibahas ialah misteri dibalik Keraton Yogyakarta.

Misteri Keraton Yogyakarta

  • Kereta Kencana Keraton Yogyakarta

Museum kereta keraton di Yogyakarta menyimpan banyak kereta kencana yang antik dan kuno. Salah satu koleksi kereta kencana di museum ini dikenal mempunyai kisah misteri. Kereta tersebut dinamai kereta kencana nyai jimat yang paling dihormati sejak 1750.

Mitos yang legendaris dari kereta ini ialah penampakan dari Nyai Roro Kidul. Beberapa pengunjung yang singgah dan berkunjung ke museum ini mengaku pernah melihat sosok sang Ratu duduk di dalam kereta kencana ini.

  • Nyai Roro Kidul

Mitos yang beredar di masyarakat menceritakan bahwa konon para Sultan Yogyakarta sering berinteraksi langsung dengan Nyai Roro Kidul. Mitos ini banyak dibenarkan karena adanya sebuah sumur di sebelah barat Keraton, tepatnya pada komplek Taman Sari yang diberi nama Sumur Gumuling.

Sumur Gumuling ini diyakini oleh penduduk setempat sebagai tempat bertemunya Sultan Keraton dengan Nyai Roro Kidul.

  • Pohon Beringin Kembar Keraton

Pohon beringin kembar di alun alun selatan komplek Keraton Yogyakarta ini mempunyai cerita misteri sendiri. Salah satu mitos yang dipercaya sebagian kalangan, ialah jika seseorang mampu melewati jalan di antara beringin kembar dengan mata tertutup, maka apa yang diinginkan akan terkabul dalam waktu dekat.

  • Abdi Dalem

Abdi Dalem ini merupakan pengawal dan pesuruh yang paling setia, meskipun tidak digaji besar. Pasalnya, sejak dulu para Abdi Dalem diajarkan bahwa materi bukanlah hal yang penting dibanding kesetiaan mereka terhadap keraton dan keluarga Sultan.

Konon katanya Abdi Dalem ini memiliki hati yang teramat bersih dan terjaga. Mereka merupakan orang pilihan Sultan yang dikehendaki mampu membantu dan mempermudah pekerjaan Sultan dalam menjalankan kerajaan.

Dianggap mempunyai kesucian yang terbilang tinggi, sehingga banyak mitos yang beredar bahwa para Abdi Dalem memiliki kekuatan yang tidak dimiliki manusia pada umumnya.

Untuk diketahui, Abdi Dalem merupakan orang yang setia mengabdi pada keraton dan juga keluarga Sultan.

  • Segaris Dengan Pantai Selatan dan Merapi

Keraton Yogyakarta dianggap memiliki garis imajiner yang menghubungkan dengan Gunung Merapi dan Pantai Selatan. Bangunan Keraton Yogyakarta yang menghadap ke arah utara berada di tengah-tengah atau sebagai poros antara Gunung Merapi dan Pantai Selatan.

Sri Sultan Hamengkubowono I, raja pertama sekaligus arsitek Keraton Jogja, memang sengaja membuat desain seperti itu. Desain bangunan Keraton Jogja menunjukkan adanya garis imajiner bahwa antara Keraton, Tugu, dan Gunung Merapi.

Garis imajiner seperti itu sebagai Sumbu Filosofis. Garis yang memanjang dari utara ke selatan yang menghubungkan Gunung Merapi di utara dengan Pantai Parangkusumo dan atau Pantai Parangtritis di selatan melewati Keraton Jogja memiliki makna filosofis yang sangat tinggi.

Desain garis imajiner itu menjadi salah satu acuan tata kota dari wilayah yang dilewatinya. Garis imajiner ini juga bukan seharunya dikaitkan dengan kisah misteri dan justru menjadi keunikan bagi Keraton Jogja dibandingkan wilayah lain bekas Kesultanan Mataram.

Desain Keraton Jogja yang seperti itu sebenarnya tidak menyimpan kisah misteri pada awalnya. Di masa lampau, Sultan Hamengkubuwono I memang biasa bermeditasi di suatu tempat pada poros tersebut sebelum memimpin suatu pertemuan atau memberi perintah pada bawahannya.

KA For GAEKON