Gaekon.com – Suku bangsa di Indonesia memiliki perbedaan budaya dan tradisi masing-masing. Meski kini banyak budaya yang hilang di tengah modernnya zaman, namun masih ada kebudayaan unik yang bisa dipertahankan.
Kali ini GAEKON akan mengajak kalian ke Indonesia bagian tengah, yaitu Maluku. Bercerita soal Maluku, kalian pasti pernah mendengar ritual suku Naulu.
Suku Naulu ini tinggal di kawasan pesisir selatan Pulau Seram, Maluku. Melansir dari Goodnewsfromindonesia, Masyarakat Naulu kebanyakan datang dari Maluku Utara, tepatnya Pulau Halmahera.
Setelah perang hotebanggoi, mereka bermigrasi ke wilayah selatan Pulau Seram dan berdiam di hulu Sungai Noa di Desa Sepa, Kecamatan Amahai. Suku ini dikenal dengan tradisi menyeramkan pada masa lalu, di antaranya mengasingkan para perempuan hingga memenggal kepala untuk mas kawin.
Suku Naulu
Suku Naulu tersebar di Desa Sepa, Seram, tepatnya di daerah Yaisuru, Nua Nea, Bunara, Latan (Kampung Lama), Hahuwalan, Simalouw, Rohua, dan Rohua Waemanesi. Sistem kemasyarakatan mereka dibagi dalam 12 klan atau marga, yaitu Pia, Matoke, Kamama, Sounawe Aepura, Sounawe Aenakahata, Sopalani, Perissa, Hury, Nahatue, Soumory, Leipary, dan Rumalait.
Secara etnis, mereka ada hubungannya dengan Manusela dalam hal bahasa dan keyakinan Naurus. Namun, Suku Naulu juga diketahui mengikuti agama Hindu.
Sebagai informasi, Naurus merupakan agama yang diturunkan oleh nenek moyang mereka. Tuhan pencipta alam semesta yang gaib dan maha agung disebut Upuku Anahatana.
Namun, agama ini tidak diakui negara, terkadang mereka mencantumkan agama lain yang diakui demi berurusan dengan birokrasi negara seperti pendidikan, pernikahan, pekerjaan, dan pembuatan KTP.
Upu
Dalam kepercayaan Naurus, hubungan dengan Tuhan tidak dilakukan secara langsung, melainkan lewat perantara. Masyarakat Naulu percaya dalam setiap aspek kehidupan ada roh atau upu yang mengontrol keseharian mereka.
Adapun para upu yang senantiasa menjaga alam semesta, yaitu Nue Nosite (penjaga laut), Wesia Upue (penjaga darat), Sionoi Aha (penjaga udara), dan Seite Upue (penjaga hutan atau kebun).
Saat berinteraksi dengan masyarakat luar, Suku Naulu senantiasa mengedepankan perasaan damai. Mereka memiliki prinsip yang dipegang teguh, yaitu selama berbuat baik maka tidak akan ada hal buruk yang datang.
Ritual Pataheri
Suku Naulu dikenal memiliki beberapa tradisi, salah satunya yaitu pataheri. Ritual ini melibatkan pemenggalan kepala manusia untuk perayaan atas kedewasaannya.
Tak hanya itu, memenggal kepala juga dilakukan dalam upacara adat, misalnya saat mendirikan rumah adat baru sebagai persembahan untuk para dewa.
Masyarakat Suku Naulu memenggal kepala manusia untuk dijadikan persembahan pada nenek moyang. Mereka percaya tradisi ini wajib dilakukan demi terhindar dari bahaya dan musibah.
Tradisi tersebut juga dianggap menjadi simbol kebanggaan dan kekuasan. Bagi suku ini, kepala manusia memiliki arti penting. Bahkan, dijadikan mas kawin saat masyarakat Suku Naulu menikah.
Tradisi ini berawal dari raja Suku Naulu dalam memilih calon menantunya. Sebagai bukti kejantanan, maka laki-laki harus membawa kepala manusia sebagai mas kawin.
Ritual Untuk Para Lelaki
Ritual Pataheri ini adalah ritual untuk para lelaki yang telah dianggap dewasa. Selama ritual yang disebut upacara cidaku ini, laki-laki akan mengenakan kaeng berang di kepala dan cawat.
Ritual tersebut akan dimulai dengan puasa satu hari, sejak pukul tiga dini hari hingga enam sore. Selama puasa, kaeng berang diikat di leher karena diyakini akan menjauhkan diri dari gangguan setan.
Usai berpuasa, mereka akan berkumpul di numa onate atau rumah utama, dan diberikan pakaian adat karanunu onate. Mereka akan didampingi oleh seorang kapitan atau panglima perang menuju rumah orang tua kapitan untuk memohon doa agar diberikan keberanian dan terhindar dari bahaya.
Setelah berdoa, mereka kembali ke numa onate dan mengambil perlengkapan seperti parang, panah, tombak, dan satu tas berisi sirih pinang.
Tetua adat akan memberikan perlengkapan tersebut dengan menghadap ke utara, kemudian menuju pintu belakang arah ke timur untuk memimpin menuju ke tempat ritual di dalam hutan.
Suku Naulu adalah sepenggal contoh dari sekian ribu suku yang terdapat di Nusantara. Kebudayaan ini merupakan sebuah kekayaan Indonesia yang harus dijaga bersama. Selain dijaga, kebudayaan ini harus tetap dikembangkan sehingga mampu bertahan di era modern.
KA For GAEKON