Pembunuhan Mahasiswa UI: Keluarga Tuntut Hukuman Mati

0
1225595_720.jpg (720×405)
https://metro.tempo.co/read/1756439/pelaku-tak-tenang-usai-membunuh-mahasiswa-ui-korban-hadir-dalam-mimpinya

Kasus pembunuhan yang terjadi terhadap mahasiswa UI belakangan ini menghebohkan masyarakat. Muhammad Naufal Zidan (19) ditemukan tewas di kamar kosnya pada Jum’at, 4 Agustus 2023. Jenazahnya ditemukan terbungkus plastik dan disembunyikan di bawah kolong tempat tidurnya. Pelaku pembunuhan kemudian diketahui adalah Altafasalya Ardnika Basya (23) yang merupakan senior di kampusnya, yaitu di Jurusan Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Pelaku diketahui telah membunuh korban pada Rabu, 2 Agustus 2023.

Kronologi Jenazah Ditemukan

Wakil Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan mengatakan penemuan jenazah korban bermula saat keluarga tidak bisa menghubungi korban. Salah satu kerabat korban pun kemudian mengunjungi kosan korban. Penjaga kos dan kerabat korban kemudian menemukan jenazah yang telah terbungkus plastik hitam di kolong tempat tidur. Polisi kemudian memeriksa sejumlah saksi dan menangkap pelaku di hari yang sama, 3 jam setelah jenazah ditemukan.

Kronologi Pembunuhan Mahasiswa UI

Pelaku diketahui melancarkan aksinya setelah mengantarkan korban ke kosannya, pada Rabu, 2 Agustus 2023. Pelaku telah menyiapkan pisau lipat di saku celananya. Setelah mengobrol sebentar, pelaku langsung menikam korban berkali-kali hingga tewas. Jasad korban kemudian dibungkus plastik hitam dan diletakkan di bawah kasur. Pelaku kemudian mengambil harta korban berupa Macbook dan iPhone.

Motif Pembunuhan Mahasiswa UI

Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan polisi, motif pembunuhan dilakukan karena pelaku ingin menguasai harta korban. Pelaku diketahui terjerat hutang pinjaman online (pinjol) dan hartanya habis karena rugi saat berinvestasi kripto. Hal ini juga sempat pelaku ceritakan kepada teman satu kontrakannya, Adha Amin Akbar (22).

“Dia memang pernah menceritakan soal kerugian kripto yang nominalnya hampir Rp80 juta. Dia juga sempat ngomong soal penyebab kerugiannya, yaitu karena tebak-tebakan lah kasarannya. Kan harus tebak-tebakan tuh kapan naik dan kapan turun, yang saya tahu penyebab kehilangan uangnya ya itu. Sempat mengeluh juga dia kalau kebingungan dan pusing untuk mencari uang kontrakan. Tapi ya dia hanya mengeluh saja, enggak ngomongin gimana cara dia menyelesaikan masalah ini. Dia juga sempat mengeluh susahnya mencari pinjaman untuk mengganti kerugian dengan nominal besar,” jelas Akbar.

Naufal Bercita-cita Melanjutkan Kuliah di Rusia

Muhammad Naufal Zidan (korban pembunuhan) diketahui memiliki cita-cita untuk meraih gelar doktor dan melanjutkan kuliah di Rusia.

“Almarhum memiliki cita-cita jadi doktor, sehingga bermanfaat di kampungnya sendiri,” ujar paman Naufal, Faiz Rafsanjani di Polres Metro Depok.

Pelaku Meminta Maaf

aab-yang-diduga-membunuh-mahasiswa-ui-kurniawan-detikcom-1_169.jpeg (620×349)
https://news.detik.com/berita/d-6862235/tiada-maaf-dari-pihak-korban-pembunuhan-mahasiswa-ui-untuk-altaf/2

Altafasalya Ardnika Basya (pelaku pembunuhan) yang memiliki cita-cita menjadi seorang diplomat pun secara terbuka telah menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga korban.

“Saya ingin minta maaf, saya atas nama Altafasalya Ardnika Basya, kakak tingkat almarhum Muhammad Naufal Zidan ingin meminta maaf sebesar-besarnya pada ibu korban, bapak korban, keluarga korban, kerabat korban, teman-teman, pihak-pihak yang dirugikan, dan semua orang yang sudah saya kecewakan,” ucapnya sambil terisak.

Keluarga Korban Ingin Pelaku Dihukum Mati

Paman korban, Faiz Rafsanjani meminta pelaku yang telah membunuh keponakannya dihukum mati.

“Tuntutan saya yaitu Pasal 340 tentang hukuman mati. Karena apa, semua orang, semua bapak atau ibu enggak mau kehilangan putra-putrinya seperti itu,” ujar Faiz.

Faiz yang sempat bertemu dengan pelaku mengaku bahwa pelaku menunjukkan wajah penyesalan dan telah meminta maaf. Pelaku juga mengaku membunuh korban karena memiliki hutang.

“Cuma balik lagi, kalu dia ada di posisi itu bagaimana. Saya cuma ngomong gitu doang,” tambah Faiz.

Hal senada juga diungkapkan oleh ayah korban, Shohibi Arif.

“Saya berharap pelaku pembunuhan harus dihukum mati karena anak saya sudah tidak ada nyawanya. Pelakunya juga harus tidak ada nyawanya, itu baru adil,” ujar ayah korban.

 

FT for GAEKON