Stres yang melanda pikiran kita seringkali dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Ketika sedang merasa stres, biasanya kita akan melakukan sejumlah kegiatan untuk merilekskan tubuh dan pikiran. Seperti halnya, berdiam diri di kamar, mendengarkan musik, mencari hiburan di luar rumah, dan masih banyak lagi.
Berbagai orang mempunyai cara sendiri-sendiri untuk menghilangkan stres yang melanda. Bahkan sebagian dari mereka ada yang menghabiskan uangnya untuk pergi shopping hanya demi menghibur dirinya.
Sebuah survei yang dilakukan perusahaan Cake Angels pada 2015 menemukan sekitar 80 persen dari orang-orang yang dilanda stres, mengisi waktunya dengan membuat kue. Hal ini dilakukan sebagai pelepas stres.
Menurut associate profesor ilmu psikologis dan otak di Boston University, Professor Donna Pincus mengatakan bahwa memanggang kue menjadi sarana orang untuk mengekspresikan sisi kreatif mereka.
“Banyak literatur yang menunjukkan adanya hubungan antara ekspresi kreatif dan perilaku keseluruhan. Ada penghilang stres yang didapat orang dari kegiatan-kegiatan yang menjadi cara untuk mengekspresikan diri tersebut,” jelas Donna seperti dikutip dari Kumparan.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Positive Psychology menjelaskan bahwa dengan memanggang kue ternyata bisa memberikan dampak positif terhadap psikologi kita. Selain itu memanggang kue juga diakui sangat bagus untuk memfokuskan pikiran. Bagaimana bisa? Karena saat membuat kue, kita membutuhkan takaran yang pas, maka dari itu dalam menyiapkan dan menuangkannya butuh dengan ketelitian dan fokus yang tinggi.
Pikiran yang bisa berkonsentrasi terhadap resep kue dan memiliki fokus yang tinggi akan memberikan efek terapeutik pada pikiran. Konsentrasi saat membuat kue ini akan menciptakan mindfulness. Pikiran-pikiran cemas, bingung, sedih dan stres akan cepat menghilang karena terbantu dengan mindfulness ini.
Psikolog klinis, Dr. Mary McNaughton-Cassill dan profesor psikologi di University of Texas, San Antonio juga mengatakan bahwa tahap-tahap menambahkan rasa, mengubah warna, membentuk adonan kue, akan memicu sensor kita.
Aroma dari bahan-bahan yang dipakai untuk membuat roti, seperti vanila, rempah-rempah, dan bahan lainnya cenderung mengingatkan kita akan momen-momen bahagia. Aroma yang familiar berhubungan khusus dengan bagian otak yang mencakup emosi serta memori.
Dr. Mary McNaughton-Cassill juga menerangkan bahwa berbagai campuran bahan kue tersebut dapat menciptakan kepuasan tersendiri bagi kita.
“Mencampurkan berbagai bahan dan melihat adonan mengembang saat dipanggang akan menciptakan kepuasan tersendiri,” Kata Dr.Mary
Menurut penjelasan Profesor ilmu psikologi dan otak di University of Massachusetts, Susan Whitbourne, makanan bisa mengkomunikasikan apa yang ingin kita katakan. Ketika kita membuat dan memberikan kue untuk orang lain, hal ini bisa menjadi cara terbaik untuk mengekspresikan perasaan.
Bagi setiap orang yang kesulitan mengekspresikan rasa terimakasih, permohonan maaf, atau simpatinya ke orang lain melalui kata-kata, akan sangat terbantu dengan cara tersebut. Perlu diketahui, membuat kue bukanlah satu-satunya cara mengatasi stres, namun setidaknya bisa mengurangi.
KL For GAEKON