Penemuan 3 Spesies Ikan Aneh di Dasar Laut Samudra Pasifik

0
Penemuan 3 Spesies Ikan Aneh di Dasar Laut Samudra Pasifik

Samudra Pasifik atau Lautan Teduh adalah kawasan kumpulan air terbesar di dunia. Samudra ini mencakup hampir sepertiga luas permukaan bumi. Bagaimana sudah terbayangkan seluas apa ? Dan sebanyak apa spesies ikan yang menghuninya?

Kalau saja kita menyelam di bawah permukaan laut, kira – kira apa saja yang akan ditemui? Tentu saja berbagai macam mahkluk hidup yang tumbuh berkembang di dalam sana. Mulai dari spesies yang lucu, menyeramkan, hingga yang aneh. 

Baru – baru ini 40 ilmuwan dari 17 negara, melakukan penyelaman sedalam 7,5 kilometer di Palung Atacama di Samudra Pasifik. Penelitian ini dipimpin oleh Thomas Linley, ilmuwan dari Universitas Newcastle di Inggris. Mereka menyelam bertujuan untuk mempelajari makhluk-makhluk di wilayah tersebut.

Peneliti mempelajari ikan tersebut di lepas pantai Peru dan Chile menggunakan sistem kamera yang diletakkan pada lander yang ditenggelamkan ke dasar samudra. Peneliti memerlukan waktu empat jam untuk turunkan Lander hingga ke basic laut yang dingin serta gelap itu. Lebih dari 100 jam video dan 11.468 foto berhasil ditangkap di dasar laut.

Instrumen itu diletakkan pada 8.000 meter di bawah permukaan, di salah satu bagian Palung Atacama  yang memiliki panjang 6.000 kilometer. Dalam rekaman terlihat ikan ‘hantu’ transparan itu berenang di dasar laut.

Dan ternyata dari penyelaman ini mereka menemukan tiga spesies ikan baru, seperti yang diumumkan oleh University of Newcastle dalam sebuah pernyataan resmi.

Spesies ikan yang ditemukan adalah Atacamasnailfish warna pink, blue, dan purple. Ikan ini termasuk ke dalam keluarga siput (Liparidae), dengan kepala bulat, tembus pandang, berbentuk seperti pita dan tanpa sisik. Saat tertangkap kamera  Atacamasnailfish tampak lebih besar dibanding ornganisme di sekelilingnya.

Spesies ini ditemukan di Palung Atacama di lepas pantai barat Chile dan Peru. Bentuknya yang tidak biasa, dirancang untuk menahan suhu dingin dan tekanan ekstrem.

“Tanpa tekanan ekstrem dan dingin untuk mendukung bentuknya, ikan-ikan ini sangat rapuh dan meleleh dengan cepat jika dibawa ke permukaan,” kata Thomas Linley, ilmuwan dari Universitas Newcastle di Inggris.

Ketiga spesies tersebut tertangkap kamera saat berenang di dasar samudra. Mereka berenang sambil memakan bangkai ikan yang tenggelam dari atas. Bangkai ikan yang di makan ini membuktikan bahwa Atacamasnailfish ini termasuk ikan karnivora.

“Seperti yang dapat disaksikan dengan jelas, terdapat beberapa mangsa invertebrata dibawah sana, serta ikan buas ialah predator puncak. Mereka nampaknya cukuplah aktif serta tampak begitu kenyang ” kata Thomas Linley.

Hal yang cukup mengejutkan dan mencengangkan para peneliti adalah bentuk tubuh hewan tersebut tidak seseram yang dibayangkan, mereka seperti memiliki deretan gigi besar tajam.

Tiga spesies baru tersebut bertubuh lunak, tidak bersisik, dan tembus cahaya. Bentuk fisik inilah yang menarik perhatian ilmuwan untuk menelitinya.

Tidak seperti ikan biasanya yang memiliki sisik, Atacamasnailfish mempunyai gigi serta tulang yang lebih keras, badan lunak sekaligus juga transparan. Fitur-fitur yang dimiliki tersebut sesuai dengan kehidupan di laut dalam.

“Struktur gelatin menunjukkan mereka sempurna beradaptasi untuk hidup pada tekanan yang luar biasa. Struktur paling keras di tubuh mereka adalah gigi dan tulang di telinga bagian dalam yang memberi mereka keseimbangan,” ujar Thomas Linley.

Ada lebih dari 100 spesies ikan siput di seluruh dunia. Para ilmuwan yakin masih banyak lagi yang harus ditemukan di samudra pasifik tersebut, seperti tiga ikan yang ditemukan di Atacama.

“Ada sesuatu tentang ikan siput yang memungkinkan mereka beradaptasi untuk hidup di laut yang sangat dalam. Tanpa jangkauan ikan lainnya, ikan-ikan ini bebas dari pesaing dan pemangsa,” kata Thomas Linley dalam pernyataannya.

Sebelum adanya penemuan 3 spesies ikan aneh ini, peneliti dari Kampus Newcastle di Atacama Trench juga sudah pernah menemukan organisme yang menelan plastik. Salah satunya karena ulah manusia yang membuang sampah sembarangan di laut hingga sampai ke dasar.

Tertutupnya sejumlah mahkluk hidup oleh sampah plastik yang berserakan, membuat organisme tersebut akhirnya menyantap dan menelan sampah plastik. Karena sudah tidak terlihat lagi mana yang harusnya di makan, tertutup oleh banyaknya sampah.

Sebagai informasi awal mulanya, pada tahun 2017 lalu, satu riset yang di pimpin oleh Alan Jamieson menemukan beberapa organisme yang hidup di Palung Mariana (pada Indonesia serta Jepang). Organisme ini sudah menjadi korban polusi manusia dengan dapat dibuktikan menelan plastik.

Palung Mariana ini sendiri adalah palung terdalam di dunia dengan kedalaman 11 km dari permukaan laut. Dimana cahaya matahari sudah tidak bisa menembus sampai ke dasar laut tersebut, plastik sudah menjadi intimidasi nyata bagi makhluk laut terdalam sekalinya.

Dalam publikasi hasil penelitiannya, Jamieson yang selaku anggota periset Kampus Newcastle di Atacama Trench itu menyebutkan, bahwa penemuan plastik di basic laut terdalam sudah menjadi penemuan yang begitu mencemaskan. “Begitu plastik ini sampai basic laut yang dalam, tidak ada lain tempat buat mereka untuk pergi. Oleh karenanya, diibaratkan jika polusi plastik itu cuma akan terakumulasi dalam jumlahnya yang semakin besar di basic laut,” tutur Jamieson.

KL For GAEKON