Gaekon.com – Direktur Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet), Damar Juniarto mengungkap soal peretasan yang dialami Pengamat Hukum Tata Negara Bivitri Susanti dari Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera.
Melansir dari suara.com, menurut Damar, kasus serangan Bivitri Susanti itu mengalami pola yang sama seperti yang menimpa Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Sasmito.
“Pada kasus serangan pada Bivitri Susanti tipe serangannya sejenis dengan apa yang dialami Ketua Umum AJI Sasmitro,” katanya.
Peretasan Diduga Karena Pandangan Politik Bivitri
Pasalnya, menurut Damar ketika diretas konten media sosial Bivitri mendukung pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI), dua organisasi yang sudah dibubarkan pemerintah.
“Di mana ada tambahan penyebaran disinformasi mendukung pembubaran HTI dan FPI dan ada serangan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO),” katanya.
Menurut dugaan Safenet peretasan yang dialami oleh Bivitri karena pandangannya terkait isu politik saat ini, termasuk wacana penundaan pemilihan umum yang ditentangnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito sempat mengalami peretasan pada Februari lalu. Akun WhatsApp dan media sosialnya diambil alih.
Di akun media sosialnya juga disebar informasi yang menyebutnya mendukung beberapa isu, di antaranya Sasmito disebut mendukung pembubaran Front Pembela Islam, mendukung pembangunan Bener Purworejo, meminta agar Haris Azhar-Fatia ditangkap dan disebut pro terhadap kepentingan asing.
D For GAEKON