Seorang pejabat pemerintah di Surabaya sempat mengeluh kalau dirinya harus menunda jadwal mudik lebaran. Dia sebenarnya ingin mudik sejak Rabu (29/5) sore selepas kerja karena besoknya libur tanggal merah. Jumat dia sudah menyusun alasan agar tidak masuk kantor.
Tapi, niat baiknya untuk segera berkumpul bersama keluarga di kampung halaman harus tertunda. Sabtu (1/6) dia bersama pejabat dan pegawai pemerintahan lain harus ikut upacara hari lahir Pancasila.
“Nggak dulu mudik, saya harus ikut upacara dulu Sabtu. Kalau nggak ikut nanti saya dituduh radikal, anti Pancasila. Tambah susah saya nanti,” katanya pada Rabu lalu.
Sebenarnya, penting nggak sih hari lahir Pancasila diperingati? Peringatan resmi hari lahir Pancasila baru ditetapkan tiga tahun lalu melalui Keputusan Presiden Nomor 24 tahun 2016 oleh Presiden Joko Widodo. Sejak saat itu, tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional. Tapi, meskipun libur, pegawai pemerintahan wajib upacara dulu pagi harinya sebagai peringatan lahirnya Pancasila.
Ada pentingnya juga sih memperingatinya biar tahu sejarah kapan Pancasila dilahirkan. Pancasila lahir tepatnya tanggal 1 Juni 1945. Berarti sekarang Pancasila sudah berusia 74 tahun. Sudah kakek-kakek. Lahirnya Pancasila sebenarnya dulu merupakan judul pidato Soekarno tentang gagasannya mengenai dasar negara ketika merdeka.
Pidato itu disampaikan Soekarno saat sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tokoh-tokoh yang hadir dalam sidang sepakat Pancasila nantinya dijadikan sebagai dasar negara ketika sudah merdeka. Pidato Soekarno itu lalu dijadikan teks untuk memproklamasikan kemerdekaan. Selebihnya, cari tahu sendiri ya tentang sejarah lahirnya Pancasila.
Ada nggak sih manfaat memperingati lahirnya Pancasila? Manfaatnya ada. Kita jadi ingat kalau sekarang Pancasila ulangtahun. Nggak tahu besok, masih ingat atau sudah lupa. Biar bagaimanapun keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan hari lahirnya Pancasila sebagai hari libur patut diapresiasi. Lebih apresiasi lagi kalau nggak ada kewajiban buat upacara di pagi hari.
Keputusan presiden itu berdampak signifikan terhadap eksistensi Pancasila. Orang akan ingat Pancasila sejak dini. Misalnya, “Sekarang libur tanggal merah ya? Tanggal merah apa?” “Tanggal merah Hari Lahir Pancasila.” “Oohh.”
Memperingati lahirnya Pancasila dengan liburan juga berdampak luar biasa untuk mengamalkan butir-butir lima sila. Bagi umat Islam, hari lahirnya Pancasila yang bertepatan dengan bulan Ramadhan menjadi berkah tersendiri. Dengan liburan, kita bisa lebih punya banyak waktu untuk beribadah yang artinya sama dengan mengamalkan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kita juga bisa mudik lebih cepat. Pulang kampung mengunjungi rumah orangtua atau mertua. Atau kalau tidak mudik setidaknya punya waktu berkumpul bersama keluarga. Bertegur sapa dengan tetangga. Kesempatan yang barangkali tidak banyak dimiliki karena padatnya rutinitas pekerjaan kalau tidak tanggal merah.
Bisa membagi waktu antara pekerjaan dengan orang-orang terdekat sama saja menjadikan kita sebagai manusia yang adil dan beradab sesuai sila kedua. Karena adab orang Indonesia itu ya bersosialisasi dengan orang-orang terdekat. Masih ingat kan pelajaran PPKn soal tenggang rasa?
Selain itu, masih banyak lagi kesempatan untuk mengamalkan sila-sila lain ketika tanggal merah. Saya tidak sebutkan sila-sila lain biar kita ingat ada berapa sila dan apa saja butirnya. Kalau hari lahir Pancasila sudah ditetapkan sebagai hari libur, kita tidak perlu khawatir Pancasila akan dirubah sebagai dasar negara.
Saya yakin banyak yang tidak setuju dasar negara akan dirubah dari Pancasila menjadi yang lain. Karena kalau dirubah, artinya hari libur lahirnya Pancasila menjadi tidak berlaku. Tanggal yang sudah merah akan kembali menghitam atau mungkin menghijau. Protes akan terjadi di mana-mana. (*)