Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif. Aktivitas gunung berapi di Indonesia masih tergolong tinggi dan berdampak pada kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Oleh karena itu, pengetahuan beberapa istilah tentang aktivitas gunung berapi perlu diketahui oleh masyarakat.
Pengertian Erupsi dan Meletus
Makna istilah erupsi dan meletus atau letusan adalah sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), erupsi berarti letusan gunung api atau semburan sumber minyak dan uap panas. Berdasarkan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, erupsi adalah peristiwa keluarnya magma dari gunung api menuju permukaan bumi yang bisa dikeluarkan secara efusif maupun eksplosif. Istilah meletus atau letusan lebih sering ditujukan pada peristiwa erupsi jenis eksplosif.
- Erupsi efusif: erupsi yang terjadi ketika lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti dengan suatu ledakan
- Erupsi eksplosif: erupsi yang terjadi ketika magma yang keluar dari gunung api dalam bentuk ledakan dan terbentuk endapan piroklastik
Material yang Keluar Saat Gunung Erupsi
Berdasarkan situs BPMPK Kemdikbud, material yang dikeluarkan saat gunung api erupsi atau meletus tergolong dalam bentuk padat, cair, dan gas.
- Material Padat (Eflata)
Material ini berwujud padat (eflata), dan terdapat dua macam eflata yaitu eflata autogen dan eflata alogen. Eflata autogen berasal dari dapur magma yang terbawa bersama lava yang keluar saat letusan terjadi. Eflata alogen berasal dari material di sekitar kawah yang ikut terlontar saat letusan. Material padat hasil letusan berupa:
- Bom: material padat berupa bongkahan batu besar yang sering dimanfaatkan sebagai pondasi bangunan
- Lapili: metrial padat berupa batu kerikil lebih kecil yang sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
- Tuff/ash/abu vulkanik: berupa butiran halus yang banyak mengandung silika. Abu vulkanik berbahaya karena dapat mengganggu pernapasan dan infeksi saluran pernapasan. Bagi pertanian abu ini sangat baik untuk menyuburkan lahan karena banyak mengandung unsur hara.
- Material Cair (Efusifa)
Material cair dari gunung api meliputi:
- Lava: magma yang meleleh. Lava yang mengalami pendinginan dan mengeras akan menjadi batuan beku atau basaltis
- Lahar: lava yang sudah bercampur dengan material lain yang ada di sekitar kawah gunung api. Lahar panas terbentuk saat gunung sedang erupsi. Sedangkan lahar dingin (lahar hujan) terjadi saat gunung sedang tidak erupsi yaitu berupa material hasil letusan yang berada di puncak atau sekitar kawag kemudian tererosi akibat hujan.
- Material Gas (Ekshalasi)
Material gunung api yang berupa gas adalah:
- Mofet (CO2): gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun
- Fumarol (H2O): berupa uap air yang panas
- Solfatar (H2S): merupakan gas belerang yang berbahaya jika terlalu pekat, karena akan menimbulkan keracunan
- Awan panas: asap yang keluar saat gunung api meletus dengan temperatur yang tinggi dan daya luncur yang menuruni lereng mencapai 200km/jam
Proses Keluarnya Magma
Berikut adalah beberapa tipe proses keluarnya magma dari gunung api:
- Erupsi linier atau retakan
Merupakan proses keluarnya magma melalui celah atau retakan. Biasanya menyebabkan munculnya deretan gunung api
- Erupsi areal
Merupakan letusan yang terjadi saat magma berdekatan dengan permukaan bumi dan melelehkan lapisan batuan di atasnya. Proses ini bisa menyebabkan terbentuknya lubang besar di permukaan bumi
- Erupsi sentral
Proses ini terjadi karena magma keluar lewat lubang di permukaan bumi, sehingga membentuk gunung yang letaknya terpisah dengan gunung lainnya
Bagaimana Erupsi Terjadi?
Erupsi pada gunung berapi terjadi karena tekanan gas yang sangat kuat di dalam perut bumi sehingga mendorong magma untuk keluar. Magma kemudian naik ke atas secara perlahan. Proses ini akan melelehkan batuan yang berada di sekitarnya sehingga terjadi penumpukan magma. Penumpukan magma akan menyebabkan tekanan dari dalam perut bumi semakin besar, karena magma terhambat lapisan batuan. Semakin kuat tekanan yang ditimbulkan maka lapisan batuan akan mulai retak dan membentuk celah. Celah ini yang kemudian membuat magma keluar ke permukaan bumi.
Jika lapisan batuan tidak mampu membendung dorongan magma, maka ledakan bisa menyebabkan terjadinya semburan yang kuat. Proses Ketika magma berhasil keluar ke permukaan bumi ini yang disebut dengan erupsi.
FT for GAEKON