Jakarta – Enam kota di Indoneisa diprediksi bakal tenggelam akibat permukaan air laut yang terus naik. Sejumlah kota itu antara lain Jakarta, Surabaya, Banda Aceh, Semarang, Tegal dan Pekalongan. Ancaman itu diperkirakan terjadi pada tahun 2050.
Penyebabnya adalah permukaan air laut yang terus meningkat setiap tahun. Bila tak diantisipasi kota-kota itu bisa tenggelam karena laut yang perlahan-lahan merambah pantai. Eksploitasi air tanah yang berlebihan turut membuat perubahan tekanan dan volume yang turut menyebabkan daratan tenggelam.
Hal itu dilansir World Economic Forum. Menurutnya, Jakarta jadi kota yang paling berpotensi tenggelam. Permukaan tanah di ibu kota menurun 6,7 inci per tahun. Hal itu terjadi karena pemompaan air tanah yang berlebihan. Sebagian besar wilayah Jakarta diperkirakan bakal tenggelam pada tahun 2050.
Ada juga sepuluh kota lainnya di dunia yang terancam tenggelam. Seperti, Lagos, Houston, Dhaka, Venice, Virginia Beach, Bangkok, New Orleans, Rotterdam, Alexandria, dan Miami.
Terpisah, Jurkam Laut Greenpeace Arisyah Nasution menyatakan kota pesisir di Indonesia terancam kehilangan pesisirnya secara permanen. Ancaman itu terjadi pada dua hingga tiga dekade mendatang.
Menurutnya ada empat faktor yang jadi faktor utama ancaman tenggelamnya kota-kota tersebut. Pertama land subsidence atau penurunan muka tanah.
“Kedua, perusakan ekosistem penting alami di pesisir laut terutama mangrove, terumbu karang,dan padang lamun (marine ecosystems destruction),” ujar Arifsyah kepada GAEKON Kamis 27 Februari 2020.
Selanjutnya, dia mengatakan muka air laut yang naik dan reklamasi jadi dua penyebab lain dari masalah itu. Selain Jakarta ada Semarang dan Surabaya yang juga terancam tenggelam. Arifsyah berkata, pada dasarnya kota di Pantura Jawa banyak yang menghadapi ancaman sejenis, seperti Tegal dan Pekalongan.
“Kota lainnya di luar Pulau Jawa yang mengalami ancaman serupa ‘tenggelam’ adalah Banda Aceh. Baru-baru ini (Jan 2020) hasil riset yang dilakukan oleh TDMRC Unsyiah kembali menguatkan prediksi bahwa 3 persen dari wilayah Banda Aceh juga akan tenggelam permanen di 2050,” paparnya.
Pulau-pulau kecil di Indonesia juga terancam tenggelam. Pulau kecil itu yang memiliki luas sekitar 2 ribu kilometer persegi. “Berdasarkan data KKP tahun 2019, dia berkata sekitar 2.000 pulau kecil di Indonesia akan lenyap di tahun 2030,” ujar Arifsyah.
Pemerintah perlu melakukan pengkajiaan dan menaati rencana tata ruang. Khususnya di wilayah pesisir yang harus mengutamakan pemulihan kualitas lingkungan hidup, pelestarian ekosistem, dan pengurangan risiko bencana. Hal itu perlu untuk mengurangi dampak kerugian akibat perubahan iklim dan perusakan lingkungan
“Jakarta dan kota-kota pesisir lainnya di Indonesia akan semakin cepat ‘tenggelam’ jika tidak ada upaya yang sungguh-sungguh menjalankan pengendalian pembangunan berdasarkan rencana tata ruang yang mempertimbangkan daya dukung lingkungan,” ujarnya.
K For GAEKON