Gencatan senjata antara Kelompok militant Palestina, Hamas dengan Israel disebut akan dimulai pada 19 Januari.
“Kesepakatan itu akan mulai berlaku pada 19 Januari,” ujar Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman dilansir Reuters, Kamis (16/1/2025).
Tahap awal gencatan senjata tersebut dimulai dengan penyaluran bantuan kemanusiaan ke seluruh Gaza. Selain itu, 33 tawanan Israel akan dibebaskan.
“Kami tidak akan pernah menyerah terhadap rakyat Gaza,” sambungnya.
Ia berharap gencatan senjata ini bisa permanen. Sehingga, perang bisa diakhiri.
Warga Gaza menyambut gencatan senjata ini dengan suka cita. Kerumunan orang berpelukan merayakan pengumuman ini.
“Saya tidak percaya mimpi buruk yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini akhirnya akan segera berakhir. Kami telah kehilangan begitu banyak orang, kami kehilangan segalanya,” kata warga Palestina bernama Randa Sameeh.
Untuk diketahui, jumlah korban tewas di Gaza 40 persen lebih tinggi dari angka resmi. Hal ini dipublikasikan dalam jurnal medis Lancet.
Analisis penelitian tersebut memperkirakan jumlah korban tewas hingga akhir Juni adalah 64.260, dengan 59% di antaranya adalah perempuan, anak-anak, dan orang berusia di atas 65 tahun.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal medis Lancet memperkirakan bahwa jumlah korban tewas di Gaza selama sembilan bulan pertama perang Israel-Hamas sekitar 40% lebih tinggi daripada angka yang dicatat oleh kementerian kesehatan wilayah Palestina.
Analisis statistik yang ditinjau sejawat dilakukan oleh akademisi di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Universitas Yale, dan lembaga lainnya, menggunakan metode statistik yang disebut analisis tangkap-menangkap kembali.
KA For GAEKON