Rawon merupakan salah satu makanan khas dari Jawa Timur. Makanan ini berupa sup daging dengan kuah berwarna coklat kehitaman dan biasa dilengkapi dengan kecambah, kerupuk udang, sambal, telur asin, serta jeruk nipis. Siapa sangka, rawon ternyata telah tertulis dalam prasasti Taji pada abad ke-10. Kuliner tradisional ini ternyata juga dipengaruhi oleh budaya negara lain.
Sejarah Singkat Rawon
Salah satu traveling chef yang juga sejarawan, Wira Hardiyansyah menyampaikan bahwa rawon tercatat dalam prasasti Taji yang berasal dari tahun 901 Masehi oleh Rakryan I Watu Tihang Pu Sanggramadurandara. Prasasti ini ditemukan di dekat Ponorogo, Jawa Timur. Saat itu rawon disebut dengan ‘Rarrawan’. Prasasti Taji berasal dari daerah Bukit di Jawa Timur dan dibuat sebelum Kerajaan Kediri berdiri di Jawa Timur. Kerajaan Kediri sendiri baru hadir pada tahun 1042 hingga 1222 Masehi. Hal ini membuat jika ditarik ke belakang maka kata ‘Rarrawan’ sudah hadir sejak masa Kerajaan Kanjuruhan, yang berdiri pada tahun 800 Masehi. Wira mengatakan jika rawon bisa dibilang adalah masakan yang berasal dari soto yang ditambahkan dengan kluwek.
Pelengkap Rawon
Tidak semua bagian sapi dapat dibuat menjadi rawon. Hal ini karena akan berpengaruh terhadap rasa kaldunya. Sambal bawang yang disajikan juga harus menggunakan cabai yang bagus, agar tidak merusak cita rasa khas rawon. Rawon juga biasanya memiliki lauk tambahan seperti potongan usus, babat, dan empal. Budaya ini berasal dari tradisi orang China yang memakan jeroan ketika merantau ke Indonesia. Ada juga lauk pelengkap berupa perkedel (budaya orang Belanda), tempe goreng (budaya pribumi asli), dan mendol tempe (budaya pribumi kalangan priyayi).
Identik dengan Kluwak
Rawon memiliki kuah coklat kehitaman yang berasal dari campuran kluwak. Hal ini tertulis dalam catatan Serat Wulangan Olah-olah Warna-warni, yang merupakan catatan resep koleksi istana Mangkunegaran Surakarta yang dicetak pada tahun 1926. Kluwak sendiri berasal dari pepohonan liar yang bijinya kerap dijadikan bahan masakan Indonesia. Kluwak di Jawa dikenal dengan nama lain pucung, sedangkan di Toraja dikenal dengan pamarrasan. Rawon dalam istilah kuliner internasional disebut dengan black soup.
Bahan Membuat Rawon
Daging untuk membuat rawon umumnya menggunakan bagian sanding lamur yang dipotong kecil-kecil. Bumbu dasarnya cukup mudah, yaitu bawang merah, bawang putih, lengkuas, ketumbar, kemiri, serai, kunir, cabai, kluwak, garam, dan minyak nabati. Semua bahan ini dihaluskan dan ditumis hingga harum. Bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging. Warna gelap akan muncul dari bahan kluwak.
Pada zaman dahulu, rawon hanya dihidangkan pada saat acara adat saja. Namun sekarang, rawon sudah umum dibuat. Bahkan bumbu instannya pun sudah banyak ditemukan di minimarket dengan harga yang terjangkau. Kekurangan bumbu instan adalah masih dibutuhkan penambahan garam, gula, dan lada agar rasanya seimbang. Bagaimanapun, rawon yang diracik dengan bumbu segar lebih menghasilkan rasa dan aroma yang kuat dan khas.
FT for GAEKON