Saranjana: Kota Misteri di Kalimantan

0
saranjana-kota-gaib-di-kalimantan_169.jpeg (700×395)
https://www.detik.com/sulsel/wisata/d-6550946/jejak-saranjana-kota-gaib-berperadaban-maju-di-kalimantan

Kota Saranjana kerap kali menjadi perbincangan yang tiada henti. Kota ini disebut kota gaib karena hanya nampak pada saat-saat tertentu saja. Beberapa orang atau wisatawan banyak yang tidak sengaja memasuki wilayah ini atau tiba-tiba mendapati wilayah ini ketika berfoto. Menurut beberapa orang yang mengaku pernah melihat dan mengunjungi wilayah ini, Kota Saranjana dikatakan merupakan kota yang maju, canggih, dan memiliki penduduk yang rupawan.

Letak Kota Saranjana

Dosen pendidikan sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur, S.Pd., M.Hum mengatakan bahwa ada beberapa versi mengenai letak Kota Saranjana. Versi pertama adalah letaknya di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Versi kedua adalah letaknya di Teluk Tamiang, Pulau Laut. Versi ketiga adalah letaknya di sebuah bukit kecil di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kalimantan Selatan. Bukit yang berbatasan dengan laut ini dianggap angker oleh penduduk sekitar.

Saranjana dalam Peta Hindia Belanda

saranjana-kota-gaib-di-kalimantan_169.png (620×349)
https://www.detik.com/sulsel/wisata/d-6550946/jejak-saranjana-kota-gaib-berperadaban-maju-di-kalimantan

Ketua Lembaga Kajian Sejarah, Sosial, dan Budaya Kalimantan mengatakan bahwa keberadaan Kota Saranjana dalam perspektif sejarah adalah fakta. Hal ini dapat dilihat dari peta Salomon Muller yang merupakan naturalis berkebangsaan Jerman. Peta yang bertajuk “Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo” atau peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo pada tahun 1845 ini menunjukkan ada wilayah yang tertulis sebagai Tandjong (hoek) Serandjana.

Tandjong terletak di sebelah selatan Pulau Laut dan berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan dan Poeloe Kidjang. Salomon Muller sendiri adalah seorang yang telah mendapatkan pelatihan dari Museum Leiden. Ia kala itu tengah melakukan perjalanan penelitian tentang dunia binatang dan tumbuhan di kepulauan Indonesia. Namun belum dapat dipastikan apakah Salomon Muller pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya.

Muller tak pernah menyinggung kota ini dalam beberapa artikel yang diterbitkan Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Peta Saranjana dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel, seri pertama yang diterbitkan Staatsbibliothek zu Berlin. Peta itu dibuat 18 tahun sebelum Salomon Muller meninggal pada tahun 1863.

Profesor geografi dan etnologi Belanda, Pieter Johannes Veth juga membagikan informasi seputar Kota Saranjana. Informasi itu terdapat pada kamus “Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten” halaman 252, terbitan Amsterdam oleh P. N. van Kampen pada tahun 1869. Veth menulis “Sarandjana, kaap aan de Zuid-Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo’s Zuid-Oost punt is gelegen”. Artinya kurang lebih adalah “Saranjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan”.

Asal Usul Nama Saranjana

Jika ditilik dari sudut pandang bahasa, nama Saranjana, Sarangjana, atau Serandjana dalam tulisan naturalis Belanda memiliki kesamaan dengan nama Sarangtiung. Wilayah Saranjana dikatakan berada di selatan Pulau Laut, sedangkan daerah Sarangtiung berada di utara Pulau Laut. Namun belum ada sumber yang menunjukkan adanya hubungan dari kedua wilayah ini. Sehingga pendapat ini belum mencapai tahap hipotesis.

Pendapat lain yang bersumber dari lisan warga lokal dalam publikasi “Myths in Legend of Halimun Island Kingdom in Kotabaru Regency” oleh Normasunah mengatakan bahwa sesuai mitos, Gunung Saranjana merupakan jelmaan dari tokoh Sambu Ranjana dalam legenda kerajaan Pulau Halimun.

Saranjana Wilayah Kekuasaan Suku Dayak?

jejak-saranjana-kota-gaib-di-kalimantan_169.png (620×349)
https://www.detik.com/sulsel/wisata/d-6550946/jejak-saranjana-kota-gaib-berperadaban-maju-di-kalimantan

Jika menelusuri wilayah Saranjana dalam perspektif ilmiah, ada dugaan bahwa Saranjana adalah wilayah kekuasaan Suku Dayak Samihim yang bermukim di Pulau Laut. Suku ini adalah subetnis Suku Dayak yang mendiami daerah timur laut Kalimantan Selatan. Wilayah Saranjana berbentuk negara suku dari Suku Dayak Samihim dan muncul sebelum tahun 1660-an atau pada pra-abad ke-17 Masehi. Kepala suku pertama adalah Sambu Ranjana dan awalnya menganut animisme, sebelum mendapat pengaruh Hindu lama. Kelompok Suku Dayak Samihim kemudian meninggalkan wilayah Saranjana akibat perang dengan asing. Namun pusat kekuasaan suku ini di Pulau Laut tetap dinamakan Saranjana.

Saranjana Hanya Mimpi

Sumber lain mengatakan bahwa Saranjana adalah mitos tentang daerah atau pemerintahan kerajaan yang maju, yang menjadi cita-cita Pangeran Purabaya dan anaknya, Gusti Busu dari Kerajaan Pulau Laut. Saranjana disebut sebagai semacam memori kolektif, yaknni negeri impian. Lambat laun kota ini menjadi mitos sebuah wilayah impian atau negeri angan-angan para pendukung kerajaan.

 

Jika melihat dari postingan beberapa orang yang mengaku pernah melihat dan mengunjungi Kota Saranjana, kota ini adalah kota yang sangat maju namun gaib. Gimana nih menurut pandangan kalian Gaekoners?

 

FT for GAEKON