Sejarah Pura Besakih: Pura Terbesar di Bali

0
Pura Besakih
Sumber Foto: INSTIKI

Gaekon.com – Pura Besakih menjadi kompleks Pura terbesar di Pulau Bali. Kalian pasti sudah tak asing lagi mendengar kata ‘Besakih’.

Sesuai dengan namanya, lokasi Pura Besakih ini berada di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.

Nah, pura ini konon katanya dibangun di daerah Besakih lantaran desa tersebut dianggap suci di Bali. Mengapa demikian?

Letak Pura Besakih dipilih di Desa Besakih yang dianggap suci karena letaknya tinggi, yang disebut Hulundang Basukih.

Dari Hulundang Basukih desa ini kemudian menjadi Desa Besakih. Nama Besakih sendiri diambil dari Bahasa Sansekerta, wasuki atau dalam Bahasa Jawa Kuno Basuki yang berarti selamat.

Nama Pura Besakih ini juga didasari oleh mithologi Naga Basuki sebagai penyeimbang Gunung Mandara.

Pura Besakih dibangun oleh seorang pemuka agama Hindu keturunan India, Rsi Markandeya pada Tahun 1284.

Saat itu Rsi Markandeya mendengar suara gaib ketika sedang bermeditasi di Dataran Tinggi Dieng, akhirnya ia bertekad membangun pura tersebut.

Melansir dari laman resmi Kabupaten Karangasem, Kompleks Pura Besakih ini dibangun berdasarkan keseimbangan alam dalam konsep Tri Hita Karana, dimana penataannya disesuaikan berdasarkan arah mata angin agar struktur bangunannya dapat mewakili alam sebagai simbiolisme adanya keseimbangan tersebut.

Terletak dilereng Gunung Agung, Pura Besakih ini sebagai tempat ibadah untuk menyembah dewa yang dikonsepsikan gunung tersebut sebagai istana dewa tertinggi.

Komplek Pura Besakih ini terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya).

Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Jadi wajar jika pura ini selalu dipenuhi ratusan orang bahkan ribuan saat memperingati hari keagamaan tertentu di Bali.

 

KA For GAEKON