Salah satu sumber kehidupan kita adalah dengan cara bernapas. Makan teratur dengan menu 4 sehat 5 sempurna dan olahraga tidak akan berarti, jika kita kesulitan untuk bernapas. Dalam kehidupan sehari – hari kesulitan bernapas sering disebut dengan sesak napas.
Sesak napas ini sering dialami oleh beberapa orang ketika dirinya merasa tidak cukup mendapat asupan udara. Seolah – olah tersedianya oksigen di dunia ini sudah menipis.
Sesak napas atau dyspnea adalah kondisi tidak nyaman yang menyulitkan bernapas lantaran kurangnya pasokan udara yang masuk ke paru-paru. Pernapasan normal terjadi ketika udara masuk ke paru-paru dan keluar dari paru-paru.
Proses pernapasan sendiri melibatkan bagian tubuh seperti paru-paru, diafragma, otot di dinding dada, pusat pernapasan di otak, jaringan saraf, molekul pensinyalan impuls saraf, serta sejumlah reseptor kimia dan mekanis di otak, kemudian pembuluh darah. Sesak napas terjadi ketika bagian-bagian tubuh tersebut harus bekerja ekstra untuk bernapas lantaran kurangnya oksigen atau udara yang masuk.
Sesak napas adalah sinyal yang memperingatkan tubuh akan kondisi medis yang terjadi. Seseorang mengalami sesak napas bisa karena faktor obesitas, berolahraga terlalu berat, berada di tempat dengan suhu ekstrem, atau berada di daerah dengan ketinggian tertentu.
Sesak napas atau kesulitan bernapas dapat menjadi tanda kondisi medis tertentu seperti pilek, alergi, asma, anemia, kehamilan, sinusitis, tuberkulosis, tekanan darah rendah, patah tulang rusuk, keracunan karbon monoksida, pneumonia (paru-paru basah), kanker paru-paru, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan gangguan pada jantung seperti gagal jantung, serangan jantung, atau aritmia jantung.
Dari kondisi yang telah disebutkan di atas, penyebab umum yang kerap memicu kondisi sesak napas adalah asma, penyakit yang berhubungan dengan paru-paru dan jantung. Sesak napas yang disebabkan oleh kondisi tersebut biasanya berlangsung dalam jangka panjang atau disebut juga dengan istilah kronik.
Sesak napas juga kerap dialami oleh penderita sakit maag. Pada kondisi tertentu, sesak napas perlu diwaspadai karena merupakan salah satu gejala serangan jantung. Demikian juga sesak napas pada anak, jangan dianggap remeh, karena bisa jadi keluhan tersebut merupakan pertanda penyakit serius.
Sesak napas dapat dirasakan dengan derajat ringan hingga berat. Tanda-tanda sesak napas sendiri seperti, kulit pucat atau tampak kebiruan, berdebar (denyut nadi cepat), dan demam. Sesak napas berat dan sesak napas yang timbul setelah reaksi alergi adalah kondisi kegawatdaruratan medis yang harus segera ditangani agar tidak mengancam jiwa.
CARA MENGATASINYA ?
Pursed-lip Breathing
Merupakan teknik bernapas sebagai cara mengatasi sesak napas yang sederhana dan mudah dilakukan. Teknik ini membantu memperlambat laju pernapasan, sehingga membuat setiap napas lebih dalam dan lebih efektif. Hal ini dapat dilakukan kapan saja ketika mengalami sesak napas, terutama saat membungkuk, mengangkat benda, atau menaiki tangga.
Caranya dengan merelaksasikan otot leher dan bahu. Tutup mulut saat menghirup udara, dan ambil napas pelan-pelan melalui hidung dalam dua hitungan, kemudian buang napas perlahan melalui celah bibir atau mulut sampai hitungan keempat.
Duduk dengan Posisi ke Depan dan Sedikit Membungkuk
Istirahat sambil duduk dapat membantu merilekskan tubuh dan membuat pernapasan lebih mudah. Duduklah di kursi dengan telapak kaki menapak lantai, condongkan dada sedikit ke depan. Perlahan letakkan siku di lutut atau menahan dagu dengan tangan. Otot leher dan bahu harus tetap rileks.
Berdiri Menyandar Dinding
Berdiri menyandar pada tembok atau lainnya bisa turut membantu merilekskan tubuh dan saluran pernapasan. Berdirilah dan bersandar pada dinding dengan menempelkan pinggul. Jaga agar kaki terbuka selebar bahu dan tangan berada di samping kedua paha. Santailah dan condongkan badan sedikit ke depan.
Berbaring Santai
Cobalah bernapas sambil berbaring miring dengan bantal di antara kedua kaki dan kepala ditinggikan bertumpu pada bantal. Usahakan punggung tetap lurus. Atau berbaring telentang dengan kepala ditinggikan, beralaskan bantal dan lutut ditekuk dengan meletakkan bantal di bawah lutut. Kedua posisi ini membantu tubuh dan saluran udara rileks, sehingga membuat pernapasan menjadi lebih mudah.
Pernapasan Diafragma
Pernapasan diafragma juga dapat menjadi cara mengatasi sesak napas. Caranya, cukup duduk di kursi, lalu rilekskan lutut, bahu, kepala, dan leher. Letakan satu tangan di depan perut, dan satu lagi di depan dada.
Bernapaslah dengan perlahan melalui hidung, hingga tangan dapat merasakan perut bergerak saat bernapas. Saat mengembuskan napas, kencangkan otot perut. Buanglah napas perlahan melalui mulut dengan bibir mengerucut. Beri penekanan lebih pada embusan napas dibandingkan saat menghirupnya. Jaga agar mengembuskan napas lebih lama dari biasanya, sebelum perlahan menghirup napas lagi. Ulangi sekitar lima menit.
Batuk
Batuk yang terkontrol juga dapat membantu untuk bernapas lebih baik. Terlebih jika memiliki banyak lendir dalam tenggorokan atau di sekitar paru-paru.
Kipas Angin
Beberapa studi menyebutkan bahwa udara sejuk kipas angin dapat membantu meredakan sesak napas. Cukup dengan menyalakan kipas angin dan bernapaslah seperti biasa. Tapi jangan lupa untuk sering membersihkan kipas angin agar tidak terpapar debu.
Pola Hidup Sehat
Gaya hidup sehat dapat membantu agar terhindar dari serangan sesak napas. Berhentilah merokok atau menghindari asap rokok, hindari paparan polusi udara, dan turunkan berat badan jika terlalu gemuk. Menjaga pola makan dengan menu yang sehat dan tidur yang cukup.
Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab sesak napas yang dirasakan, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Biasanya, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan.
Pemeriksaan fisik dan berbagai tes juga akan dilakukan, contohnya tes darah, foto rontgen, dan tes pernapasan spirometri. Pemeriksaan darah digunakan untuk menilai kesehatan secara umum.
Sedangkan foto rontgen, atau jika perlu CT-scan, dilakukan untuk mengetahui gambaran kondisi paru-paru, jantung, dan tulang. Pada tes pernapasan spirometri akan diketahui berapa banyak udara yang bisa dihembuskan dan seberapa cepat kita mengembuskannya.
Tes alergi juga mungkin dapat membantu dokter mengetahui penyebab sesak napas. Seperti yang disebutkan di atas, penyebab sesak napas paling umum adalah asma, tapi pemicu terbesar asma adalah alergi.
KL For GAEKON