Siapkah Jalani ‘New Normal Life’?

0
Siapkah Jalani ‘New Normal Life’?

Gaekon.com – Siapa yang menyangka, tahun 2020 dunia akan diobrak-abrik oleh virus Corona. Virus yang sebenarnya tidak terlalu mematikan, karena hanya mempunyai fatality rate yang rendah, di kisaran bawah 5%.

Namun, faktor penyebarannya yang masif, memaksa banyak negara di dunia sampai kalang kabut di buatnya. Sebut saja Italia dan Amerika Serikat. Belum lagi negara-negara yang lainnya, demikian pula dengan Indonesia.

Sebelum Presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama penderita Corona di Indonesia pada awal Maret yang lalu, banyak yang beranggapan bahwa Indonesia tak bakal terlalu kena dampak dari penyakit ini. Wapres Ma’ruf Amin pun dengan yakin mengatakan Indonesia bakal baik-baik saja karena berkat doa para Kiai dan qunut, Corona enggan mampir kesini.

Namun kenyataan berkata lain. Per awal Mei, penderita kasus Corona di Indonesia telah mencapai angka 12 ribu penderita lebih, dengan 930 meninggal dan 2,381 yang sembuh.

Heboh dan gemparlah negara +62 yang katanya sudah lulus dari status berflower ini. Sejak saat itu, mulai dari wacana Lockdown digaungkan, hingga akhirnya PSBB yang diterapkan. Kehidupan pun bergeser, dari kebiasaan ‘mangan ora mangan kumpul’ menjadi #dirumahsaja.

Waktu terus berjalan, harapan bahwa pandemi ini akan segera berakhir di Indonesia, boleh dianggap sebagai cebong yang sedang merindukan bulan. Boleh saja sih bergaya dengan penerapan PSBB, toh nyatanya hasilnya masih belum bisa dipertanggungjawabkan, baik keefektifannya maupun keberhasilannya.

Terlalu banyak faktor yang mempengaruhi. Kebijakan pemerintah dinilai plin-plan dan kurang unsur ketegasan dalam pelaksanaannya. Demikian pula kepatuhan masyarakat yang sangat rendah, hingga himbauan seperti menggunakan masker ketika berada di luar rumah saja sangat berat untuk ditaati.

Presiden Jokowi sendiri berharap pada bulan Mei kurva mulai melandai, tapi hal ini diragukan bahkan oleh jajarannya sendiri. Namun bagaimana lagi? Harus ada rasa optimisme yang disebar, agar roda ekonomi mulai berputar, sebab perut yang lapar tak bisa ditawar.

Lalu sekarang, masyarakat dihimbau untuk belajar berdamai dengan virus, dan bersiap menjalani kehidupan normal yang ‘baru’. Itu artinya, masker harus selalu dipakai, dimanapun dan apapun yang dilakukan.

Kegiatan belajar mengajar, tak melulu harus dilakukan di sekolah. Demikian pula dengan kegiatan peribadatan. Pemberlakuan jam malam pun akan menjadi sesuatu yang wajar.

Bisnis yang selama ini bergantung kepada kumpulan massa, sudah harus mempertimbangkan ganti haluan atau berinovasi agar tetap mampu bertahan. Akan ada banyak pula orang yang dipaksa berwirausaha, karena dipecat atau dirumahkan dari pekerjaan yang sekarang.

Pelan-pelan, semua akan belajar hidup berdampingan dengan Corona, dan menjalani hidup normal yang baru. Sekarang mungkin terasa berat, tapi lama-lama toh akan terbiasa. Bukankah manusia adalah spesies yang bakal terus berevolusi?

Jika tidak, tak mungkin Darwin mengungkapkan teori evolusinya, bahwa leluhur kita adalah kera, bukan nabi Adam yang selama ini diajarkan lewat agama. Dinikmati saja, disyukuri saja. Selama raga masih dikandung badan, hari esok yang cerah akan selalu ada.

Tetap sehat dan tetap aman untuk semuanya!

 

W For GAEKON