Buah hati menjadi salah satu yang selalu ditunggu kedatangannya. Apalagi untuk pasangan yang baru saja meresmikan hubungannya dengan sebuah pernikahan. Mereka orang pertama yang selalu mendambakan hadirnya si kecil mungil. Apapun akan dilakukan agar dapat segera diberi momongan.
Kebahagiaan tiada tara dan tidak dapat digantikan oleh apapun ketika mereka sudah bisa mendapatkan momongan.
Melihat si kecil tertawa bahagia merupakan keinginan setiap orang tua, namun tidak semua bercandaan baik untuk si kecil. Ada yang buruk juga, bahkan bisa sampai mengganggu kesehatan si kecil.
Inilah yang sering terjadi bagi banyak orang tua. Demi melihat tawa si kecil, terkadang tanpa disadari orangtua seringkali bercanda secara berlebihan dengan buah hatinya.
Beberapa kegiatan yang seringkali orang tua lakukan pada anak adalah menggelitik hingga melempar tangkapnya ke udara.
Menyenangkan memang ketika orang tua dapat tertawa bersama si kecil, namun ternyata hal tersebut tidak boleh dilakukan.
Kelakuan tersebut nyatanya dapat menyebabkan cidera serius pada bagian otak dan tulangnya. Parahnya lagi, candaan tersebut dapat merusak motorik serta tumbuh kembangnya kelak.
Bercandaan yang berdampak buruk bagi kesehatan bayi ?
Menggelitik
Tertawa saat digelitiki bisa jadi hanya merupakan cara untuk mengatasi ketidaknyamanan fisik.
Ketika si kecil sudah menetapkan batas kemampuan tubuh saat menerima rangsangan, maka orang tua harus memahaminya. Jangan terlena dengan terus menggelitik.Â
Perhatikan juga bahasa tubuh anak, hentikan jika ia terlihat tidak nyaman atau jika tertawanya berlebihan.
Menurut beberapa peneliti, aktivitas menggelitik melibatkan sentuhan tubuh seseorang dengan cara membuat seseorang tertawa paksa dan tawa ini dianggap sebagai reaksi positif.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh The New York Times disebutkan dalam Anatomy of a Tickle Is Serious Business at the Research Lab, para peneliti setuju bahwa kegiatan menggelitik antara orang tua dan bayi dapat menjadi cara yang efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang si kecil, tetapi di lain pihak memiliki pendapat berbeda jika hal ini dilakukan secara kasar hingga membuatnya tidak nyaman.
Dr Richard Alexander, seorang profesor biologi dari University of Michigan, Ann Arbor mengatakan dalam artikelnya bahwa tertawa geli akibat gelitik bukan tanda anak senang seperti yang banyak diasumsikan. Seorang anak akan menunjukan ketidaknyamanannya saat digelitiki dengan mengubah tawa riangnya menjadi tawa air mata.
Selain itu, si kecil tentu akan pasrah terhadap setiap hal yang terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan ia belum dapat menolak dengan kata-kata maupun gerakan lain saat orang lain menyentuhnya.
Dengan kata lain, menggelitik bayi merupakan sebuah bentuk penyiksaan baginya, terlebih bila dilakukan secara agresif.
Bayi memang mungkin saja tertawa, tapi kemungkinan untuk tersedak air liur sendiri saat tertawa sangatlah besar. Karenanya, berhati-hatilah dalam menggelitiknya.
Melempar Tangkap ke Udara
Kegiatan yang satu ini paling sering dilakukan oleh orang tua pada si kecil.
Meskipun si kecil terlihat riang, namun ternyata shaken baby syndrome (SBS) bisa saja mengancamnya jika orang tuanya terus melakukan hal yang satu ini.
Guncangan yang keras, walaupun terjadi hanya beberapa detik saja, dapat mengakibatkan kerusakan otak bayi. Bahkan banyak bayi yang meninggal akibat mengalami sindrom ini.
Bayi yang selamat dari sindrom ini, kemungkinan besar mengalami beberapa kondisi yang mengganggu kesehatan mereka selama hidupnya seperti:
- Mengalami kebutaan
- Kehilangan kemampuan mendengar
- Perkembangan otak menjadi lambat, mengalami gangguan belajar dan perilaku
- Keterbelakangan mental
- Kejang-kejang
- Cerebral palsy atau kelumpuhan otak
Jika anak mengalami shaken baby syndrome (SBS), maka berikut gejala yang biasanya terjadi:
- Pingsan atau terlihat selalu mengantuk dan tidak kuat bangun
- Mengalami tremor di seluruh badan
- Kesusahan untuk bernapas
- Muntah
- Nafsu makan menurun
- Kejang-kejang
- Koma
Mengagetkan
Sekedar cilukba boleh saja, tapi jangan sampai mengagetkan si kecil secara berlebihan.
Jika itu terjadi, si kecil akan menangis karena terkejut dan bukan tidak mungkin mengalami trauma. Kontrol intonasi suara dan ekspresi orang tuanya saat melakukan cilukba, jangan terlalu lembut juga jangan terlalu kencang dan kasar.
Ketika terkejut, tubuh secara otomatis akan mengaktifkan mode untuk melindungi diri. Mode ini dikenal dengan istilah fight or flight yang artinya melawan atau melarikan diri.
Otak pun akan membaca situasi ini seolah ada ancaman berbahaya. Sistem saraf otak kemudian memerintahkan bagian-bagian tubuh tertentu untuk menyiapkan diri melawan atau melarikan diri dari ancaman tersebut.
Antara lain dengan meningkatkan detak jantung, meningkatkan aliran darah ke otot, memperlambat pencernaan, dan melebarkan pupil mata.
Jangan meremehkan akibat fatal dari kaget. Pasalnya, kaget bisa saja menyebabkan kematian mendadak pada orang dari segala usia dan kondisi kesehatan, apalagi si kecil yang masih bayi.
Mengayun – ayun
Menggendong dan mengayun dengan mengibaratkan si kecil bagai pesawat terbang dengan menelungkupkannya di atas kedua lengan, biasa dilakukan para orang tua saat berusaha menyenangkan si kecil. Padahal, kegiatan tersebut rentan bahaya.
Selain dapat mengarah ke perilaku mengguncang si kecil dan menimbulkan shaken baby syndrome (SBS), jika tidak hati-hati dan terlampau kencang mengayun, si kecil bisa saja terlempar atau jatuh dari dekapan tangan.
Struktur tubuh bayi yang masih sangat lemah bila mendapatkan guncangan atau ayunan yang kuat dapat menyebabkan terjadinya tarikan atau rentangan antara otak dengan selaput otak yang melekat pada tulang kepala.
Rentangan ini menyebabkan terjadinya robekan pembuluh darah yang menghubungkan antara otak dengan selaput otak.
Gejala yang paling ringan pada bayi yang mengalami robekan pembuluh darah otak adalah :
- Perdarahan di retina (selaput jala) mata. Pendarahan di retina sendiri tidak dapat dilihat secara klinis tetapi harus menggunakan alat oleh ahli saraf mata.
- Jangka panjang dapat menyebabkan kebutaan
- Muntah-muntah
- Penurunan kesadaraan
- Perubahan pada pupil mata
- Menyebabkan tulang kaki, tungkai, serta lengan patah. Hal ini dapat terjadi karena saat mengayun bayi yang dipegang bukanlah badannya, melainkan kaki, lengan, atau ketiaknya.
Mengguncang
Mengguncang-guncang bahu si Kecil dengan keras sambil berekspresi lucu seringkali dilakukan beberapa orangtua.
Mengguncang bayi terlalu keras dapat membuat otaknya cidera atau yang dikenal sebagai abusive head trauma, shaken impact syndrome, inflicted head injury atau infant whiplash syndrome.
Istilah-istilah tersebut adalah jenis cidera otak serius yang dapat terjadi saat bayi atau anak balita jika diguncang terlalu keras.
Tak tanggung-tanggung, guncangan keras selama lima detik saja sudah cukup untuk merusak fungsi-fungsi otak. Bercanda untuk menghibur dan membahagiakan si kecil boleh saja, tetapi dengan batas sewajarnya. Jangan sampai maksud kita ingin membuat bahagia jadi derita untuk si kecil.
KL For GAEKON