India menempati peringkat ke-49 sebagai negara termiskin di dunia. Negara yang memiliki predikat penduduk terbanyak kedua ini masih belum bisa mensejahterakan penduduknya. Sekitar 360 juta penduduk India yang belum bisa makan tiga kali dalam sehari. Kemiskinan inilah yang melahirkan tradisi sadis, dikenal dengan Thalaikoothal.
Seperti yang dilansir GAEKON dari Kumparan.com, dalam jurnal “Thalaikoothal: the Practice of Euthanasia in the Name of Custom” yang dibuat oleh Pyali Chatterjee pada tahun 2014, disebutkan bahwa Thalaikoothal adalah praktik tradisional untuk membunuh orang tua oleh keluarganya sendiri.
Thalaikoothal diambil dari bahasa Tamil yang berarti bersantai sambil mandi minyak. Tradisi ini merupakan praktik senisida atau praktik pembunuhan orang tua, khususnya yang lanjut usia.
Proses tradisi ini sendiri diawali dengan mandi. Orang tua yang sudah lanjut usia akan disuruh untuk mandi dengan menggunakan kandungan minyak kental. Ritual mandi ini biasanya dilakukan sebelum fajar. Beberapa gelas air kelapa tua dingin ini wajib diminumkan untuk orang tua tersebut setiap hari setelah mandi.
Aktivitas meminum air kelapa tua setelah mandi ini bisa membuat suhu tubuh menurun drastis. Sehingga setelah mereka meminumnya, demam tinggi akan melanda. Kebanyakan setelah badan sudah demam, dalam kurun waktu 1-2 hari akan meninggal dunia. Sistem imun yang sudah mulai rentan membuat manula akhirnya tidak bisa selamat.
Padahal menurut seorang dokter umum di Madurai, Dr. Ashok Kumar, mengatakan bahwa air kelapa tua yang dikonsumsi secara berlebihan akan mengakibatkan gagal ginjal.
Cara mandi dengan minyak dan meminum air kelapa tua ini bukan satu-satunya cara dalam tradisi Thalaikoothal. Ada cara lain, seperti menggunakan racun atau obat untuk membunuh ular dan babi. Racun itu kemudian dimasukkan dalam minuman atau makanan orang tuanya. Ada pula yang menyuruh orang tuanya menelan lumpur yang telah dilarutkan dalam air.
Selain itu, ada juga yang memberikan susu pada orang tuanya tanpa putus, secara langsung ke dalam mulutnya sembari menutup hidung rapat-rapat. Susu yang diminum tersebut langsung menuju saluran pernapasan sehingga membuat orang tua menjadi tersedak hingga akhirnya menimbulkan kematian.
Dilansir dari India Times, Thalaikoothal dilakukan oleh hampir 40 desa, tetapi yang paling populer adalah Tamil Nadu. Di kawasan ini terdapat tiga desa dengan praktik Thalaikoothal terbanyak, yaitu Desa Madurai, Virudhunagar, dan Teni.
Karena sering melakukan Thalaikoothal, warga lanjut usia di tiga daerah tersebut sudah menerima kehadiran aktivitas pembunuhan ini sebagai sebuah tradisi. Berbagai macam alasan yang mendasari adanya tradisi ini, namun karena faktor ekonomi yang menjadi populer.
Banyak keluarga merasa kesulitan secara finansial untuk merawat orang tuanya yang telah lanjut usia. Apalagi ketika menua, orang tua biasanya membutuhkan lebih banyak perawatan. Selain itu faktor pikun yang sering melanda orang tua ini seringkali membuat anak-anaknya merasa kesulitan.
Dalam laporan The Hindu, beberapa tahun lalu di Virudhunagar, ada seorang lelaki berusia 80 tahun yang melarikan diri ke rumah kerabatnya. Ia mengatakan jika anak-anaknya sedang merencanakan kematiannya karena ingin mengambil hartanya.
“Dalam satu kasus di distrik Theni, seorang anak lelaki membunuh ayahnya yang sudah lanjut usia sehingga ia bisa bergabung dengan dinas pemerintah,” ucap Dr. Priyamvadha, seorang Asisten Profesor di Departemen Kriminologi Universitas Madras.
Kebanyakan dari mereka melakukan tradisi ini secara diam-diam, dengan tidak menghubungi ataupun mengundang kerabat. Banyak pihak yang sudah menentang, terutama Pemerintah India, namun sampai sekarang tetap masih ada yang menjalankannya.
Apabila cara tradisional Thalaikoothal tidak berhasil membunuh orang tua mereka, biasanya keluarga tersebut akan memanggil dukun setempat. Sang dukun kemudian akan membuatkan resep tablet Valium.
Ada pula dukun yang mengkombinasikan racun dan dosis obat yang sangat fatal. Kombinasi itu kemudian disuntikkan ke tubuh lansia. Hanya menunggu hitungan menit saja, kematian akan datang menjemput.
Selain memanggil dukun, ada daerah lain yang menggunakan pestisida. Seperti di Kariapatti, Ennam Reddiapatti dan Vellore. Pestisida itu akan dicampur dalam teh atau air minum dan diberikan pada orang tua yang telah lanjut usia.
Seorang pria berusia 66 tahun dari desa Ennam Reddiapatti, Dhanushkodi Karupannan, mengatakan bahwa dirinya sudah pernah melakukan Thalaikoothal kepada saudara ipar dan ayahnya.
“Saya telah melakukannya untuk saudara ipar dan ayah saya. Apa lagi yang bisa dilakukan ketika mereka tidak bisa berjuang sendiri? Kami tidak lagi mampu menghidupi diri,” kata Dhanushkodi.
KL For GAEKON