Train To Apocalypse

0
Train
Sumber Foto: kumparan.com

Gaekon.com – Wahana rumah hantu dengan setting tempat di rumah sakit, maupun di rumah tua sepertinya sudah sangat biasa. Namun bagaimana jika settingan rumah hantu ini berada di sebuah stasiun dan kereta api? Iya! Train to Apocalypse!

Event organizer Pandora Box tengah membuka wahana hiburan teatrikal yang tidak biasa, apalagi kalau bukan ‘Train to Apocalypse’ bersama Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta.

Wahana pertunjukan dunia nyata ini berada di dalam gerbong LRT serta Stasiun LRT Boulevard Utara Kelapa Gading dan Velodrome Rawa Mangun, Jakarta.

‘Train to Apocalypse’ ini berlangsung sejak 5 Agustus – 11 September 2022. Wahana ini menjadi wahana kereta zombie pertama di Indonesia yang terinspirasi dari film Train To Busan.

Kalian yang ingin merasakan sensasinya dikejar zombie seperti di film Train to Busan, sepertinya wajib sekali mencoba wahana Train to Apocalypse.

Kalian akan bermain kejar-kejaran dengan zombie, memecahkan teka-teki untuk sampai ke zona aman. Durasi memecahkan teka-teki tersebut adalah 20 menit per sesinya.

Stasiun LRT yang biasanya sekedar sebagai tempat mobilitas masyarakat, kini disulap menjadi sebuah tempat yang menegangkan.

Meski demikian, wahana ini berlangsung di area yang tidak dijangkau oleh pengunjung reguler. Sehingga, jalannya wahana tersebut tidak mengganggu operasional kereta LRT umumnya.

Sensasi Train to Apocalypse

Wahana Train to Apocalypse ini melewati lima stasiun, yaitu Stasiun Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulo Mas, Equestrian, dan berakhir di Velodrome.

Saat berkunjung ke Stasiun Boulevard Utara di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pengunjung akan dibagikan kartu berisi nominal tertentu untuk menaiki wahana.

Sebelum masuk, pengunjung akan dibagi agar berjalan berombongan per kelompok sesuai sesinya. General Manager Operasi dan Pelayanan LRT Jakarta Ampunghuang R Patriadi mengatakan, pengunjung wahana diatur beregu dengan maksimal beranggotakan 10 orang dalam satu regu.

Masing-masing regu bergantian memasuki setiap wahana yang tersedia secara berurutan. Idealnya lima sampai enam orang. Semakin sedikit orang yang masuk maka akan semakin menyeramkan.

Dari pintu masuk, terlihat petugas berpakaian loreng kehijauan layaknya tentara. Ia membawa replika senjata laras panjang. Petugas ini memberikan pengarahan kepada setiap kelompok yang akan memulai perjalanan.

“Bagi yang membawa ponsel atau barang berharga lain, hati-hati, karena ini evakuasi keamanan, evakuasi bencana. Sepatunya yang pakai tali, bisa diikat dulu agar tidak tersandung,” jelas petugas tersebut.

Saat berangkat, pengunjung dapat melihat kondisi Stasiun LRT yang sudah berantakan dan hancur seolah-olah akibat serbuan para zombie. Latar suara yang mengiringi layaknya evakuasi bencana sungguhan, sehingga menambah ketegangan suasana.

Di Stasiun Boulevard Utara, terdapat wahana bernama area kekacauan (Chaos Area), mayat hidup tertidur (Sleeping Zombie), dan pembangunan (Under Construction).

Petugas yang berjaga memastikan bahwa tidak ada yang terluka maupun “terinfeksi” zombie. Sensasi pengejaran zombie terasa berbeda di setiap titik. Hal ini karena ada zombie yang agresif, ada yang hanya berdiri dan ada juga yang tertidur.

Pengunjung kemudian diarahkan memasuki kereta menuju Stasiun Velodrome di Rawamangun, Jakarta Timur. Di dalam kereta, tentunya ada kejutan tak kalah menarik yang menanti para pengunjung.

Saat tiba di Stasiun Velodrome, pengunjung juga akan melewati tiga zona utama. Ketiganya adalah penyintas kanibal (Canibal Survivor), serbuan mayat hidup (Zombie Rush), dan terakhir zona aman (Safety Zone).

Adapun untuk mencapai Safety Zone, pengunjung harus menjawab sejumlah teka-teki, seperti puzzle dan kunci, agar bisa membuka pintu keluar.

Perjalanan pun berakhir bila rombongan sudah berhasil mencapai zona aman. Sepanjang perjalanan, teriakan zombie yang terus mengejar pengunjung memicu adrenalin. Namun, tak perlu khawatir, pasalnya pengunjung tidak akan disentuh oleh para zombie jadi-jadian tersebut.

Train to Apocalypse dorong jumlah penumpang LRT

GM Corporate Secretary LRT Jakarta Sheila Maharshi mengatakan bahwa Train to Apocalypse merupakan wahana hiburan teatrikal yang menyajikan pengalaman bernuansa zombie di Stasiun Boulevard Utara dan Stasiun Velodrome LRT Jakarta.

Tujuan dari kegiatan ini diharapkan dapat mendorong industri kreatif dan hiburan khususnya di DKI Jakarta.

“Di samping menjalankan tugas utama memberikan jasa pelayanan transportasi kepada masyarakat, LRT Jakarta juga terbuka untuk berbagai bentuk kolaborasi dengan pihak-pihak penyelenggara kegiatan, yang tentunya tetap mengedepankan faktor keamanan dan keselamatan penumpang, tidak mengganggu operasional bisnis, dan tidak melanggar kaidah-kaidah maupun visi misi perusahaan,” kata Sheila.

Sheila juga mengatakan acara-acara kreatif seperti ini juga sekaligus bertujuan untuk meningkatkan promosi LRT Jakarta. Jumlah penumpang LRT Jakarta saat ini rata-rata berkisar 1.400 hingga 1.500 penumpang per harinya.

“Nah, dengan kita bikin crowd ini harapannya awareness masyarakat terhadap LRT juga lebih tinggi. Sehingga dapat mendorong jumlah penumpang LRT,” tuturnya.

Harga Tiket Train to Apocalypse

Tenang!!! Harga tiketnya ramah didompet kok, kalian hanya perlu membayar Rp 60 ribu untuk weekday dan Rp 75 ribu untuk weekend. Pembelian tiket bisa dilakukan secara online. Kalian bisa membeli tiketnya melalui link yang dicantumkan Pandora Box di bio Instagramnya.

Untuk jam operasionalnya, Train to Apocalypse buka hari Senin-Jumat pukul 14.00-21.00 WIB. Sedangkan weekend dan hari libur mulai pukul 13.00-22.00 WIB. Sementara pukul 18.00-19.00 WIB adalah jam istirahat.

Siap lari-lari dikejar zombie?

KA For GAEKON