
Karya animasi baru bertema nasionalisme, Merah Putih: One For All meriahkan dunia perfilman jelang momen 17 Agustus.
Film ini disutradarai dan ditulis oleh Endiarto dan Bintang, sementara produsernya adalah Toto Soegriwo.
Lewat laman instagram-nya, @totosoegriwo, dibocorkan film ini menghabiskan biaya produksi mencapai Rp 6,7 miliar.
Proses pengerjaannya makan waktu kurang dari satu bulan saja. Di channel YouTube Historika Film menceritakan sinopsis Merah Putih: One For All.
Ceritanya berpusat pada delapan anak dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Tim Merah Putih.
Misi mereka menjaga bendera pusaka menjelang Hari Kemerdekaan. Tapi drama mulai ketika tiga hari sebelum upacara, benderanya hilang.
Dari situ, mereka memulai petualangan seru yang penuh tantangan: menembus hutan, menyusuri sungai, melawan badai, sambil belajar mengatasi perbedaan demi satu tujuan: mengibarkan bendera di hari bersejarah.
Meskipun mengusung semangat nasionalisme, reaksi warganet rupanya tidak semua positif. Banyak yang menilai eksekusi cerita dan kualitas teknisnya belum maksimal.
“Umm… Didn’t we just had Jumbo few months ago?” tulis seorang pengguna X.
“Tau sendiri hype-nya kayak apa. Benchmark masyarakat buat menilai kualitas animasi ya pakenya Jumbo. Udah nggak bisa lagi jualan cuma pakai kalimat sakti ‘karya anak bangsa’.” Tambahnya.
“Maaf bukan maksud gak nasionalis ya, tapi jujur film ini kerasa kayak hasil tugas proyek PPKn anak SMA yang dikerjain seminggu sebelum deadline,” tulis seorang netizen di YouTube.
“Saya dengar katanya ini film mau masuk bioskop? Saya rasa ngeliatin kursi bioskop kosong selama dua jam mungkin lebih menghibur daripada nonton ini.” Tulis lainnya.
Rupanya, ini bukanlah film animasi pertama Perfiki Kreasindo. Sebelumnya, sudah ada Basement Jangan Turun ke Bawah, Lantai 4, hingga Ramadhan Pertama Tanpa Ayah.
KA For GAEKON



