
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan robot anjing untuk mendeteksi bahaya.
Tim robotika ITS menguji coba robot anjing berkaki empat tersebut di Gedung Pusat Robotika ITS, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/5/25).
Tim robotika ITS mengembangkan robot anjing berkaki empat yang terintegrasi dengan sistem sensor, navigasi dan kecerdasan buatan (AI) yang mampu bergerak mandiri, menginspeksi area industri, menerima perintah verbal dan dirancang mampu memetakan lingkungan serta mendeteksi suhu panas berlebihan.
Sehingga kini untuk patroli industry tidak hanya menggunakan CCTV ataupun satpam. Robot anjing ini dirancang mampu bergerak secara mandiri, berpatroli di area industri, hingga menerima perintah suara menggunakan bahasa alami.
Inovasi ini merupakan buah kolaborasi antara Klaster Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Robotika melalui Pusat Unggulan Iptek (PUI) Artificial Intelligence for Healthcare and Society ITS, Departemen Teknik Komputer ITS, serta Ezra Robotics.
Robot yang didatangkan dari Tiongkok oleh Ezra Robotics tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh Tim Robotika ITS untuk meningkatkan kemampuan sensor, mobilitas, dan otonomi.
Koordinator Tim Robotika ITS Muhtadin ST MT memaparkan, salah satu fokus pengembangan utama robot ini adalah sebagai unit patroli otonom di industri.
Robot tersebut dirancang mampu melakukan pemetaan lingkungan, mendeteksi perangkat panas berlebih, hingga mengidentifikasi anomali di area industri seperti gardu induk listrik.
“Kemampuan tersebut didukung oleh sensor suhu inframerah, sensor akustik, serta navigasi berbasis Lidar dan Global Positioning System (GPS),” jelasnya, dikutip dari detik, Jumat (9/5/25).
Muhtadin juga menerangkan bahwa robot berwarna putih ini dilengkapi dengan kecerdasan berbasis deep learning.
Kemampuan tersebut memungkinkan pengenalan citra model warna aditif dan termal secara otomatis.
“Fitur ini memungkinkan robot untuk melakukan inspeksi rutin secara mandiri, seperti patroli di gardu setiap tiga jam sekali, sekaligus mengirimkan data hasil pengamatan ke pusat kontrol,” terang dosen Departemen Teknik Komputer ITS ini.
Robot ini unggul dalam hal stabilitas dan kelenturan dibandingkan dengan robot beroda. Pasalnya, dari segi mobilitas, robot dengan empat kaki ini mampu beradaptasi di berbagai jenis permukaan, seperti medan berbatu dan menaiki tangga.
Di samping itu, robot ini juga memiliki fitur pengendalian manual menggunakan remote control untuk kasus yang diperlukan demi keamanan.
Selain bidang industri, pengembangan robot ini dapat diterapkan pada sektor kebencanaan dan rumah tangga. Dengan dukungan Large Language Model (LLM) dari Google Gemini, robot dapat menerima perintah menggunakan bahasa alami lalu menerjemahkannya menjadi aksi nyata.
Ke depannya, robot tersebut akan dikomersialisasikan dan dikembangkan untuk mendukung berbagai kebutuhan sektor industri lain seperti pertambangan dan perminyakan.
Selain itu, ITS akan terus melakukan uji coba implementasi robot di lingkungan nyata untuk meningkatkan akurasi kemampuannya.
Pengembangan robot anjing berkaki empat ini juga menjadi bagian dari upaya ITS dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta poin ke-11 tentang Kota dan Komunitas Berkelanjutan.
Melalui inovasi teknologi ini, ITS berkontribusi dalam menciptakan solusi berbasis teknologi yang dapat meningkatkan keamanan, efisiensi industri, serta memperkuat ketahanan komunitas terhadap bencana.
KA For GAEKON



