Gaekon.com – Kediri, Jawa Timur memang terlihat seperti wilayah pada umumnya. Namun wilayah ini menjadi kota tertua yang ada di Jawa Timur. Lantas, pernahkah kalian mendengar, bahwa sampai saat ini presiden takut masuk wilayah Kediri?
Iya! Pada kenyataannya, presiden Indonesia tidak berani masuk wilayah Kediri, mereka percaya bahwa berkunjung ke Kabupaten Kediri bisa membuatnya lengser atau turun dari jabatannya.
Mitos seperti itu sampai saat ini juga masih dipercaya oleh masyarakat, terlebih masyarakat sekitar Kediri. Mitos Kota Kediri selama ini dianggap sebagai wilayah ‘wingit‘ yang tak boleh didatangi oleh presiden Republik Indonesia sangat kuat.
Sebab dari enam presiden yang berkuasa di republik ini hanya dua presiden yang berani datang ke Kota Kediri yakni Soekarno dan Gus Dur, dan kedua-duanya akhirnya diturunkan dari kursi presiden dengan cara politik.
Kutukan Pada Kerajaan Kediri
Mitos presiden berkunjung ke Kediri ini rupanya memiliki hubungan dengan sejarah Kerajaan Kediri. Dalam riwayat Babat Kadhiri, konon terdapat kutukan pada kerajaan Kediri ketika terlibat dalam peperangan dengan musuh.
Salah satunya adalah akibat kutukan Kartikea Singha suami Ratu Shima yang juga penguasa Kerajaan Kalingga (pra Mataram Hindu abad ke-6) di Keling Kepung Kabupaten Kediri.
Budayawan penulis Atlas Walisongo, Kiai Ngabehi Agus Sunyoto mengatakan bahwa kutukannya cukup jelas.
“Kutukannya cukup jelas, siapa kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kota Kediri maka dia akan jatuh,” jelas Mas Agus.
Pada masa pemerintahan Kartikea Singha, sebagai kepala negara dia menyusun kitab tentang hukum pidana pertama di nusantara yang diberi nama Kalingga Darmasastra yang terdiri dari 119 pasal.
“Ini sangat tergantung kepada keyakinan sebenarnya untuk masuk wilayah Daha (Kota Kediri), namun sebagian besar tidak berani masuk wilayah Kota Kediri,” tambahnya.
Lokasi Kerajaan Kalingga yang sebenarnya adalah di wilayah Jepara Jawa Tengah, pasalnya Ratu Shima memang berasal dari Jepara atau yang dikenal dengan nama Kalingga Utara. Sedangkan suaminya Kartikea Singha berasal dari Keling Kepung Kediri atau yang dikenal dengan Kalingga Selatan.
Dalam sejarah nusantara di daerah Keling Kepung ini pernah kembali berjaya pada periode akhir Majapahit, tatkala kerajaan itu mengalami disintegrasi, rupanya penguasa Kediri bangkit kembali dan pada tahun 1474 berhasil menumbangkan hegemoni majapahit.
Jawa dalam keadaan pecah belah itu kekuasaannya sampai tahun 1527, bergeser kembali ke Kediri (Daha) dengan pusat kekuasaan di Keling (Kepung-Kediri) di bawah Dinasti Girindrawardhana. Dalam Prasasti Jiu disebutkan bahwa pada tahun 1486 M, nama kerajaannya: Wilwatikta Daha Jenggala Kadiri.
Dan kerajaan ini pun berakhir akibat perluasan Islam, oleh intervensi Giri yang menganggap dinasti yang berkuasa bukanlah kelanjutan dinasti yang memerintah majapahit terdahulu.
Sejumlah Presiden RI yang lengser keprabon dikaitkan dengan kunjungan mereka ke tanah Kediri. Mulai dari Sukarno, BJ Habibie, dan Gus Dur.
Sebagai catatan, Habibie tak kembali menjadi presiden setelah berakhir masa tugasnya karena memang tidak ikut konstestasi Pemilu 1999. Sementara Seoharto yang menjadi Presiden 32 tahun tak pernah menginjakkan kaki di Kediri namun tetap lengser pada 1998.
Kediri Wilayah ‘Wingit’
Disaat Indonesia merdeka dari penjajahan pada tahun 1945, selain Soekarno dan Gus Dur yang berani masuk wilayah Kota Kediri, lainnya rata-rata hanya diwakilkan kepada wakil presidennya.
Kalaupun berani masuk wilayah Kediri, pasti hanya di pinggirannya saja, tidak berani masuk jantung pemerintahannya.
Seorang pengamat sejarah Kota Kediri yang sekaligus seorang paranormal, Ki Tuwu menyatakan bahwa Kediri ini adalah kota wingit dan semua pihak mengakuinya.
“Sabdo nya Kartikea Singha itu masih berlaku di Kediri. Begitu pun jika ada pejabat di Kota Kediri yang berani membawa harta dari Kota Kediri dengan cara yang tidak halal maka dia akan keluar dari Kota Kediri dengan tidak punya apa-apa,” ungkapnya.
Dikaitkan Dengan Kutukan Sungai Brantas
Masyarakat setempat juga mengaitkan kutukan ini dengan beberapa dengan tempat, misalnya Simpang Lima Gumul di Kediri, yang dipercaya sebagai pusat Kerajaan Kediri.
Sementara kisah lain mengaitkan mitos dengan kutukan Sungai Brantas yang menjadi tapal batas Kerajaan Kediri, yakni bila ada raja, kini disebut presiden, masuk ke Kediri melewati Sungai Brantas maka akan lengser.
KA For GAEKON