Kebiasaan yang tidak teratur menjadi salah satu ciri khas yang dimiliki anak kos. Iya ! Penyesuaian demi penyesuaian mereka lakukan hanya untuk bertahan hidup. Kebiasaan yang dilakukan di rumah akan sangat berbalik 180 derajat ketika berada di perantauan.
Harus terbiasa menjadi anak yang mandiri tanpa didampingi dengan orang tua. Mulai melakukan semuanya sendiri, termasuk untuk menyiapkan kebutuhan makan. Bukan lagi disiapkan oleh orang tua, melainkan memasak makanan sendiri.
Ada sebagian anak kos yang memang melakukan semuanya sendiri, seperti berbelanja sayur ke pasar hingga mengolah makanan sendiri di dapur. Namun tidak sedikit juga anak kos yang membeli makanan instan di luar, karena kesibukannya yang cukup padat.
Aktivitas padat yang dilakukan di luar, seringkali menyita waktu mereka dan membuat kondisi tubuh menjadi lemah. Hal ini yang membuat mereka akhirnya tidak sempat untuk memasak sendiri. Alhasil mereka akan jajan sembarangan, asal membeli makanan tanpa memilih yang penting perut terasa kenyang.
Gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat ini seringkali menyebabkan gangguan pada sistem metabolisme di tubuh. Akibatnya berbagai macam gangguan kesehatan akan dialami. Seperti yang dikutip GAEKON dari Idntimes, berikut beberapa gangguan kesehatan yang biasa menimpa anak kos :
- Maag
Gangguan kesehatan pertama yang seringkali dialami anak kos adalah sakit maag. Kebiasaan makan yang tidak teratur menjadi pemicu utama penyakit maag menyerang anak kos. Terkadang menggabungkan jadwal makan antara sarapan dan makan siang menjadi satu. Hal ini dilakukan untuk menghemat pengeluaran atau karena malas keluar.
Melansir dari detikmanado.com, pada lambung terdapat enzim renin, pepsin, dan asam klorida. Tingkat keasaman (pH) dilambung orang sehat umumnya 4-5 (pH), namun pada penderita sakit maag bisa sampai 1 pH (sangat asam). Maag sendiri adalah peradangan yang terjadi di lambung akibat meningkatnya sekresi asam dalam lambung, iritasi/pelukaan pada lambung.
Hal ini, apabila dibiarkan berlarut-larut akan menjadikan kerja lambung dan sekeresi asam lambung menjadi terganggu. Gejala yang dirasakan biasanya berupa nyeri di ulu hati, mual dan muntah. Maag perlu mendapatkan penanganan, karena apabila dibiarkan dapat menimbulkan luka di lambung.
- Sakit Perut Sampai Diare
Gangguan kesehatan selanjutnya yang sering dialami anak kos adalah sakit perut. Sakit perut ini bukan sakit perut biasa, banyak yang berlanjut sampai ke diare. Hobi mengeksplor makanan baru dan berbagai macam jajanan menjadi rutinitas wajib yang selalu dilakukan anak kos. Makanan yang dicobanya juga tidak biasa, kebanyakan makanan yang sangat pedas, karena menurut mereka makanan tersebut sangat menantang. Makanan yang tidak terjamin kebersihannya atau yang terlalu pedas bisa menimbulkan keluhan sakit perut. Bahkan apabila perut sudah tidak kuat menahannya akan menimbulkan diare.
Diare ditandai dengan buang air besar sebanyak lebih dari tiga kali dalam sehari dengan konsistensi feses cair. Apabila tidak segera ditangani, diare dapat menimbulkan dehidrasi berat. Maka dari itu memilih makanan yang sehat memang sangat diperlukan. Karena tidak semua kondisi perut dapat menerima rasa pedas tersebut.
- Tifus atau Demam Typhoid
Gangguan kesehatan ketiga yang biasa dialami anak kos adalah tubuh terasa demam atau tifus. Sumber penyakit tifus adalah bakteri bernama Salmonela typhii. Bakteri ini dapat masuk ke pencernaan melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut. Makanan akan terkontaminasi bakteri ini jika tidak terjaga kebersihannya. Tifus dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii.
Dilansir dari doktersehat.com, gejala yang timbul setelah terinfeksi penyakit ini antara lain berupa kehilangan nafsu makan, lemas, diare, sakit kepala, demam, dan nyeri. Penyakit ini, jika sudah menyerang biasanya mengharuskan penderitanya mendapatkan perawatan intensif.
- Anemia
Selain tifus, gangguan kesehatan lainnya yang biasa dialami anak kos adalah anemia. Makan asal kenyang menjadi satu semboyan yang dianut anak kos, terutama di tanggal tua. Komposisi nutrisi dalam makanan biasanya menjadi urutan kesekian yang diperhatikan. Padahal, tubuh tidak hanya membutuhkan energi melainkan juga mineral dan vitamin lain yang membantu metabolisme.
Salah satunya zat gizi yang tidak terpenuhi akibat pola makan asal kenyang ini adalah anemia. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan. Anemia biasa ditandai dengan pucat, letih, lelah, lesu, dan pening berputar.
- Hipertensi
Hipertensi juga masuk dalam deretan gangguan kesehatan yang sering dialami anak kos. Mengonsumsi makanan instan dan cepat saji sudah menjadi rutinitas anak kos. Selain mudah didapat mereka juga tidak harus ribet mengolah makanan sendiri. Tanpa disadari makanan tersebut justru mengandung natrium yang tinggi.
Asupan natrium yang tinggi inilah yang menjadi pemicu timbulnya tekanan darah tinggi. Kebutuhan natrium harian tubuh tidak lebih dari 1500 mg perhari. Apabila yang dikonsumsi dari itu, natrium akan menimbulkan efek merugikan seperti hipertensi. Hipertensi sendiri seperti yang kita tahu merupakan gerbang dari berbagai penyakit degeneratif berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, dan sebagainya.
Itulah 5 jenis gangguan kesehatan yang seringkali menyerang anak kos. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dan pola hidup yang tidak benar dapat menjadi bumerang kita sendiri. Berhemat boleh, tetapi jangan lupakan kandungan gizi apa yang wajib dikonsumsi oleh tubuh. Karena kalau gangguan kesehatan sudah mulai menyerang, yang ada tidak jadi berhemat, justru uang kita akan habis untuk berobat ke dokter.
KL For GAEKON