Gaekon.com – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyebut bahwa dirinya membutuhkan orang yang mempunyai kompetensi di bidang IT (Teknologi informasi) untuk membongkar Pilpres 2024.
Ganjar penasaran dengan besaran perolehan suara ‘asli’ dirinya Bersama calon wakilnya, Mahfud MD.
Ganjar menuturkan, belakangan muncul setumpuk pertanyaan setelah melihat dinamika proses rekapitulasi penghitungan suara.
Ganjar menyinggung soal para saksi yang menolak tanda tangan berita acara hasil rekapitulasi Pilpres 2024.
“Terlihat di media, mainstream maupun sosial, orang angkat tangan, tidak setuju, nggak mau tanda tangan rekap dan seterusnya. Muncul cerita-cerita berapa sebenarnya perolehan yang real, kami bekerja itu,” kata Ganjar di kediaman Butet Kertaredjasa, Kasihan, Bantul, DIY, Senin (11/3).
Ganjar mengakui bahwa untuk menyelesaikan dan Solusi atas permasalahan akhir-akhir ini, yaitu orang-orang yang mempunyai kompetensi di bidang IT.
“Sebenarnya yang dibutuhkan hari ini adalah mereka yang mempunyai kompetensi di bidang IT untuk menceritakan dan membongkar apa yang terjadi. Ya bocor-bocorannya sudah ada sih analisa analisisnya, berapa persen sih Ganjar-Mahfud sebenarnya,” tambahnya.
Sebelumnya, Mahfud menyebut perolehan suaranya di Pilpres 2024 dikunci hanya 17 persen. Isu ini telah ia dengar sebelum pemungutan suara.
“Ya biar saja diolah di masyarakat, itu kan juga sudah lama, sebelum pemilu kan juga sudah ada. Sebelum pemungutan suara isu itu sudah ada,” ujar Mahfud.
Isu ini berawal dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut ada algoritma yang digunakan untuk menghalangi perolehan suara Ganjar-Mahfud sehingga hanya bisa mencapai 17 persen.
Hasto mengatakan hal itu ia ketahui setelah bicara dengan sejumlah pakar teknologi informasi. Namun, ia tak menyebut siapa dan dari mana pakar tersebut.
KA For GAEKON