Kapan Handuk Mandi Harus Dicuci?

0
Handuk
Sumber Foto: portaljember.pikiran-rakyat.com

Gaekon.com – Handuk mandi yang kita pakai setiap hari selesai mandi ini sebenarnya harus rutin diganti. Banyak orang yang mengganti handuk menunggu hingga handuknya benar-benar kotor terlebih dahulu. Namun sebenarnya kapan handuk mandi harus dicuci?

Handuk berasal dari bahasa Turki yang artinya kain penyeka “badan”. Pada kehidupan sosial masyarakat Turki abad ke-18, handuk dibedakan atas kegunaannya untuk mengusap kepala, bahu, dan pinggul. Seiring berjalan waktu, handuk bertransformasi untuk memenuhi kebutuhan mandi harian.

Beberapa orang juga menyebut handdoek dalam bahasa Belanda. Handuk pada masa itu terbuat dari serat katun atau sutra. Fungsinya untuk mengeringkan badan lebih cepat setelah tubuh kebasahan.

Kebersihan handuk juga harus tetap terjaga karena mampu mencerminkan kebersihan pribadi. Handuk yang tidak bersih bisa menempelkan kuman dan bakteri sehingga menimbulkan penyakit kulit.

Masyarakat Indonesia biasanya mandi 2x sehari, hal ini tentu membuat handuk menjadi cepat kotor. Semakin sering penggunaan handuk, berarti semakin banyak jumlah bakteri dan kuman yang pindah dari tubuh ke handuk itu.

Pertanyaan terbesarnya adalah, berapa hari sekali kalian mencuci handuk?

Tiga hari sekali, seminggu sekali, atau bahkan sebulan sekali?

Laman House Beautiful pernah melansir sebuah penelitian kalau sebaiknya handuk mesti dicuci setelah 3-4 kali dipakai. Ada juga yang mengatakan jika handuk baru diganti setelah satu pekan.

Memang banyak pendapat soal berapa sering handuk mesti dicuci. Hal ini tergantung dari pemakai handuk, semakin sering dipakai maka harus rutin mengganti handuk.

Menurut Profesor ilmu kesehatan lingkungan di University of Arizona, Kelly A Reynolds, PhD jika sekali dipakai saja handuk sudah berbau tak sedap, kondisi itu bisa menunjukkan bahwa telah banyak bakteri dari kulit yang menempel di handuk.

“Umumnya handuk dipakai untuk menggosok kulit sehingga permukaannya akan penuh dengan tumpukan sel kulit mati. Ditambah lagi dengan kondisi lembab karena tidak dijemur maka akan tercipta lingkungan yang sempurna bagi bakteri, kuman, dan jamur untuk tumbuh subur,” kata Reynolds.

Untuk itu, Reynolds menyarankan saat mencuci handuk mandi sebaiknya rendam dulu dengan air panas sebelum dicuci.

“Hal itu bertujuan untuk memastikan bahwa kuman dan bakteri serta jamur di handuk-handuk tersebut mati. Setelahnya Anda bisa menggunakan deterjen untuk mencucinya,” pungkas Reynolds.

Ini yang akan terjadi jika tidak sering mengganti handuk!

  1. Infeksi Kulit

Mengeringkan tubuh dengan handuk kotor akan membuatmu berisiko terkena infeksi. Menurut ahli mikrobiologi di University of Arizona, Charles Gerba hampir 90% handuk kamar mandi terkontaminasi oleh bakteri coliform, kelas bakteri yang ditemukan dalam kotoran manusia.

“Ketika Anda menggunakan handuk dengan penuh semangat, Anda menggaruk kulit Anda,” kata Dr. Gerba. Kerusakan kecil di kulit yang celakanya terlalu kecil untuk diperhatikan memberi jalan masuk bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh.

Handuk yang kotor juga akan memicu jamur yang menyebabkan gangguan kulit. Masalah kulit ini seperti panu, alergi, ruam kulit, bahkan infeksi kulit yang lebih serius.

  1. Jerawat

Handuk yang lama tidak diganti ini juga bisa membuat kalian menjadi berjerawat. Ketika mengeringkan wajah dengan handuk, secara tidak langsung memindahkan sisa kotoran, minyak, dan lainnya dari wajah ke handuk.

Kotoran dan kuman ini terus berkembang dan jika handuk terus digunakan, kuman akan berpindah lagi ke wajah. Saat kalian menggosok kulit terutama pustula yang terbuka dengan handuk kotor, bakteri bisa menyerang kulit dan memberi jerawat yang menyakitkan.

  1. Memicu MRSA

Memakai handuk setelah mandi secara tidak langsung memindahkan bakteri kulit ke handuk. Bakteri itu kemudian berkembang biak, hari demi hari.

Untuk sebagian besar, pengeringan dengan handuk yang ditutupi bakteri kulit kalian sendiri tidak akan membahayakan. Tetapi jika kalian membawa bakteri patogen seperti MRSA, seperti yang dilakukan oleh sekitar 10% orang sehat, dan juga kulit kering atau pecah-pecah, kalian dapat menulari diri sendiri, kata Susan Whittier, PhD, direktur layanan mikrobiologi klinis di New York-Presbyterian / Columbia University Medical Center.

Ada kemungkinan yang lebih kecil bahwa infeksi akan meluas ke luar kulit. Tetapi jika bakteri ini masuk ke dalam darah, kondisi ini akan berakibat fatal.

MRSA atau Methicilin-resistant Staphylococcus aureus, adalah bakteri gram positif yang menyebabkan berbagai infeksi yang sulit ditangani. Infeksi ini tahan terhadap banyak antibiotik, maka dari itu penanganannya tergolong sulit. MRSA dapat menembus jauh ke dalam tubuh, menyebabkan penyakit menular seperti tulang, sendi, darah, katup jantung, dan infeksi paru-paru.

KA For GAEKON