Simbol Kecantikan Wanita Suku Mentawai, Ini Tradisi Kerik Gigi

0
Suku Mentawai
Sumber Foto: Youtube Indigenous Education Foundation

Gaekon.com – Tradisi turun temurun dari nenek moyang disetiap daerah sudah mulai luntur, bahkan hilang tersapu jaman.

Banyak anak muda yang tidak percaya lagi dengan kepercayaan nenek moyang jaman dahulu. Hal inilah yang membuat mereka tidak meneruskan kembali tradisi yang ada.

Namun, Suku Mentawai yang berada di Kepulauan Mentawai, Pulau Pulau Siberut, Sumatera Barat tetap mempertahankan tradisinya sampai saat ini.

Salah satu tradisi yang masih dipertahankan yaitu tradisi kerik gigi. Tradisi ini diperuntukkan bagi wanita Suku Mentawai.

Kerik gigi sendiri adalah menggosok, mengasah, atau mengerik bagian gigi hingga runcing.

Simbol Kecantikan dan Kedewasaan

Wanita suku Mentawai harus meruncingkan atau mengerik gigi mereka. Gigi yang runcing menjadi simbol kecantikan dan tanda kedewasaan wanita di daerah sana.

Dalam melakukan tradisi ini, wanita Suku Mentawai harus menahan rasa sakit yang tidak sebentar. Gigi mereka akan dikerik atau diruncingkan dengan runcingan yang terbuat dari besi atau kayu yang sudah diasah hingga tajam. Tidak hanya satu gigi saja, melainkan semua (23) gigi mereka harus dikerik.

Selama proses berlangsung, wanita suku Mentawai tidak dibius seperti yang dilakukan oleh dokter gigi bila akan melakukan pencabutan gigi.

Makna Kerik Gigi

Dalam tradisi ini sebenarnya memiliki makna untuk mengendalikan diri dari enam sifat buruk manusia yang sudah tertanam sejak dulu, atau yang dikenal dengan nama Sad Ripu.

Enam sifat buruk ini adalah hawa nafsu (Kama), tamak (Lobha), marah (Krodha), mabuk (Mada), iri hati (Matsarya), dan bingung (Moha).

Penduduk suku Mentawai percaya bahwa wanita yang memiliki gigi runcing seperti hiu memiliki nilai lebih daripada yang tidak bergigi runcing.

Masyarakat Mentawai percaya apabila manusia memiliki dua wujud, yaitu arwah dan tubuh yang tidak akan binasa. Apabila mereka tidak puas dengan penampilan fisiknya, mereka akan terkena penyakit dan ditarik ke dunia lain.

Kepercayaan inilah yang membuat suku Mentawai menghias tubuh mereka dengan tato dan mengubah bentuk gigi, agar jiwa mereka selalu bahagia dan panjang umur.

Upacara Kerik Gigi

Upacara Kerik Gigi tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, namun biasanya yang bertindak langsung adalah ketua adat Suku Mentawai. Alat yang digunakan yaitu sebilah perangkat dari kayu atau besi yang sudah diasah hingga tajam.

Ketua adat akan mengasah gigi satu per satu hingga berbentuk runcing seperti gigi ikan hiu. Lama proses untuk satu gigi biasanya sekitar 30 menit, dan dilakukan tanpa istirahat.

Tak seperti tindakan oleh dokter gigi, upacara kerik gig ini dilakukan tanpa pembiusan. Untuk menahan rasa sakit, wanita Suku Mentawai biasanya menggigit pisang hijau yang masih keras.

Setelah satu gigi selesai dikerik, langsung dilanjutkan ke gigi berikutnya hingga selesai tanpa jeda waktu.

 

KA For GAEKON