Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta Jemaah haji asal Indonesia agar menghindari kontak dengan unta selama beribadah di tanah suci.
Hal ini sebagai salah satu Upaya mencegah penularan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes Achmad Farchanny Tri Adryanto menyebut virus MERS-CoV erat berkaitan dengan infeksi manusia dari unta tunggangan di beberapa negara Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan.
Farchanny mengungkapkan agar para Jemaah tidak sembarangan saat sedang jalan-jalan di tanah suci, maupun ke pasar mencari oleh-oleh.
“Jangan sering jalan-jalan di sana, ke pasar cari oleh-oleh, apalagi kalau jalan-jalannya ke peternakan unta. Fokuslah dengan ibadahnya, ke Masjid Nabawi atau ke Masjidil Haram untuk ibadah,” kata Farchanny, dikutip dari CNN, Sabtu (18/5/24).
Penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah yang utama untuk menjaga Kesehatan. Farchanny meminta agar jemaah selalu memakai masker ketika berada di tempat-tempat keramaian.
Selain itu, Farchanny juga menyarankan agar para Jemaah menghindari mengonsumsi produk-produk unta secara mentah, seperti susu unta salah satu contohnya.
“Kemudian hindari mengonsumsi produk-produk unta secara mentah. Susu unta banyak di sana. Boleh minum susu, tapi harus sudah dimasak. Makan daging unta, sate unta ya boleh, tapi sudah dimasak dengan matang,” lanjutnya.
Di sisi lain, ia juga meminta agar para jemaah tetap menjaga kondisi fisik masing-masing, karena virus akan lebih berpotensi menular kepada manusia ketika daya tahan tubuh melemah atau kurang baik.
Adapun sebagian besar kasus konfirmasi MERS mengalami sindrom saluran pernapasan akut yang berat. Gejala awal yang paling sering ditemukan, yaitu demam, batuk, dan sesak napas.
Apabila jemaah terlanjur berkontak dengan unta seperti berfoto naik unta dan bersentuhan langsung dengan badan unta, maka jemaah tersebut harus segera membersihkan tangan dengan penyanitasi tangan atau cuci tangan pakai sabun.
KA For GAEKON