Filosofi Jumbrek, Jajanan Khas Lamongan

0
Jumbrek
Sumber Foto: Koran Memo

Gaekon.com – Jumbrek, salah satu makanan Khas Paciran, Lamongan. Jumbrek terbuat dari campuran tepung beras, gula, dan santan.

Jajanan tradisional ini memiliki bentuk kerucut yang dibungkus dengan daun siwalan atau kata lainnya adalah daun lontar.

Pohon siwalan sendiri banyak ditemui di sepanjang jalur pantai utara Jawa Timur, seperti Gresik, Lamongan, dan Tuban.

Simbol Kesuburan

Tidak hanya rasanya yang unik dan legit, jumbrek juga memiliki makna filosofis di dalamnya. Diungkapakan bahwa jumbrek merupakan simbol dari kesuburan.

Dalam tradisi Jawa jumbrek adalah simbol atau lambang untuk laki-laki, sedangakan jadah atau ketan merupakan simbol unruk perempuan.

Jadi Suguhan Tamu

Sejarah makanan jumbrek ini, pada abad ke 15 hingga 16, Pulau Jawa bagian pesisir utara menjadi salah satu sasaran dakwah para wali.

Jumbrek kerapkali menjadi sajian atau suguhan untuk tamu yang datang kerumah. Dalam acara tradisi “sedekah bumi”, jumbrek biasa menghiasi salah satu kelengkapan makanan tradisional.

Proses pembuatan Jumbrek

Pembuatan kue jumbrek membutuhkan waktu yang cukup lama. Proses pengadukan tepung beras dengan santan membutuhkan waktu 25 menit.

Dalam waktu yang sama, sirup gula siwalan direbus dengan sedikit air di dalam tungku kayu bakar hingga sirup mendidih dengan waktu kurang lebih satu jam. Setelah mendidih, sirup gula siwalan dituangkan pada adonan tepung beras dan santan yang sudah dicampur.

Tambahkan sedikit tepung tapioka untuk menambah tekstur kenyal lalu aduk hingga rata. Kemudian, adonan ini dimasukkan kedalam daun lontar yang telah dibentuk menjadi kerucut.

Seluruh adonan yang sudah dimasukkan kedalam daun lontar dikukus hingga kurang lebih 30 menit hingga jumbrek benar-benar matang.

Jika musim nangka tiba, biasanya jumbrek dicampur dengan potongan nangka untuk menambah citarasa yang beragam. Kalian dapat membelinya dengan harga rata-rata Rp.20.000 –Rp.30.000 per ikatnya.

Cara Unik Makan Jumbrek

Karena bentuknya yang unik, jumbrek memiliki cara tersendiri untuk memakannya. Biasanya masyarakat memakan kue jumbrek dengan mendorong ujung bawah daun siwalan, kemudian kue jumbrek akan keluar ke atas dan dapat dimakan.

Cara ini adalah cara khas masyarakat Paciran, Kabupaten Lamongan. Selain itu, jumbrek dapat dimakan dengan cara dibuka bulatan daun siwalan yang membungkus dari atas kemudianl angsung dimakan.

 

KA For GAEKON